44. Lumiere

18.5K 2.6K 66
                                    

Yang liat notifikasi update tadi malam, sorry banget ya, kepencet, jadi Luna publish deh, daripada kepo:)

***

Whuush...

Angin mendera menerpa dirinya yang termenung sendirian dibalkon kamar, seperti biasa.

Annika dengan wajah lelah menatap bintang malam, acara kedewasaan nya sudah selesai dua jam yang lalu, diakhiri dengan dirinya yang berdansa dengan Lucian (bukan atas kehendaknya sendiri tentunya)

"Padahal sudah bertemu, kenapa dia memintaku untuk kembali menunggu disini..."

Ia mendesah pelan, menatap ornamen hidup yang memainkan piano ditangannya, permata ungu pemberian dari Ethan begitu indah untuk dimainkan seperti saat ini.

"... kekaisaran Victoria, itu jauh kan?"

Ethan akan diutus sebagai salah satu dari tim ekspedisi yang akan dikirim kenegara tetangga diseberang lautan sana, kekaisaran Victoria, jika menurut Annika ekspredisi kali ini mirip dengan sistem murid pertukaran pelajar dikehidupan nya dulu, akan ada tim ekspedisi dari sana juga yang akan tiba disini.

Minggu depan saat kontes perburuan musim gugur.

"...menunggu lama?"

Annika menoleh dan Lucian sudah berada dibelakangnya dengan posisi menahan nya diantara pagar pembatas balkon dan dirinya.

"Ian....ini...."

"Aku datang sesuai janjiku bukan?"

"Ah...itu..."

Annika lagi-lagi membuang muka kearah lain dengan tangan menahan lengan nya yang panjang dikedua sisinya, sungguh, Annika sangat tidak nyaman dengan posisinya ini.

"....kenapa kau mengalihkan diri dariku?"

"...."

'aku kesal pada suaraku yang tidak ingin keluar.'

Annika menelan masam ludahnya sendiri saat ini, ia mungkin memang berusia dewasa saat ini, tapi tetap saja, berdua dengan seorang pria dimalam hari seperti ini sangat...

"Apa kau tidak ingin melihatku?"

"...tidak,"

Lucian mengangkat alis nya tak puas dengan jawaban Annika, berbeda dengan wanita didepannya yang menggigit bibirnya dengan kuat. Astaga, ia mungkin masih memikirkan yang terjadi saat itu.

'posisi kami, tentu saja, dia pasti tidak nyaman.'

(Nyadar lu?)

Lucian melepaskan tangannya dari pagar pembatas dan mundur perlahan, dan berdehem sesaat pada aroma lavender yang sempat menyeruak dari nafas hangat milik Annika Tadi.

"Apa yang ingin kau lakukan saat ini?"

"Ah benar, hadiah."

"Hadiah?"

"Ya hadiah."

Lucian tersenyum dan meraih beberapa helai lembut rambut Honey blonde miliknya yang indah itu, Annika mengangkat alis bingung, seingat dia hadiah yang ada di aula juga menyimpan hadiah dari Lucian untuknya, dia ingat itu.

"Bukankah kau sudah mengirim nya tadi?"

"Itu milik ayah dan Sienna."

"...ah, aku berterimakasih untuk itu." Annika Tersenyum kecil. "Jadi, kau ingin memberikan hadiah apa untukku?"

Lucian tersenyum dan menyodorkan tangannya, "kau akan tahu jika kau memegang tanganku." Annika menatapnya bingung, ia hanya menuruti apa yang Lucian pinta dan meletakkan tangannya diatas tangan besar pria itu dan...

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now