96 - Tragedi x Pencurian x Mafia

1.4K 273 44
                                    

Perlelangan yang akan diadakan tepat pada pukul 9 malam akan segera di mulai. Tiga rekan Kurapika lainnya, Shachmono Tocino, Baise dan Ivlenkov ditugaskan oleh Dalzollene untuk berjaga di dalam gedung.

Mereka berdiri tepat di depan ruangan perlelangan yang ada di lantai dua. Mereka menghadap ke arah lobby dan memerhatikan seluruh gerak gerik setiap para mafia yang sedang asyik mengobrol satu sama lain.

Shachmono : Semuanya sudah di sini...

Ivlenkov : Hampir semuanya yang hadir adalah ketua mafia. Bahkan kepala ketua mafia juga berada di sini.

Baise : Aku kaget.

Shachmono : Apanya?

Baise : Ini hanyalah perlelangan, bukan? Bukannya lebih bagus jika mengirim seorang agen atau asisten mereka?

Shachmono : Kehormatan mereka juga dipertaruhkan. Untuk setiap memenangkan perlelangan, maka lima persen masuk ke dalam kas mafia.

Baise : Bukankah itu seperti menyuap? Semakin besar penawarannya, maka semakin besar juga yang akan mereka dapatkan.

Shachmono : Ya, begitulah para mafia yang meringankan keuangan mereka.

Baise : Jadi ini kesempatan mereka untuk meningkatkan status mereka.

Shachmono : Tapi ada juga yang bangkrut karena melelang secara berlebihan.

Baise hanya tersenyum sinis mendengar hal itu.

Ivlenkov : Waktunya sudah hampir tiba... (sambil melihat ke arah jam tangannya)

Shachmono, Ivlenkov, Baise dan seluruh para mafia, semuanya sudah berkumpul di dalam satu ruangan tertutup. Lucia, Franklin dan Feitan yang menyamar sebagai pegawai tiba-tiba muncul di atas panggung. Para mafia yang berada di bawah panggung tidak merasa curiga sedikit pun. Sebagian melihat ke arah panggung.

Feitan berjalan santai dan berdiri tepat di tengah-tengah panggung yang di depannya terdapat sebuah meja kecil dan mikrofon. Lalu Franklin berdiri tepat di belakang Feitan, sedangkan Lucia berdiri tepat di samping Feitan. Feitan melihat ke arah para mafia lalu membuka suaranya, suaranya bergema di seluruh ruangan.

Feitan : Baiklah... Selamat datang, saudara-saudara.

Ruangan menjadi hening seketika. Seluruh mafia melihat ke arah panggung. Feitan tersenyum licik saat melihat seluruh mata sedang tertuju pada dirinya.

Feitan : Jadi, kita lewatkan saja salamnya.

Franklin mengarahkan ke sepuluh jarinya ke arah depan. Ujung jari-jarinya terbuka bagaikan senjata pistol. Lucia dan Feitan langsung menutup kedua telinga mereka.

Para mafia yang masih tidak tahu apa-apa dan kebingungan pun hanya bisa terpaku diam dan tercengang. Sedangkan Ivlenkov, Shachmono dan Baise yang menyadari adanya keganjilan pun terkejut.

Franklin : Matilah!

Lucia tersenyum, bersamaan dengan itu, Franklin langsung menembakkan peluru Nen secara beruntun melalui ke sepuluh jarinya ke arah para mafia yang berada di dalam ruangan. Tembakan itu adalah senjata otomatis paling cerdik yang di sebut sebagai Double Machine Gun.

Ivlenkov, Shachmono dan Baise beserta seluruh para mafia yang berada di ruangan itu, semuanya habis terbunuh tanpa ampun.

Franklin : Ini terlalu cepat...

Feitan : Aku sama sekali tidak mengerti.

Lucia : Frank kau selalu berlebihan. Lihatlah ruangan yang indah ini penuh menjadi lautan darah (tersenyum)

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang