[2nd] 31. Evil (I)

9.4K 1.7K 138
                                    

Monster yang datang tiada habisnya, Dan udara yang menyesakkan serta tiga sosok yang mulai kewalahan karenanya.

Satu kata untuk pertempuran tiga melawan puluhan Monster: Tidak imbang.

Menyulitkan.

"Sampai kapan kita harus bertarung terus menerus seperti ini hah?!"

Sienna yang menembakkan sihir nya ke segala arah mendengus kesal karena dirinya yang mulai lelah dengan situasi menyulitkan yang diciptakan oleh sang empunya tempat guna menghadang mereka. Berbeda dengan Lucian yang terus menerus mengayunkan pedangnya dengan ganas dan menciptakan banyak genangan darah dengan aroma menjijikkan, ia terlihat tidak kelelahan sama sekali, sebaliknya, hal itu membuatnya terlihat seperti mesin pembunuh sungguhan saat ini.

"Sepertinya hal ini tidak akan ada habisnya!"

"Pasti ada sesuatu yang memacu mereka untuk datang tanpa henti!"

Harry menatap sekitar, dan menemukan apa yang Sienna Maksud kan. tidak salah lagi, itu nampak seperti bola kristal berwarna gelap yang kontras dengan warna sekitar, tanpa banyak bicara ia segera menarik belati kecil yang ada didalam sakunya dan melemparkannya tepat ke bola kristal itu.

Monster seketika menghilang.

Hanya halusinasi sesaat, hingga monster lain yang lebih besar dari monster-monster tadi.

Seekor makhluk berukuran sebesar rumah rakyat biasa, berkepala tiga dengan percikan api yang muncul dari mulut nya. kerberos, peliharaan milik Hades.

"Sialan!"

Harry mengumpat kasar, monster-monster tadi memang menghilang tapi tahu begini dia tetap tidak akan melakukan hal itu, karena anjing berkepala tiga yang ada didepan mereka saat ini jauh lebih berbahaya dari sekumpulan lebah dan tawon.

"Grrooaaar—!"

Makhluk itu meraung dan seketika itu juga mulut dari ketiga kepala itu mengeluarkan api berwarna biru yang mengerikan. Tanah yang berada didasar jurang itu seolah ikut bergetar dengan raungannya dan lebih parahnya lagi, kedua sisi jurang itu ikut meruntuhkan beberapa partikel serpihan batu dan debu.

"Grrooaaar!"

Lucian memegang pedangnya dengan erat dan berniat menyerang tapi Sienna segera menarik lengannya dan menggelengkan kepalanya.

"Biar kami berdua yang urus, kesatria kekaisaran juga sebentar lagi akan datang, cepat temukan nona atau tempat ini akan runtuh dan menjadi neraka bagi kita yang terjebak didalamnya."

"Kau yakin?"

"Ya."

Sienna berjalan maju kearahnya, toh dirinya sama seperti makhluk hitam berkepala tiga itu, sekedar dongeng dan mitologi yang menjadi nyata. Sesaat setelahnya Lucian yang ragu-ragu segera memantapkan hati nya dan bergerak pergi menuju Mansion tua yang entah atas dasar apa dibangun didalam jurang yang dalam seperti ini.

Sienna menatap Harry dan tersenyum.

"Kupikir ini adalah tahun terbaik diantara ribuan tahun kehidupan ku."

"Apa kau sedang menyampaikan wasiat hah?"

"Tidak, tapi kupikir iya. Sepertinya perjalanan ku akan berhenti disini."

"Jangan buat aku emosional saat akan bertarung!"

"Terserah, Ell bersiaplah."

Rubah oranye itu segera muncul didepan mereka, hanya saja memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari ukuran sebelumnya. Harry membuka mulutnya lebar-lebar ketika melihat hewan itu kini berdiri disamping Sienna dengan taring tajamnya.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now