15. Lavender

30.3K 4.4K 209
                                    

Annika dan Helena?

Memperebutkan kursi Putri mahkota!

"Uhuk..."

Annika tanpa sadar tersedak, ia memukul-mukul dada nya yang terasa sesak. Albert, yang notabene duduk disampingnya lantas mengambil air mineral kedalam gelas dan menyerahkan nya pada Annika. "Ini, minumlah."

"Ukh...terimakasih..."

Alur dinovel ini berubah banyak, dari dugaanku!

***

"Ini, minumlah."

"Ukh... Terimakasih..."

Apa ini? Kenapa aku merasa sekesal ini? Apa alasanku untuk bisa sekesal ini? Dan apa hak ku untuk bisa kesal kepadanya?

Dari balik pintu, aku hanya bisa diam menatap canda tawa kedua keluarga ini. Yah, aku hanya bisa diam membisu dibalik pintu ini. Memerhatikan raut wajahnya yang nampak nyaman dengan situasi ini.

Ya, disinilah aku berdiri, setelah berlarian kesana kemari untuk mencari keberadaan mu. Karena menghilang begitu saja dari taman tanpa sepengetahuan ku.

"Tuan, ini makanan nya..."

Kutatap Maggie yang meletakkan makan siangku di meja kamarku. Sudah seminggu sejak saat itu. Dan aku belum keluar dari kamarku sama sekali. "Apa tamu itu kembali kesini?"

"Ya, sir Goldenbright kembali berkunjung dan menemui nona muda."

"Keluarlah, Maggie, katakan pada Jean, aku tidak akan mengikuti kelas hari ini. Aku akan belajar sendiri."

"Lagi?"

"Ya..."

Maggie keluar dari kamarku dengan perasaan berat. Mungkin sedikit menyayangkan perubahan sikapku setelah ulang tahun ku. Kutatap jendela kaca yang menghadap langsung ketaman. Disana, nampak Annika dan lelaki itu berjalan bersamaan tentunya dengan sebuket bunga tulip putih.

"Annika tidak pernah menemui ku setelah ini..."

"Tidak pernah sekalipun..."

Aku ingin dia tetap bersamaku, disisiku... Tersenyum lebar, hanya kearahku..

Diriku seorang...

Hanya kepadaku...

Seorang...

***

"Anda harusnya tidak perlu repot-repot mengunjungi saya dalam dua hari terakhir ini, sir Albert..." Keluh Annika dengan tatapan yang dipenuhi kemalasan. "Saya hanya melakukan apa yang tuan Marquis pinta."

"Tapi itu sedikit..."

"Menjadi teman belajar anda bukan ide buruk. Nona, saya tidak terbebani sama sekali, sungguh."

Annika menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sejujurnya... Semenjak pertemuan dua keluarga kemarin, Marquis meminta Albert untuk menjadi teman belajar nya, mengingat usia mereka yang hanya berbeda 4 tahun. "Saya sudah menganggap nona seperti 'adik' saya sendiri..."

"Haha..ha... Tentu..."

Bagus! Anggap saja aku adik mu! Tidak lebih, tidak kurang hanya sebatas teman! Kau tidak boleh mengharapkan apapun dari diriku wahai titisan ALEANDROOO:') ralat, titisan ABANG DERRICK EKCART!

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang