01. Akhir ialah Awal

69K 7.1K 145
                                    

Setiap individu yang hidup, memiliki akhir yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa, bahkan bunga edelweiss yang terkenal dengan julukan
"bunga abadi" pun pasti memiliki saat dimana dia akan layu, terurai dan bersatu dengan tanah. Tidak ada yang tidak berakhir didunia ini.

Bahkan, sepertinya, ini adalah saat dimana gadis ini akan menemui akhir dari kehidupan dirinya sendiri.

"Kehadiran ku tidak pernah diinginkan." Temannya menoleh, mereka berada di trotoar, sepulang sekolah. Bersama, seperti biasa.

"Apa maksudmu? Apa keluarga tiri mu itu berbuat ulah lagi? Apa mereka menyakiti mu?" Ia tersenyum, kearah sahabat yang selama ini selalu menemani setiap langkahnya.

"Tau begini aku akan meminta kepada orang tua ku untuk mengadopsi mu!"

"Tidak, bukan begitu."

"Lalu apa?" Gerutunya kesal. "Kau tidak akan berkata seperti ini jika kau tidak disakiti sedikitpun oleh keluarga mereka. Berhenti pura-pura baik didepan orang lain!" Ocehnya, hanya kepada gadis itu, ia hanya tersenyum kecil.

Tidak akan semudah itu.

"Kau ini, harusnya kau tidak perlu memedulikan diriku, peduli pada diri sendiri itu juga harus..." Ucapnya seraya tersenyum lebar.

"Huh, lihat saja, malam ini aku akan bicara pada orang tua ku! Mereka pikir mereka siapa? Seenak jidatnya saja memperlakukan mu dengan buruk hanya karena statusmu!"

"Lebih baik sekarang, kita menunggu bus berikutnya."

Yulia, adalah putri dari hubungan diluar nikah, setelah ia berusia 6 tahun, ibunya langsung menyerahkan diri nya kepada keluarga ayahnya. Dan disanalah semua bermula, dirinya ditolak mentah-mentah oleh para anggota keluarga barunya, termasuk ayahnya sendiri. Biaya sekolah nya selama ini pun dibatasi, ia tidak dapat seaktif anak-anak yang lain. Bahkan untuk uang jajan pun, tidak bisa seenaknya ia meminta.

Hanya Yuna dan keluarga nya saja yang peduli padanya.

Meski begitu, tetap saja ia menginginkan kasih sayang keluarga tirinya.

"Lebih baik kau mati saja! Itu lebih baik daripada kami yang harus terus-menerus membiayai pendidikan mu! Dasar anak pelacur!"

"Heh, Cinderella kw, lebih baik kau mengerjakan tugas ku daripada membaca novel muraha tak jelas begitu! Hahaha"

"Anak sialan! Sudah kubilang kalau mau makan kau hanya bisa makan makanan bekas kami!"

"Anak pelacur sialan! Enyah dari hadapan kami!"

Keterlaluan memang.

"Yulia!"

"Ya?!"

"Bagaimana dengan novel yang ku pinjam kan padamu? Seru?"

Novel yang Yuna maksud adalah novel fiksi sejarah yang menceritakan kisah sorang tokoh utama bernama Helena yang selalu diganggu oleh tokoh penjahat bernama Annika. Mereka berdua adalah Bangsawan yang merupakan kandidat Putri mahkota. Meski pada akhirnya, Helena yang merupakan tokoh utama menjadi putri mahkota dan hidup bahagia dengan pangeran, sedangkan Annika yang berniat membunuhnya sudah mati ditangan tokoh pemeran pendukung, Carlos.

"Lumayan, meski agak klise..."

"Tapi tetap saja! Ceritanya aku suka!!! Apalagi saat adegan debut mereka berdua!"

"Ya, ya, ya, sayangnya tokoh antagonis nya mati."

"Bukankah bagus? Jadi Helena bisa hidup bahagia dengan pangeran Hans! Sayang sekali, padahal Carlos juga mencintai Helena."

Yulia tertawa pelan, ia lalu memasang earphone pada telinga, membiarkan lagu dari idol favorit nya menari-nari didekat gendang telinganya. Seraya menunggu bus berikutnya berhenti dihalte tempat mereka saat ini berdiri.

"Ayo." Yuna menariknya kedalam bus bersama. Duduk pada barisan ketiga dari depan. "Ah, nanti kalo mau kerjakan tugas bersama ya?"

"Baiklah."

Bus mulai berjalan, menuju halte berikutnya. Yuna sibuk menghubungi ayahnya untuk membicarakan sesuatu. Sementara Yulia berfokus pada sisi jalanan yang bus lewati.

"Ayah, nanti kita makan bersama Yulia boleh?"

"...."

"Baiklah, aku sedang dalam perjalanan"

Semua berjalan seperti biasa, hingga tiba-tiba...

TIIIIIIIIIIIIIIN.....

"Aku sayang ayah!"

Mata Yulia membulat sempurna. Hingga sesuatu yang menyakitkan mulai menyentuh kulit dan melahap sedikit demi sedikit kesadaran nya.

BRAAAAAK....

semua hancur tak bersisa, orang lain yang menyaksikan hanya bisa berteriak histeris tatkala melihat api besar yang dihasilkan dari tong minyak yang diangkut truk yang baru saja bertabrakan.

Tidak ada korban yang selamat dalam peristiwa itu. Meski begitu. Diam-diam Yulia tersenyum kecil diantara kesadaran nya yang kian menipis.

"A..ku..bebas..."

Pandangan nya kian memburam, tidak apa, ia sudah siap untuk ini. Katup matanya mulai menutup, menyisakan setetes air mata. Rasa sakit tadi mulai menghilang. Bergantikan dengan hilangnya panca Indra ditubuhnya.

Selamat tinggal.

kesempatan kedua, dia tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Dia sudah cukup tidak baik-baik saja dengan kehidupan nya selama ini. rasa sakit memenuhi seluruh tubuh nya saat kecelakaan hebat terjadi. tidak apa, karena tidak akan ada orang yang menangisi kepergian dirinya juga.

"Annika?"

Dia pikir ini adalah akhir, selesai sudah, ternyata tidak. Dia malah kembali lagi, ditempat dan dalam kehidupan berbeda.

ditubuh orang lain!!!

ditubuh orang lain!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Don't forget to vote, ok?

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang