118 - Sahabat × Rencana × Kerjasama Part 1

976 181 22
                                    

Gon : Kurapika.

Kurapika melihat ke arah Gon.

Gon : Bisakah kau menusukkan pisau Nenmu padaku juga?

Killua, Kurapika dan Leorio terkejut. Gon menatap lurus ke depan, tepatnya ke arah Kurapika. Dia cukup yakin dengan perkataannya.

Killua : Pisau Nen? Apa maksudmu?

Leorio : Gon, apa kau tidak mendengar penjelasan Kurapika yang sebelumnya?! Kurapika akan mati jika dia menyerang orang yang bukan Ryodan!

Kurapika : Suaramu terlalu keras!

Leorio : Ma-maaf...

Gon : Lalu bagaimana caranya Kurapika bisa menusuk jantungnya sendiri dengan pisau Nen?

Killua dan Leorio pun langsung tersadar dengan perkataan Gon. Gon, Killua dan Leorio melihat ke arah Kurapika. Kurapika sedikit menudukkan kepalanya, seketika sebuah senyuman kecil pun langsung terukir di bibirnya.

Kurapika : Di sini, jawabanku akan meningkatkan risk-ku.

Leorio yang mengerti maksud dari perkataan Kurapika pun sadar diri. Dia langsung bangkit dari sofanya dan mengajak Killua pergi meninggalkan Gon dan Kurapika berdua saja supaya mereka dapat berbicara empat mata.

Leorio : Oke. Oi, Killua ayo ikut aku sebentar.

Killua menatap Leorio lalu ke Gon, Gon hanya tersenyum. Killua pun menghela nafas berat, meskipun dia sangat khawatir, mau tidak mau dia harus mempercayai sahabatnya itu. Kemudian dia pun bangkit dari sofanya dan beranjak pergi dari sana, lalu mengikuti Leorio dari belakang.

Hujan semakin deras. Sekarang Lucia berada di luar markas Genei Ryodan. Dia berdiri di atas gedung tinggi yang berada di seberang gedung, di mana tempat markas Genei Ryodan berada, lalu mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Lucia : Oke. Ini dikirim! Hihi..

-Di dalam markas Genei Ryodan-

Seluruh anggota Ryodan kecuali Lucia sedang duduk diam di tempat masing-masing dan ada beberapa di antara mereka masih membahas dan mengupas kalimat-kalimat dari ramalan mereka. Shalnark, Shizuku dan Pakunoda berpikir bagaimana untuk menghindari hal fatal yang bisa menyebabkan kematian. Tiba-tiba Nobunaga membuka suaranya.

Nobunaga : Hey, daripada duduk-duduk saja, bagaimana kalau kita mencari tahu tentang keberadaan si sialan rantai itu dan menangkapnya? Kita harus mencoba untuk mencari tahu di mana dia!

Seluruh pandangan seketika tertuju pada Nobunaga. Mereka tidak berkomentar dan hanya saling tatap menatap satu sama lain. Tiba-tiba ponsel Chrollo bergetar, dia mengeluarkan ponselnya lalu tersenyum tipis.

"Lucilfer, perlelangan hari ini akan diadakan malam ini, bukan? Aku akan menunggumu di hotel ya. -Lucia-"

Chrollo pun bangkit dari tempat duduknya.

Chrollo : Baiklah, ayo kita putuskan untuk membagi ke dalam beberapa grup dan grup akan terbagi sampai minggu depan. Pastikan jangan bergerak sendirian. Grup 1 Shizuku, Pakunoda dan Machi. Grup 2 Kortopi, Phinks dan Feitan. Grup 3 Lucia, Nobunaga, Shalnark denganku. Sisanya Bonolenov, Franklin dan Hisoka akan tetap di sini.

Machi : Boss, apa boleh kutanya sesuatu?

Chrollo melirik ke arah Machi yang berdiri di sampingnya.

Machi : Ada dua anak kecil yang tahu tempat ini.

Chrollo : Anak kecil?

Machi : Ya. Mereka tidak ada hubungannya dengan si pengguna rantai sih, tapi aku masih khawatir. Lagipula...

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang