113 - Genei Ryodan × Netral × Zoldyck Part 2

1.2K 218 60
                                    

Lucia masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah meja lipat dan sebuah kursi lipat dan meletakkannya di tengah-tengah sudut ruangan dekat pintu masuk. Lucia pun duduk santai dengan elegan seperti penonton VIP.

Lucia : Aa, yokatta wa. Saiwai, jikan dourideshita! (Syukurlah. Untung saja tepat waktu!) Hehehe...

Silva dan Zeno sangat terkejut dengan kedatangan Lucia. Mereka melihat Lucia membuka tasnya dan mengeluarkan satu buah gelas kosong dan dua buah botol yang berisi darah. Dia menuangkan isi botol tersebut ke dalam gelas kosong tersebut. Lalu tersenyum dan melihat lurus ke arah depan.

Tiba-tiba Chrollo sudah berjalan melewati Silva dan Zeno begitu saja. Dia membawa sekotak kue strawberry dan menaruhnya di atas meja lipat tersebut. Zeno dan Silva yang sangat terkejut dengan semua itu hanya melihat dan terdiam di tempat.

Walaupun terkejut, Zeno masih mempertahankan sikap stay coolnya. Dia yang melihatnya pun langsung tahu dan berkata, "Hmm, dasar anak nakal inikah kenapa akhir-akhir ini dia suka berkunjung ke kota Meteor."

Sedangkan Silva hanya terdiam dan melihat dengan ujung matanya.

Chrollo : Lucia, ini kue strawberry pesanmu.

Lucia : Sankyuu (Terima kasih) Lucilfer. Kau selalu bisa diandalkan ya. Hehehe...

Chrollo tersenyum sambil mengelus-elus lembut rambut Lucia. Zeno dan Silva menatap tajam dan sinis. Chrollo yang bisa merasakan tatapan menusuk itu berhenti mengelus kepala Lucia dan setelah itu, Chrollo kembali ke posisinya.

Zeno dan silva hanya terdiam tak bersuara. Lucia membuka kemasan kotak dan menikmati kue strawberry terlebih dulu. Zeno dan Silva kembali berjalan mendekati ke tempat Chrollo berada.

Silva : Oyaji (Ayah), berhati-hatilah. Dia bisa mencuri teknik Nenmu.

Chrollo menunjukkan ekspresi serius. Dia menatap tajam dan dingin ke arah Zeno dan Silva yang mendekatinya. Kemudian dia juga berjalan maju beberapa langkah ke depan.

Lucia memerhatikan Zeno, Silva dan Chrollo secara bergantian. Meskipun suara langkah kaki mereka terdengar. Akan tetapi, suara mengunyah dan gumaman "Emmmn oishii (enak)" Lucia tidak kalah terdengar dan sangat memecahkan keseriusan pembunuh papan atas itu. Zeno berhenti melangkah, lalu sedikit menoleh.

Zeno : Anou Luci... Bisakah kau makan di luar?

Tawar Zeno ke cucu kesayangannya.

Lucia : Gomen ne, jiichan (Maaf ya, kek) Aku cuma mau menonton di sini. Jangan perdulikan aku dan fokuslah bertarung. Lucilfer, jangan sampai kalah ya! Oyaji (Ayah) semangat! Kakek juga!

Silva, Zeno dan Chrollo hanya tersenyum. Mereka melihat Lucia melambai-lambaikan tangannya sambil memegangi kue di tangannya.

Lucia : (Akhirnya aku bisa melihatnya secara langsung. Aku sangat ingin melihat pertarungan luar biasa pada ketiga orang ini secara langsung. Hihihihihi..)

Tidak lebih dari 10 langkah, tiba-tiba dalam hitungan detik ketiganya sudah mulai berlari dan melancarkan gerakan mematikan. Chrollo hanya bisa bertahan dulu, Zeno dengan cepatnya terus mengambil langkah dan serangan, tampak dia berhasil menimbulkan luka goresan di wajah Chrollo.

Di saat Zeno mundur, Silva pun maju menggantikan. Chrollo seperti terpojok, namun dia tetap santai dan menghadapi mereka berdua dengan serius.

Zeno kembali menyerang barengan dengan serangan silva dari arah atas. Namun hal itu tidak bisa menimbulkan luka yang serius ke Chrollo. Malah dalam satu kesempatan Chrollo bisa menggores tangan silva dengan pisau beracunnya. Chrollo menghela nafas pelan.

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Where stories live. Discover now