[2nd] 7. Saputangan

12.8K 2.2K 90
                                    

Lapangan tempat para peserta berburu tahun ini terlihat lebih ramai dan dipenuhi oleh keributan para wanita yang beramai-ramai memberikan saputangan pada pasangan atau bangsawan idaman mereka masing-masing, tidak hanya itu, dia bahkan bisa melihat Hansel yang diam dengan kuda putih nya dan sibuk berbicara dengan Selena.

Sekedar pengalihan terhadap Annika tentunya.

Kata Selena. "Kau tahu betapa sakit hatinya kakakku?" Dengan nada tertawa puas sekaligus menertawakan kesedihannya. "Padahal aku sudah bilang padanya untuk tidak mudah jatuh cinta, kau tahu? Aku ini pakar cinta di istana, dan aku berjanji pada kakakku untuk membantunya move on"

(Yo wes, sel, bantuin Luna move on dari doi dong😐 tiga udah lewat masih gak bisa move on aku nya😤)

"Hmm..."

Annika Tidak dapat melihat keberadaan Lucian dimana pun, padahal lucian sudah memberitahukan padanya bahwa dia akan mengikuti acara ini untuk mewakili keluarga Vallerius yang terkenal jarang mengikutinya.dan tentunya ia akan memberikan saputangan ini untuknya.

'Ngomong-ngomong aku bahkan merasa malu menyerahkan saputangan ini.'

Annika mengesampingkan pikiran negatif tentang hal itu, entahlah, ia hanya perlu mempercayai ucapan dari Arina padanya, dengan payung ditangan, Annika berusaha menghindar dari Blair Fulton yang kebetulan melihat keberadaan nya tadi. Tentu saja ia menjauhinya, Blair adalah stalker akut nya!

"Dia itu pria mengerikan yang bahkan membawa rombongan kesatria kekediaman ku setelah mendengar aku diserang..." Umpatnya pelan dan meneruskan langkah hanya untuk mencari keberadaan Lucian.

"Dimana si bodoh itu?"

Namun setelah ia berjalan sampai ketempat sepi dekat hutan, ia mendengar gumaman kecil seperti dua orang pria dan wanita yang berbicara berdua ditempat sepi. Wajar saja jika mereka sepasang kekasih yang tidak diberi restu oleh kedua keluarga untuk bertemu ditengah hutan begini, Annika sering membaca novel romansa sejenis Romeo Juliet itu.

Namun didalam hutan jauh dari keramaian? Tidakkah itu sedikit mencurigakan? Annika menepuk pipinya cepat dan keras, "sadar diri! Mana ada orang macam-macam dihutan!" Nihil, ia sedikit penasaran dengan Romeo Juliet jadi-jadian ini.

"Ini saputangan untukmu, kuharap dengan ini, aku sudah dapat membantumu, tuan."

Suara yang terdengar lembut, penuh dengan aura kesedihan dan kecemasan akan sesuatu.

"...."

"Hanya ini, tidak lebih, aku tidak begitu yakin aku dapat mengatakan yang sesungguhnya ditempat seperti ini...jadi aku menyampaikan nya melalui saputangan ini..."

Annika mendesah pelan, ayolah! Hutan adalah tempat yang Bagus untuk sebuah pengakuan cinta saat ini!

"Baiklah, mungkin ini dapat membantuku, terimakasih."

Annika terdiam sesaat. Entah kenapa punggung nya terasa dingin tiba-tiba.

Ia yang bersembunyi dibalik pohon ek besar perlahan mengintip, hanya siluet wanita muda dengan topi lebar abu-abu biru yang dihiasi dengan kelopak bunga hias. Berambut coklat gelap lurus.

"...."

Jantung nya berdegup kencang.

"Baiklah, aku pergi dulu, tuan..."

Namun ketika wanita itu hendak berbalik, pria itu tiba-tiba menariknya dan wajahnya dari pria itu terlihat bertumpuk dengan wanita itu...Akh! Daun-daun pohon sialan! Annika tidak dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi diantara....

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang