[2nd] 17. Malam Festival (I)

12.2K 1.8K 52
                                    

"apa putri ibu tidur dengan nyenyak?"

Aku mengangguk pelan pada pertanyaan sederhana ibu--sosok penuh kasih sayang ini a.k.a Marchionnes--pagi ini, ya, ibu yang memilih untuk tidak ikut ke gunung Presley memilih tinggal dan mengurus segala sesuatu di Mansion sebagai seorang istri Marquis.

Tangan halus itu tengah menata rambutku, malam tadi, ia cukup terkejut melihatku datang dengan Lucian dari gunung Presley. Ibu yang tidak tahu berita tentang aku yang diserang beruang menyambut kami dengan antusias meski itu ditengah malam sekalipun.

Dan Lucian kembali setelah mengantarku, ibu bilang dia cukup sibuk, alasan mengapa aku bisa bertemu dengannya di kastil, karena dia akan menghadap Hansel tentang perkara yang terjadi saat itu. Atas kesaksian wein-kesatria keluarga-yang menyaksikan dia berdiri kaku didepan mayat beruang cukup menarik perhatiannya.

Aku harap dia tidak apa setelah ini.

"Ibu, kenapa ibu membiarkan tangan ibu menata rambutku? Kita bisa meminta pelayan melakukan."

"Kau itu sudah dewasa dari dulu, semenjak putri ibu ini bangun dari sakit parahnya dulu, kau bersikap seolah-olah kau bukan anak kecil lagi, saat hujan deras kau biasanya akan berlari kekamarku, sekarang kau malah memanggil Lucian untuk menemani mu."

Itu dianya yang datang kekamar ku karena takut-_-

"Sekarang kau sudah besar, bahkan ibu tidak percaya dengan banyaknya surat lamaran yang datang untukmu dari hari ke hari..."

Tangan lembut nya memeluk leherku, sosok wanita penyayang ini memelukku dengan erat layaknya ibu pada umumnya. Aku bersandar pada lengan ibu dengan nyaman.

"Alasan kenapa ada banyak surat lamaran yang masuk ke rumah ini untukku karena kecantikan ibu yang luar biasa ini menurun padaku."

"Wah, Annika sedang menggoda ibu? Hmm?"

"Bisa dibilang, itu sebabnya ayahku sangat setia pada ibu kan?"

"Ayahmu itu lebih mengerikan dari surat lamaran mu, kau tahu? Dia bahkan membiarkan dirinya melajang disaat semua temannya sudah menikah hanya untuk mengejar ku."

"Itu berarti ayah sangat mencintai ibu."

"Hmm, padahal ada banyak yang lebih cantik dan mempesona dibanding ibu mu ini, kau tahu? Duchess goldenbright dulunya mengejar-ngejar ayahmu."

Aku melebarkan mata. "Ibu dari tuan Albert?"

Ibu mengangguk dan tersenyum manis. Aku pernah beberapa kali bertemu dengan Duchess goldenbright, dia adalah Albert versi perempuan nya, rambut hitam dan mata hazel yang indah. Kalau Albert bermata biru, mengikuti Duke.

"Kisah kalian tak terduga..."

"Yah, begitulah, tapi ibumu ini senang karena menikah dengan pria yang sangat mencintai dirinya dan putra-putri nya."

"Ibu benar...."

Dalam hukum didunia ini, seorang bangsawan bebas ingin memiliki istri lebih dari satu, bahkan kaisar Kendrick, ayah dari Hansel dan Selena memiliki lima selir, dan empat dari mereka, kaisar memiliki lima pangeran dan satu putri lainnya. Jangan tanya dimana keberadaan mereka, Selena bilang mereka tinggal diistana khusus, tentu saja hidup ke-delapan bersaudara itu tentram dalam satu wilayah istana.

tentram bagi Selena, bagi Hansel dan ke-lima saudara laki-laki nya, tentu saja tidak. Yang namanya anak dari seorang penguasa negara besar, tentu saja ada yang namanya perebutan takhta kekuasaan. Tapi karena pengaruh dari keluarga Hansel lebih besar dari ke-lima keluarga selir yang lain, tentu saja mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Alasan lain kenapa aku tidak ingin berurusan dengan seorang pangeran-tokoh utama- sepertinya adalah karena aku tidak ingin berurusan dengan yang namanya dokumen negara, perebutan kekuasaan, harta warisan, dan tentunya....

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now