[2nd] 2. it's Okay to not be Okay

17.4K 2.7K 66
                                    

'Lucian...!'

Seseorang memanggil namanya dengan pasrah, rasa pusing dan menyakitkan memenuhi seluruh saraf dan Indra tubuh lainnya, lucian mengernyitkan dahinya kala suara yang memanggil nya mulai bergetar. Dan sesuatu yang basah menitik kepermukaan kulit tangannya.

"Lucian?"

Lucian berusaha dengan keras untuk membuka matanya, mimpi buruknya terlalu menyakitkan untuk dirasakan sendirian olehnya, ia berusaha bangun. Namun entah kenapa mimpinya seakan hendak menahannya untuk tidak bangun.

"Ugh..."

Dan lagi, ia kembali jatuh dalam kelamnya kesendirian.

***

Sudah tiga hari, Annika menggigit bibirnya kuat dan menatap pria yang terbaring lemah didepannya saat ini, tidak sadarkan diri selama tiga hari.

Malam itu, dirinya yang tertidur hendak diserang, namun Lucian berhasil mencegahnya terjadi, tapi naas.

Pria itu hampir kehilangan hidupnya.

Dan pelaku tersebut, entah bagaimana berhasil kabur dan disaat yang sama ketika Lucian sudah terluka parah karena menghantam tembok kamarnya malam itu.

Yurian, yang kebetulan belum tidur dan baru pulang dari suatu tempat mendengar suara gaduh dari kamarnya, dan alih-alih hendak bergegas kesana, ia melihat siluet hitam bak seorang ninja yang dengan lincah kabur dari kamarnya, dan saat itulah mereka menyadari.

Bahwa dirinya sedang diserang.

Masih menggemgam tangannya yang gemetar takut, Annika menduga Lucian mengalami mimpi buruk, tubuhnya tidak berhenti mengeluarkan keringat dan membuat bajunya basah, ini sudah baju ketiga yang diganti oleh para pelayan.

"Mimpi apa yang sangat kau takuti itu..."

"..."

"Kau tidak pernah sekalipun menceritakan tentang kehidupan mu padaku."

"..."

"Apa ini karena penyihir memang suka menyembunyikan sesuatu?"

Annika mengernyit kan dahinya sendiri tanpa ia sendiri sadari, dikamar luar bernuansa putih dan biru lembut itu, tercium lilin aromaterapi yang membuat hidungnya selalu gatal dan memaksa Annika sendiri untuk menahan bersin berkali-kali sedari tadi.

Kamar Lucian dikediaman Duke tidak jauh berbeda dengan kamar nya yang ada dimansion Raihanna.

'aku merasa seperti dirumah...'

Bahkan beberapa benda persis dengan apa yang ada dimansion miliknya, mungkin Lucian memang mendesain kamar ini sedemikian rupa mengingat ia hidup lama bersama dengannya di Mansion Raihanna.

Ia ingat bagaimana raut wajah Lucian kala menemuinya disuatu malam.

"Hidup disana terasa baru bagiku, aku mendesain kamarku persis dengan kamar ku yang ada disini. Setidaknya itu sedikit bisa mengurangi rasa rinduku dengan tempat ini."

Annika mendengus kesal. "Sampai kapan kau ingin tidur, hah! Kau tahu betapa bosannya aku mengurusmu seperti ini?"

'kau tidak seharusnya mengorbankan dirimu seperti ini...'

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang