[2nd] 24. Last Time

9.2K 1.6K 101
                                    

"Sienna?"

"Nona, apa nona benar-benar tidak ingin pergi? Coba pikirkan baik-baik."

Aku menghela nafas kasar, harusnya aku sudah menduga bahwa itu adalah Sienna, karena ini adalah malam ketiga dia datang kekamarku tengah malam begini seperti ini.

Sidang tiga hari lalu, Selena benar-benar berhasil membujuk Putra mahkota untuk memberikan waktu dalam mencari bukti bahwa Lucian tidak bersalah. Dan dihari itu pula, Sienna menemui ku dan dengan tergesa-gesa menarikku untuk pergi dari rumah.

-"nona dalam bahaya!"

Singkat cerita, Sienna menceritakan pertemuannya dengan Selena dan Lucian dipenjara.

"Bagaimana dengan pelayan itu?"

"Ella....dia tidak berbuat sesuatu yang mencurigakan."

Ella adalah pelayan pengganti yang baik ketika Arina sibuk, aku hampir tidak bisa mempercayai bahwa dia adalah orang yang berniat mencelakai ku. Ia pelayan yang kompeten dan baik meski ia tidak terlalu banyak bicara, tidak seperti Arina.

Tapi ada satu yang aneh.

Siapa orang yang ingin mencelakakan ku dan mengirim Ella untuk melakukan itu?

"Sienna, sebenarnya siapa....orang yang menjebak Lucian?"

"...."

Sienna lagi-lagi menutup mulutnya. Dia tidak ingin mengatakan siapa pelakunya padahal dia mengetahui sendiri siapa pelakunya.

"Apa kau tidak ingin memberitahu ku?"

"Lucian.....tidak ingin nona mengetahuinya."

"Setidaknya jika aku tahu aku dapat memberitahu kakak dan ayahku siapa pelaku itu!"

"Nona, jika nona mengetahuinya, nyawa nona akan semakin dalam bahaya...."

"Tapi-"

Sienna tidak berniat membuka mulutnya kembali, aku menghela nafas dan mengepalkan tanganku sendiri, aku tidak bisa hanya duduk dan bersikap selayaknya penonton yang hanya akan diam melihat orang-orang yang aku sayangi sepeti ini.

-'semua akan baik-baik saja....'

Suara Lucian terngiang di telingaku. Seperti bisikan lembut yang menenangkan, aku akhirnya menyerah.

"Baiklah...."

Sienna yang menatapku menggenggam tanganku erat dan mengelus nya lembut.

"Lucian bilang, nona harus menunggu sebentar sampai dia benar-benar pulang kembali."

Kembali?

Apa dia benar-benar akan kembali?

Apa saat dia kembali nanti aku masih berdiri disini? Aku sendiri tidak tahu kapan waktu dimana aku berhenti bernafas akan tiba, rasa sakit itu semakin menjadi-jadi seolah-olah menginginkan kepergian ku dari dunia ini. Rasanya menyakitkan mengingat bagaimana rasa panas yang membakar itu kerap kali mengambil sedikit demi sedikit kesadaran ku dan memberikan ku mimpi buruk.

"Nona...?"

"Hei, Sienna, aku pernah dengar bahwa Elf atau peri memiliki sihir kecil yang bisa mengabulkan keinginan seseorang."

Aku teringat dengan ibu peri dalam cerita fiksi Cinderella yang mengabulkan keinginan cinderella untuk dapat pergi ke pesta dansa pangeran dengan gaun indah yang sukses menarik hati semua mata yang memandang, meski bertahan sebentar hingga pukul 12 malam setidaknya gadis itu memiliki akhir bahagia dengan sang pangeran dan hidup dengan damai hingga akhir hayatnya.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now