37. Ellya

16.6K 2.6K 144
                                    

Sesuai novel, Helena benar-benar akan menjadi bunga kekaisaran setelah upacara kedewasaan nya diusia delapan belas tahun. Menerima banyak cinta dan pujian dari semua orang, layaknya tulip mekar ditengah bunga lainnya. Dirinya begitu diliputi oleh cinta dan kebahagiaan.

Helena...

Apa semua akan tetap sama meski Ian berada disisi ku seperti saat ini?

"Nona...apa anda tidak akan pergi ke acara nona Adelio?"

Aku menggeleng pelan. Menatap ke arah arina yang menuangkan teh untukku, undangan saja aku tidak dapat, bagaimana bisa aku pergi kesana?

"Tidak, lagipula, undangan mereka tidak sampai padaku."

Marquis dan Duke, memiliki hubungan yang sangat-sangat-sangat buruk, melebihi buruknya hubunganku dengan Hansel (kami tidak pernah berhubungan) lantas? Untuk apa aku memaksakan diri untuk datang?

Toh, dinovel part ini sudah aku baca berulang kali, jadi aku tahu seperti apa acaranya. Karena Annika novel datang kesana setelah mendengar Hansel hadir dan menyiram Helena dengan wine tepat di wajahnya. Wah...tepuk tangan untuk pemilik tubuh ini.

Satu tahun setelah peristiwa memalukan yang diperbuat oleh annika, Annika mati ditangan Carlos.

"Aku tidak akan pernah menginjakkan kaki ku didepannya."

Tidak sekalipun, pertemuan saat perjamuan putra mahkota dan pertemuan pesta teh sudah cukup mempertemukan kami. Lagipula, Ian diundang kesana, wajar, dia adalah Duke dimasa depan. Mungkin Duke adelio berniat menggunakan ian sebagai rekannya jika tidak bisa mendapatkan nya sebagai anak sponsor seperti novel.

Ian...

Kuharap apa yang kubaca pada buku itu tidak benar...

Tentang waktu, dan segala misterinya.

***

Secangkir wine tiba didepan mata Helena dalam satu cangkir silver cup yang diwariskan turun-temurun. Ayahnya, Duke adeliom menyerahkan cangkir itu untuknya. Sebuah acara kedewasaan yang sangat melelahkan dimulai.

"Upacara kedewasaan Helena, putriku satu-satunya. Untuk Helena!"

"Untuk Helena!"

Helena mengangkat cangkir silver itu tinggi-tinggi didepan semua yang hadir. Berusaha tersenyum kecil dan membuat semua orang bangga padanya.

Upacara kedewasaan ku...

Matanya menangkap sosok berambut pirang terang dipojok ruangan yang juga mengangkat tinggi cangkirnya kearahnya.

"Aku peringatkan kau sekali lagi, Helena, aku tidak akan segan memotong kepalamu saat ini jika suatu hari, bajingan tua Bangka itu berani menyakiti Marquis!"

Entah apa maksud perkataan nya sebelumnya, Helena yakin, lelaki itulah yang mengirim kan bayangan hitam untik menganggu ketenangan hidupnya selama ini. Niat ingin minta maaf atas kejadian dimasa lalu, tapi ia malah mendapat kan kenyataan lain.

"Aku...aku tidak tahu rencana apa yang kau maksud tuan!"

"Cih...aku tahu kau mengetahui nya..."

"Tuan tidak bisa menuduh ayahku sembarangan!"

"Nyatanya, bukankah ayahmu selama ini menekanmu karena tidak berhasil mendapatkan ku dulu?"

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now