42. Annika's Debutante (II)

17.6K 2.8K 236
                                    

Annika menoleh kesepanjang koridor mansion bersama Marquis yang mengawalnya, para pelayan dengan semangat menyebutkan kata 'selamat ulang tahun' dan 'semoga bahagia selalu' pada Annika yang tentu tersenyum lebar pada mereka. Yah, meski setelahnya ayahnya, Marquis meminta izin untuk menjemput Marchionnes dikamar. Alhasil, Yurian lah yang akan mengawalnya ke aula.

"Wow, apa kau adalah adikku? Aku pikir ini adalah bidadari yang turun dari kahyangan!"

Yurian menutup matanya, dan tertawa kala mendapati wajah datar Annika. "Kakak, kalau aku adalah bidadari, maka aku pasti punya sayap."

"Ya, kalau kau mau, aku bisa membawakan Elf yang memiliki sihir untuk memberikan sayap yang cantik untukmu:D"

"Yah, terserah kakak, dimana kakak pertama?"

"Sibuk, menyambut tamu."

Yurian menyerahkan lengannya, dan memberi wink kepada Annika yang semakin menatap nya...datar. sungguh, baginya yang selalu terbebani dengan kasih sayang Yurian, Yurian lebih cocok bersikap jantan dibanding bersikap baik dan imut padanya seperti ini.

"Biarkan kakakmu yang tampan sedunia ini mengawalmu;)"

"Kakak, sungguh, aku tidak menolaknya jadi berhentilah bersikap seakan kaulah yang paling tampan sedunia. Ingat tunangan!"

"Aku kan belum tunangan?"

"Sebentar lagi aku comblangi kakak dengan putri count Rosalia."

"......(๑•﹏•)"

Annika terkekeh dan menatap pintu aula yang terbuka lebar, disana ia melihat para tamu undangan sudah menunggu, mencari keberadaan seseorang, ia malah mendapati putra mahkota dan putri Selena yang mendekatinya.

"Salam, yang mulia..."

"Angkat kepalamu."

Hansel tersenyum lembut kearahnya, bersama dengan Selena yang menggenggam tangannya ceria.

"Selamat ulang tahun! Annika!"

"Terimakasih yang mulia! Anda sangat cantik hari ini!"

"Aku memang cantik! Ngomong-ngomong, apa kau melihat tuan Albert?"

"Kak Albert?"

Annika menoleh kesana kemari lalu kearah Hansel yang masih lekat menatapinya. "Bukankah dia ajudannya yang mulia?"

"Tentu?"

"Harusnya yang mulia sendiri yang tahu dimana keberadaan kak Albert saat ini. Bukan begitu? Putri?"

Annika tersenyum kearah Selena tanpa memedulikan kehadiran Hansel yang dianggap bagai...seekor nyamuk tak berharga. Alasan lain kenapa Hansel begitu mendukung pertemanan mereka berdua adalah...ya, karena Annika sendiri. Hei? Wanita itu sangat menarik perhatiannya, sungguh.

Sayang, Hansel tahu Annika begitu menyadari sikapnya terhadapnya selama ini.

Wanita itu memilih untuk tidak mengetahui apapun tentangnya.

Namun ia memilih untuk tetap mencari tahu tenangnya.

"Sebelum itu, nona,"

Tiba-tiba saja, Hansel meraih tangan bebas Annika Dan membuat seluruh perhatian para wanita bertahap menoleh kearah mereka dengan teriakan histeris tertahan.

"Bolehkah, seorang putra mahkota memiliki satu dansa dengan tokoh utama acara hari ini?"

Hansel melempar senyum hangat kearahnya dengan wajah tertediam, mulut Annika tertutup, hei, ia tidak pernah mendengar ada seorang putra mahkota bernama Hansel mengajak seorang Annika berdansa saat upacara kedewasaan nya dinovel, tidak seperti Putri kerajaan yang tentu debutnya dibarengi dengan acara dansa bersama pasangan.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now