03. si Mata Merah

45.7K 6K 108
                                    

Kutatap jalanan bersalju pusat kota saat ini, banyak kegiatan jual beli yang saat ini terjadi dimusim dingin begini. Kutiup kedua tangan ku yang kedinginan, jujur aku belum terbiasa dengan semua ini. (Hidup seperti ini membuatku berpikir dua kali, apa musim dingin seindah yang dikatakan orang-orang? Tidak, sangat tidak benar. Bahkan rasanya aku lebih suka hidup ditempat tropis dengan sinar matahari diatas kepalaku seperti dulu.) Sangat tidak terbiasa...

"Nona, kereta sudah berhenti, apa anda mau saya yang membelikan rotinya? Diluar dingin." Tawar Nana padaku. Aku menggeleng, "tidak, aku akan membelinya sendiri."

Saatnya kita menjelajah! (Ala dora:')

Mataku mengarah pada toko roti diujung sana, terlihat banyak bangsawan keluar masuk toko roti itu. Yap, bread bakery memang terkenal dikalangan atas. Bahkan aku dapat mencium bau roti yang saat ini menjelajah keluar diantara dingin nya udara. "Ayo Nana."

Kubuka toko roti itu, bel diatas berdenting tanda masuk pelanggan, dan mataku langsung disuguhkan pemandangan roti, pastry berjejer ala cafe zaman modern. (Macam J.co dan BreadTalk?) Dan harum rotinya... Astaga! Fokus! Kita harus mencari Carlos saat ini!

"Selamat datang di kedai roti saya, nona muda. Apa anda mencari sesuatu?" Aku menoleh keasal suara, menatap seorang pria yang seperti nya pemilik toko roti ini.

"Oh, saya akan memilih sendiri..."

Aku hanya akan memilih Beberapa pastry dan menunggu datangnya Carlos lalu boom, akan kutangkap dia dan kukurung dipenjara bawah tanah agar---(hentikan, aku telah berpikir yang tidak-tidak...)

"Nona, sepertinya yang ini enak, oh ini juga, dan ini croissant ini nampak manis."

"Ambil saja sesukamu..."

"Ya? Apa!"

Aku terkekeh kecil. "Aku tidak bercanda..." Nana nampak terharu. "Nona kecil ku sangat baik, anda adalah titisan malaikat...hiks.."

"Non--"

DEG

Nafas ku memburu tatkala mendapati semua kegiatan yang terjadi saat ini tiba-tiba terhenti, kutatap jam gadang dipojok toko ini. Benar saja, waktu tiba-tiba terhenti seperti sihir, Nana yang hendak mengambil pastry juga berhenti. Bagai patung yang melebihi karya seni terkenal dunia.

Kring..

"Eh?" Aku menoleh, kala mendapati suara lonceng dari pintu masuk. seorang anak laki-laki dengan jubah lusuh masuk. Dan aku baru menyadari, ini sihir pemberhentian waktu.

Inilah salah satu keistimewaan dari keluarga Marquis Raihanna yang dikenal dengan iris mata amethys nya yang istimewa. Mereka kebal dari sihir apapun. Tapi tidak dengan luka atau apapun itu yang menyakiti fisik dan mental.

Anak berjubah itu mengambil beberapa kue dari keranjang para pembeli, menyimpan nya dalam jubahnya. Dia tak menyadari kehadiran ku... Dasar pencuri tingkat amatir. Tunggu pencuri?

PENCURI?!

Carlos!!!

"Hey, tunggu!"

***

"Hey, tunggu!" Ucapan spontan annika barusan membuat bocah pencuri itu menoleh, menatap terkejut dengan gadis bernetra amethys itu yang sama sekali tidak terpengaruh dengan sihir pemberhentian waktu nya yang bersifat sementara.

Tidak ada waktu lagi! Ia jelas-jelas seorang bangsawan...

Annika dengan jelas melihat netra merah darah dimatanya, begitu merah seperti mawar, apa itu netra yang dikatakan orang-orang dikutuk oleh tuhan? Tapi dimasa depan yang dikatakan oleh novel, dia menjadi orang jenius yang mendapat gelar bangsawan oleh tangan kaisar!

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now