[2nd] 27. Penyerangan

8.9K 1.5K 67
                                    

"regenerasi nya cukup lamban..."

Harry bergumam, menatap kaki yang disinari oleh cahaya kecil yang berterbangan seperti debu ajaib. Sienna yang mendengarnya mendengus perlahan lalu menatap Ell yang sibuk berlari-lari kecil disekitarnya.

"Karena lukanya parah, regenerasi nya lamban."

"Apakah itu menyakitkan?"

"Menurut mu?"

Harry memandang luka itu dengan ngeri. "Sakit, aku hampir kehilangan tangan ku dimedan perang lima tahun lalu setelah membantu kaisar menghadapi naga hitam. Jika bukan karena kekuatan permaisuri, mungkin aku sudah cacat dengan keadaan tangan yang tidak pada tempatnya."

Sienna meringis sakit ketika melihat dirinya lagi-lagi gagal melakukan sihir regenerasi pada kakinya sendiri. Ia menghela nafas dan bersandar pada pohon yang saat ini mereka jadikan tempat bersembunyi.

"Percuma, tidak seperti Lucian yang dengan mudah melakukan apa yang ia inginkan, ini tidak akan berhasil, dimana Elden?"

"Masih berusaha mencari jalan untuk menyusup ke tempat Lucian berada."

"Aku tahu itu sulit, aku dengar dia akan di eksekusi besok?"

"Ya, kaisar telah menetapkan nya..."

Sienna menghela nafas kembali dan menatap langit fajar di ufuk timur yang mengawali hari dengan sinarnya. Ia kemudian menatap kearah istana dengan tatapan mata yang sulit dimengerti oleh siapapun. Ell yang semula lincah tiba-tiba naik keatas nya dan menjilati wajah nya seperti anak anjing.

"Sekarang apa?"

"Sekarang, pergilah kekediaman Marquis Raihanna lalu awasi nona Annika dengan baik dalam bayangan, oke?"

Harry mengangkat alisnya bingung.

"Kau bicara pada siapa?"

"Kau pikir siapa? Ya Ell-lah!"

"Oh, kukira pada ku."

Sienna tertawa lepas lalu menatap nya dengan enggan. "Jangan harap."

***

"keadaannya baik-baik saja, tuan Marquis, tapi mengetahui bahwa Putri anda mendapat kutukan seperti ini membuat saya penasaran. Bagaimana bisa seorang bermata ungu yang tahan terhadap sihir yang bersifat jahat padanya bisa terkena kutukan seperti ini?"

Dokter setengah baya itu melepas kacamatanya dan menatap Marquis dan Rennald yang saling pandang mencari jawaban.

Bukan hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa otak mereka juga tengah berseteru dengan berbagai fakta dan mitos yang ada untuk mencari jawaban yang sama.

Annika dikutuk.

Marquis terdahulu tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Begitu juga anggota keluarga yang lain. Seolah itu adalah mimpi yang akan hilang ketika bangun, mereka semua tidak mempercayai hal itu.

Keluarga Raihanna secara turun-temurun dikenal sebagai keluarga yang tahan banting terhadap serangan sihir yang bersifat mencelakakan dirinya, itu karena mana yang berpusat Dimata ungu mereka bukan lah mana biasa, konon katanya sang Dewi memberikan berkah pada pendiri pertama keluarga itu karena menyelamatkan kaisar terdahulu yang diserang menggunakan sihir hitam.

Berkat itulah eksistensi keluarga tumbuh begitu cepat dan memiliki banyak musuh dibalik selimut.

Target mereka selalu antara Marquis dan kedua putranya, tapi kenapa Annika yang malah mereka targetkan selama ini?

"Dokter, anda bisa kembali sekarang."

"Baik, tuan." Dokter itu pamit undur diri tanpa menanyakan lebih jauh keadaan itu, Marquis dan Rennald kembali saling pandang lalu menghela nafas bersamaan. Rennald yang menatap adiknya yang tengah tertidur pulas setelah diberi obat.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now