[2nd] 8. Salah Paham

13.7K 2.3K 48
                                    

Disini ada yang baca lady with a sweet smile nggak? Kalo ada, pasti bisa nebak siapa laki-laki ini:)

•°•°•°•

"hhh...."

Darah menggenang saat itu juga, tubuh beruang ambruk seketika diantara rerumputan hijau hutan ditepian danau. Annika dengan tubuh gemetar takut bahkan tidak menyadari bahwa beberapa percikan darah mengenai wajah dan gaun coklatnya saat ini.

"Uh...uh..."

"Kau tidak apa kan?"

Dengan susah payah ia mendongak menatap orang itu, dengan busur dan satu tas penuh berisikan anak panah. Rambut coklat terang yang jarang terlihat dikekaisaran, dan mata amber senada dengan warna emas yang bahkan lebih jarang ditemui pada kalangan orang lain selain anggota keluarga kerajaan. Kuda yang ada dibelakang nya berdesir sesaat seakan menyadari ada mayat beruang didepan tuannya.

'pangeran yang menyamar? Tidak mungkin, suara mereka saja berbeda.'

"Kau pasti terkejut, tapi ngomong-ngomong, kenapa ada seorang wanita didalam area perburuan? Cari mati?"

Pria itu mensejajarkan tingginya dengan Annika yang tertunduk masih dengan tubuh gemetar takut. Terlihat syok, tapi percayalah, Annika Sedang mencoba untuk menahan amarahnya saat ini ketika pria itu menyebutkan kata 'cari mati' didepan nya.

"Kau tidak bisu kan?"

Tapi satu hal yang lebih aneh dari pria ini, aksen dan bahasanya terkesan berantakan di telinganya.

"Aaargh, menyebalkan saja, nona baik-baik saja atau tidak?"

"Aku baik-baik saja."

Annika menggenggam erat saputangan itu di tangannya, lucu sekali, berharap apa ia tadi? Lucian menolongnya? Setelah dirinya mengetahui ia bahkan memiliki hubungan diam-diam dengan Helena? (Salah paham yang sungguh ter-la-lu-_-)

"T.. terimakasih atas bantuannya."

Annika mencoba bangkit dari tanah dan dengan susah payah berdiri dan membiarkan kakinya yang tiba-tiba berdenyut sakit untuk menopang berat tubuhnya.

'sepatu dan gaun sialan!'

"Maaf, tapi aku tidak bermaksud berada ditengah hutan seperti ini."

"Itu sebabnya nona harus memperhatikan tanda tali pita dipohon, aku yang baru tiba sehari sebelumnya saja sudah tahu, haish."

"Apa?"

"Ya? Ada tali pita warna merah disekitar sini untuk menandakan area ini adalah area binatang buas, bahaya!"

'aku mana tahu!'

Annika menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya berterimakasih tentunya, etika berterimakasih pada orang asing yang tidak ia kenal. Annika mendongak lagi, kearah mata emasnya, setidaknya dirinya tidak gemetar seperti tadi. "Baiklah, tuan hanya perlu menunjukkan jalan keluar, aku akan pergi dengan kedua kakiku sendiri."

"Lewat sana."

Ia menunjuk sebuah pita biru yang tersembunyi disalah satu cabang pohon. "Ikuti pita biru, dan nona akan keluar dari hutan ini."

"Terimakasih kembali, permisi."

Annika ingin cepat-cepat pergi dari sana, tubuh beruang yang berlumuran darah cukup mengganggu dirinya saat ini, namun entah kenapa kakinya tidak bisa diajak kompromi dan mengharuskan ia untuk jatuh.

"Akh!"

Greb...

Namun pria itu dengan sigap menangkap pergelangan tangannya. Dan membuat Annika Tidak jadi menghantam tanah.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now