34. Tea Time

18.9K 2.9K 89
                                    

"Akh!"

Gadis itu terbangun tiba-tiba dari tidurnya, dipegangnya dadanya yang berdegup kencang tak karuan. Nafasnya terengah-engah. Ditatapnya jam yang ada dimeja samping ranjangnya itu. Pukul 5 pagi, matahari belum menunjukkan keberadaan nya sekalipun. Ia menghela nafas panjang.

Bangun dari tempat tidur dan menarik kursi untuk duduk didepan meja bundar didekat jendela besar dengan tirai biru langit.

Ada banyak undangan diatas sana, stempel dari berbagai keluarga yang mengundang nya untuk menghadiri sejumlah acara para nona bangsawan-minum teh atau sekedar menggosip ria tentang pria tampan yang tengah dibicarakan akhir-akhir ini. Bersamaan dengan itu, tangannya meraih sebuah undangan dengan stempel keluarga kekaisaran.

"Ini..."

[Helena Adelio]

Dibukanya surat itu dengan hati-hati sebuah kertas terlihat dengan tinta emas yang memukau.

   Semoga sejahtera selalu, nona Adelio, aku pikir musim yang hangat ini sangat bagus untuk menikmati keindahan rumah kaca istana dengan mengundang beberapa nona bangsawan termasuk anda untuk menikmati secangkir teh bersama.

Apakah anda berkenan?

Selena Irene Från Westeergard.

"Putri mengundangku?"

Helena tersenyum lembut, sepertinya ini hari yang bagus untuk menikmati secangkir teh bersama nona lainnya, apalagi diistana Kerajaan, dia bisa dengan senang hati melihat sekumpulan bunga eksotis yang bermekaran disana.

***

"Ayah, tuan Puteri mengundangku ke pesta teh yang diadakan di istana, apa aku boleh pergi?"

Duke Adelio menoleh dari dokumennya dan mengangguk, "tentu, bagus untuk mu mulai mengikuti acara sosial seperti ini, lagipula, ayah sudah mengekang mu selama ini dirumah. Pergilah, dan jika kau bertemu putra mahkota. Pastikan kalian dapat berhubungan baik kedepannya."

Helena terdiam dan mengangguk pelan.

"Ayah cukup kesal saat acara kedewasaan nya kau tidak dapat berdansa bersama dan yang mulia malah mengajak putri Raihanna untuk berdansa bersama... Ini menyulitkan, andaikan Crimson ada disisi kita saat ini..."

Ia mengernyitkan dahinya, entah kenapa ayahnya selalu mengucapkan hal yang sama tentang Crimson jika mengalami suasana hati yang buruk, ia ingin bertanya pada ayahnya tentang Crimson yang dia tahu mereka hanyalah orang dengan mata merah, tapi entah bagaimana ayahnya tidak akan menjelaskan tentang hal itu secara detail. Terlebih lagi tentang rencana ayah nya yang ingin membuatnya bertunangan dengan putra mahkota yang terkenal dingin itu.

"Ayah...aku harap ayah berhenti membayangkan aku yang akan bertunangan dengan putra mahkota."

BRAK!

suara keras yang menghantam meja membuat Helena terperanjat dari duduknya, ayahnya menatapnya tajam saat ini. Entah bagaimana lelaki bisa Semarah ini saat ini.

"Ayah?"

Mencoba tenang untuk yang kesekian kalinya adalah hal yang sia-sia.

"APA YANG KAU KATAKAN BARUSAN HAH!"

DEG!

"Kau tidak ingin bertunangan dengan putra mahkota?!" Suara tawa sinis terdengar. "Bangsawan mana yang tidak ingin bertunangan dengan keluarga kerajaan! Kau pikir kau bisa apa jika hanya menjadi menantu dari seorang bangsawan biasa! Kau bisa menaikkan harga diri mu jika kau menjadi putri mahkota Helena!"

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now