105 - Kejujuran x Dan x Kebohongan

1.3K 268 121
                                    

Seluruh anggota Genei Ryodan kecuali Lucia sudah berada di dalam markas, mereka semua berkumpul di satu tempat di hadapan Chrollo. Hanya Hisoka seorang yang tidak ikut berkumpul di hadapan Chrollo.

Dia lebih memilih untuk duduk di pojokan jendela besar. Tanpa melihat ke arah para Genei Ryodan yang sedang berkumpul di satu tempat, dia hanya melirik dengan sudut matanya. Dia menajamkan pendengarannya untuk mendengarkan perkataan Chrollo.

Chrollo : Pengguna rantai ya... Dia mungkin tipe Manipulation atau tipe Conjuration. Tapi untuk lebih pastinya, kita harus menunggu Lucia kembali. Dia mengatakan apa padamu, Shalnark?

Shalnark : (Ah, maksudnya Zero ya? Aku selalu penasaran, kenapa hanya Ketua yang memanggil Zero dengan nama Lucia?) Tidak ada. Zero cuma bilang dia akan segera kembali.

Feitan : Dia pasti membantu Uvo meskipun Uvo melarangnya.

Shalnark : Hahaha... Zero memang susah diatur.

Chrollo hanya tersenyum mendengarkan perkataan teman rekannya.

Franklin : Dia kan memang selalu begitu.

Hisoka yang mendengar pembicaraan anggota Ryodan, secara bersamaan juga melihat ke arah ponselnya pun langsung tersenyum licik yang sangat lebar. Dia sedang membaca pesan dari Lucia.

"Pertarungan antara pengguna rantai dan 11** sudah selesai. Hasilnya 11 yang mati. Aku yang membunuhnya. Itu permintaannya."

(**nomor Uvogin.)

Chrollo : Uvogin lebih unggul di pertarungan. Tapi pertarungan 1 lawan 1 itu sangatlah bernilai untuk dua kategori itu. Banyak pengguna Conjuration memberikan kekuatan khusus pada benda yang dibuatnya.

Semua anggota Genei Ryodan hanya diam. Mereka mendengarkan dengan fokus apa yang sedang dikatakan oleh Chrollo.

Chrollo : Beberapa kemampuan itu bisa membuat Uvogin tidak berdaya. Dan jika pengguna Manipulation, dia bisa memojokkan kekuatan Uvogin.

Shalnark : Untung saja Zero mengikutinya (Tapi entah kenapa aku merasa tidak tenang...)

Chrollo : Jika Uvogin dan Lucia tidak kembali sampai fajar, maka penggantian rencana.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan di ujung koridor. Semua anggota kecuali Hisoka, refleks melihat ke arah pintu masuk. Hisoka yang bisa menebak dan mengetahui apa yang akan dilakukan Lucia pun hanya tersenyum licik.

Machi : Biar aku yang mengeceknya. Kalian di sini saja. Jangan semua meninggalkan tempat.

Akan tetapi, Chrollo, Nobunaga, Feitan dan Shalnark tetap mengikuti Machi dari belakang. Setibanya di tempat tujuan, Machi tersentak kaget saat melihat Lucia menangis di sudut koridor.

Lucia's POV.

Lucia hampir tiba di tempat markas. Selama perjalanannya, dia mengirim sebuah pesan kepada Hisoka mengenai kematian Uvogin. Lucia yang hampir tiba di depan gedung reruntuhan yang terbengkalai, tempat berkumpulnya para anggota Genei Ryodan pun menghentikan langkah kakinya karena dia mendapatkan sebuah pesan balasan.

"Zannen... ( ´△`) (Sayang sekali... ( ´△`) )"

Lucia hanya tersenyum tipis saat membaca pesan balasan yang singkat dari Hisoka di layar ponselnya. Lalu dia mengubah auranya menjadi Zetsu dan menghilangkan hawa keberadaannya.

Lucia : Baiklah, setelah masuk ke dalam sana, sepertinya aku harus berpura-pura menangis dan kelihatan sedih supaya tidak dicurigai oleh lainnya. Ayo, bayangkan hal-hal sedih. Lalu menangislah! (tersenyum)

Secara perlahan-lahan, Lucia berjalan masuk ke dalam gedung. Dia mendengar ada seseorang yang sedang berbicara. Lalu memfokuskan dirinya dan mempertajam pendengarannya. Dia tersenyum dan duduk di sudut koridor.

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora