10. Partnership

35K 4.9K 175
                                    

"tetaplah bersamaku..."

Gadis itu tersenyum kearahnya dengan tulus. Netra amethys nya menatap lurus kearah iris Crimson Semerah mawar miliknya.

Lucian tertegun saat melihat senyuman tulus dari bibir nya. Semakin lama, dirinya menatapnya, semakin besar pula rasa takutnya.

Takut, jika suatu saat nanti dia akan dibuang.

Takut, jika suatu saat nanti tatapan tulusnya berganti dengan tatapan takut dan mengintimidasi.

Takut, jika suatu saat nanti senyumannya hilang bergantikan dengan senyuman penuh penghinaan.

Takut, jika suatu saat nanti, ia kembali ditinggalkan.

Tapi...bukankah gadis didepannya ini berbeda? Ia menerimanya, tentu menerima dirinya yang memiliki mata merah ini. Annika berbeda dari orang lain. Dia mau mengulurkan tangan nya dan menggenggam erat dirinya. Bahkan ia mau membela kehadiran nya dalam lingkup masyarakat bangsawan yang sering menghina dirinya.

"Papa, dia memiliki mata merah, aku takut! Aku takut! Ayo kita pulang, hiks, itu adalah mata monster papa!!!"

Mendiskriminasi kehadiran sosok nya. Dan menganggapnya monster pemberi kutukan?

Sadar ucapannya tidak didengar, Annika memerhatikan tatapan kosong Lucian sejenak, sorot matanya terlihat kosong, tak menandakan adanya kehidupan disana. "Ian?"
Annika menepuk punggung tangannya yang menggenggam pinggiran bangku itu.

"Kau mendengar ku?" Kesadaran Lucian kembali, ia menatap Annika kikuk. Seraya menjauhkan pandangannya dari gadis itu. "Ya?"

"Haish, kubilang, tetap lah bersama ku, disisiku:) oke?"

Disisimu?

"Ayo jawab."

"N.. Annika, a..aku..."

Belum sempat lucian menyelesaikan ucapannya, Jean telah datang untuk memanggil dirinya diambang pintu. Ya, lelaki bersurai coklat gelap itu tengah berdiri disana.

"Ayo kita latihan, seminggu lagi kau akan masuk ujian."

***

"Air adalah komponen utama sihir, kau bisa mendapatkan air darimana saja, itu sebabnya mana seseorang sering berhubungan dengan air. Kau bisa mengendalikan nya dari aliran sungai, dari tanah, dari salju, dari tumbuhan, da apapun yang berhubungan dengannya."

Lucian terus mencatat dan mencatat, sedang Annika yang tengah membaca buku, hanya memerhatikan dari jauh sambil tertawa melihat wajah serius bocah itu.

"Lalu? Bagaimana aku bisa  menyerap mana? Awalnya saat 'orang' itu mengajariku, dia tidak menjelaskan apa-apa, dia langsung melatihku." Ucapnya seraya menatap Jean didepannya nya.

"Tuan Lucian, perlu anda ketahui, setiap orang memiliki mana, bahkan nona Annika bisa saja memiliki mana, tergantung pada orang tersebut apa bisa mengendalikan nya atau tidak, tapi..." Jean menggantung ucapannya. "Kasus anda berbeda, entah bagaimana bisa, tubuh anda secara otomatis menarik banyak mana yang ada disekitar anda dengan jumlah besar. Itu sebabnya saat saya memegang tangan anda, tubuh saya seperti langsung terisi dengan ledakan mana, boom! Begitu."

"Mana anda seakan tak terbatas, seperti para penyihir agung ditanah Merveilleux."

Pelajaran terus berlangsung diselingi beberapa latihan peningkatan mana milik Lucian, hal itu berlangsung selama 3 jam. Hingga akhir Lucian mampu mengendalikan beberapa sihir. Barulah pelajaran itu selesai.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang