73 - Gerbang x Pengujian Part 2

1.8K 299 22
                                    

Seaquant sedang menelepon ke bagian pusat tempat di mana kepala pelayan tertinggi dari keluarga Zoldyck yang bernama Gotoh tinggal. Semua komunikasi dengan rumah utama harus melalui kepala pelayan. Dia melaporkan bahwa Gon dan lainnya sedang melatih diri mereka supaya bisa mendorong gerbang pengujian.

Gotoh : Apa? Gerbang pengujian?

Gotoh sedang memegang siku lengannya untuk menahan emosinya.

Gotoh : Sore de? (Lalu?)

Seaquant : Oh, tidak. Saya hanya ingin memberitahu anda.

Gotoh : Wakatta (Aku tahu).

Setelah itu, tanpa berbasa basi lagi Gotoh langsung menutup teleponnya. Dia mengabaikan hal itu dan beranjak pergi dari sana. Sedangkan di bagian Seaquant, terlihat Seaquant menaikan alisnya. Dia terdiam lalu menurunkan ganggang teleponnya dan melihat ke arah ganggang telepon itu.

Seaquant : Seperti biasa, dia selalu dingin dan tidak bisa di ajak bicara.

Lucia berjalan santai di sepanjang lorong yang dingin, gelap dan panjang di dalam rumahnya. Lorong itu hanya dipenuhi oleh lilin pada setiap jarak tertentu yang terdapat di setiap tembok. Walaupun adanya cahaya lilin yang menerangi lorong panjang itu, tapi suasana lorong itu masih tetaplah terasa gelap dan dingin.

Lucia tiba tepat di sebuah ruangan dengan pintu besi yang sangat besar dan kokoh. Dia menghela nafas ringan lalu tersenyum saat berdiri di depan pintu tersebut. Dia mendorong pintu besi itu lalu memasuki ruangan tersebut.

Lucia : Oyaji**, hisashiburi. Watashi kita yo (Ayah, lama tidak berjumpa. Aku disini) *tersenyum*

(**sebutan untuk seorang ayah atau pria tua atau bapak-bapak. Meskipun artinya sama dengan otousan tapi sebutan "oyaji" lebih ke arah informal dan biasanya digunakan untuk para yakuza.)

Silva duduk santai sambil menatap tajam ke arah Lucia yang berdiri di ambang pintu, lalu dia tersenyum.

Silva : Luci, kocchi koi! (Luci, kesini!)

Lucia langsung pergi ke tempat Silva, lalu duduk di samping Silva tanpa sedikit rasa takut maupun keraguan.

Silva : Luci, bagaimana ujianmu?

Lucia : Membosankan.

Tiba-tiba Lucia mengeluarkan tiga botol kecil berukuran 100cc dari dalam tasnya. Lalu menyodorkan botol itu ke Silva. Lucia hanya tersenyum sambil menatap Silva. Silva yang mengerti pun langsung menggoreskan tangannya dan darah segarnya langsung mengalir ke dalam botol tersebut.

Lucia : Tadi sebelum kemari, aku bertarung dengan kakek tua sialan itu. Ingatkan yang dulu ayah pernah menyuruhku untuk membunuhnya. Ternyata dia tidaklah mati. Dan kali ini pun dia berhasil kabur lagi! (merasa kesal)

Silva tertawa lalu kembali menatap Lucia dengan tajam.

Silva : Kau itu satu-satunya pengguna Nen Tokushitsu (Spesialisasi) di keluarga ini, kau harus lebih kuat dari kakak-kakakmu, jadi asahlah kekuatanmu itu.

Lucia : Aku tahu (tersenyum licik) Ah! Ayah, aku ada satu permintaan, apa kau akan mengabulkannya?

Silva : Katakanlah.

Belum sempat Lucia mengatakan yang dia inginkan, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, terlihat Kikyo muncul bersama dengan Kalluto. Lucia menatap Kikyo dan Kalluto dengan tatapan sinis. Kikyo sedikit tersentak kaget atas kehadiran Lucia yang sedang duduk santai di ruangan tepatnya di samping Silva.

Kikyo : Kau! Kenapa ada disini?!

Lucia : Kenapa aku tidak boleh berada di sini? Ini kan rumahku juga (tersenyum polos)

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu