[2nd] 39. Little Hope

14.1K 2.1K 238
                                    

Sebelum dirinya benar-benar kembali ke kota Eden-sisi Utara kekaisaran, Vallerius Dukedom-Lucian menyempatkan diri untuk pergi ke suatu tempat, membeli beberapa kue kering dan croissant. Ia harus memenuhi sebuah undangan yang tiba padanya beberapa hari yang lalu sebelum musim semi datang. Undangan yang ditujukan padanya bukanlah undangan dengan cap khusus keluarga bangsawan manapun. Melainkan dari seseorang yang kini hidup dalam lingkup dunia yang berbeda darinya.

Kereta kuda miliknya berhenti disebuah rumah dengan lantai dua berukuran sedang. Dengan taman yang dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran, nampak anak-anak dengan wajah ceria yang saling mengejar satu sama lain: bermain petak umpet. lalu dari dalam pintu rumah yang terbuka seorang wanita keluar dari sana dengan nampan berisikan potongan sandwich dan memanggil anak-anak kecil itu untuk mendekat kearahnya.

Wanita itu tersenyum dan menyapu halus kepala anak-anak yang menjadi satu-satunya keluarganya saat ini.

Lucian segera turun dari keretanya dan berjalan menuju pagar rumahnya, tidak ada yang menyadarinya hingga Lucian berdehem dengan pelan.

"Oh? Tuan benar-benar datang?"

Helena segera menyapu bersih mulut seorang anak dan berlari kearahnya yang berdiri didepan pagar, menatap setiap sudut interior rumah sederhana itu.

"nona benar-benar berpikir aku tidak akan datang?"

"Tidak, bukan begitu, jika saya tahu saya akan menyiapkan teh dan-"

"Aku hanya berkunjung sebentar."

Lucian menatap rumah itu sebentar dan berbalik lagi kearah Helena. Yang nampak sederhana dengan pakaian biasa dan celemek putih kekuningan yang sepertinya sudah sering digunakan.

Setelah hari itu, Helena tidak sadarkan diri selama sebulan, dan ketika ia bangun kembali dengan berat hati mereka memberitahu Helena bahwa ayahnya sudah tiada jauh sebelum ia berhasil ditemukan. Helena syok dan menutup diri dari dunia. meski perasaan kehilangan itu sudah sedikit membaik setelah satu tahun lama, wanita itu enggan menggantikan posisi ayahnya sebagai kepala keluarga nya sendiri. Dan memilih hidup dalam lingkup masyarakat biasa dengan mengadopsi beberapa anak dan tinggal disisi kota.

"Saya akan menyiapkan teh sebentar."

Wanita itu bergegas masuk kedalam dan memperingatkan kepada anak-anak itu untuk tidak membuat menganggu dirinya, alhasil beberapa dari mereka diam dan tidak bermain seperti sebelumnya.

Lucian tersenyum tipis ketika melihat salah seorang anak yang berdiri tidak jauh darinya, menatapnya malu-malu dan nampak menyembunyikan sesuatu. Berniat ingin mendekati dirinya, mungkin.

"Apa ada sesuatu pada wajahku?"

Gadis kecil itu menggeleng cepat dan berjalan ragu-ragu kearahnya.

"Eum....apa, tuan dekat dengan bunda?"

"Bunda?"

"Bunda Helena!"

"Ah," Lucian tertawa renyah dan mengelus kepalanya. "Iya, tapi tidak juga." Ia tersenyum tipis, mendengar pertanyaan aneh itu dari gadis kecil menggemaskan yang kini tersenyum lebar menampilkan sederet gigi putihnya. "Kami tidak sedekat itu."

"Jadi apa tuan kekasihnya?"

"Apa? Tidak!"

"Tidak mungkin! Tuan juga berkunjung kesini kan? Dua bulan yang lalu untuk memberikan selimut musim dingin kepada kami!"

"Iya-iya, tuan pasti kekasih bunda Helena!"

Anak-anak yang lain ikut mengerumuninya dengan cepat ketika anak didepannya menunjuk dirinya dengan semangat, Lucian kewalahan, tidak pernah menghadapi anak-anak sebanyak itu sebelumnya. Jika ini adalah saat dimana dirinya belum memutar waktu mungkin dia akan suka dengan panggilan semacam itu, tapi sekarang? Sama sekali tidak.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now