43. Don't Go!

18.7K 2.7K 166
                                    

"aku akan menyapanya..."

"Putri?"

Semuanya menoleh kearah Selena yang tersenyum kecil, tentu bukan main sifat ramah tamah yang dimiliki oleh Selena, Annika Dan yang lain mengakui nya, Selena tidak terlalu menyukai pembicaraan yang melibatkan politik antar keluarga pada Tiap pertemuan yang diadakan oleh nya.

Jadi, cukup wajar jika ada dua orang wanita yang sama-sama memiliki sifat benci terhadap keluarga satu sama lain memiliki hubungan yang cukup baik pada pertemuan yang diadakan oleh Selena.

"Putri adalah pribadi yang baik..."

"Ya, kau benar."

Annika membenarkan apa yang diucapkan oleh nona D, si tukang gosip, dilihatnya Selena yang terus berbicara ringan dengan Helena di sudut aula itu.

"Nona Annika, anda kemarin tidak datang ke debutante nya nona Adelio bukan?"

"...itu, aku sedang sakit jadi aku tidak dapat menghadiri nya."

"Ah, kupikir anda tidak diundang, apa anda tau? Tuan Lucian hampir dilirik setiap wanita saat itu."

"Dia memang terkenal."

Annika terkekeh saat melihat Lucian yang terus menerus mencari perhatian nya diantara kesibukan para wanita yang mendekatinya seperti ngengat yang haus akan nektar.

"Sayangnya hati tuan Lucian sudah menjadi milik nona!"

plak-

Annika mendorong kesal kepala nona B yang tertawa kecil terhadap tangannya.

Wajar, pembicaraan para gadis tentang seorang lelaki itu tidak akan mudah berhenti begitu saja.

"Bagaimana ciuman pertama Kalian?"

"Apa romantis?"

"Itu tidak disengaja nona-nona!"

"Owwwh..."

Semua menjulurkan kipas kedepan mulut dan terkikik kecil dengan sikap Annika, malam yang menyenangkan untuk dilewati bersama, sementara itu annika yang sudah menerima berbagai macam hadiah kini berdiri dibalkon pesta sendirian.

🎵

Menikmati semilir angin malam yang menerpanya.

Sejujurnya alasan ia sendirian disini karena ia ingin menghindari percakapan dan tatapan menusuk dari Hansel.

"~hhhhh...."

Balkon memang tempat terbaik untuknya saat ini.

Menghindari hiruk pikuk ruangan tersebut dan menatap jauh kepada mata yang memandang dalam gelap nya malam, sungguh, ia pikir lemarinya akan penuh dengan hadiah nanti.

"Nona..."

"Hmm?"

Annika menoleh dan mendapati seorang berambut silver yang baru saja menutup pintu balkon tempat ia berada.

"Sir Ethan?"

Senyum terukir dibibirnya, Ethan berdiri disamping Annika, sambil menatap langit berbintang musim gugur yang akan segera dimulai.

"Nona, selamat ulangtahun dan untuk usia kedewasaan anda."

"Apa sir datang kesini hanya untuk mengucapkan itu?" Annika menoleh dan tertawa kecil. Ethan diam tak menggubris dengan tangan kirinya yang berada didalam saku.

"Tidak juga, saya....--"

-"Oh? Apa perlu dengan status tunangan? Kami bahkan sudah memberikan satu ciuman pertama kami."

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now