134 - Terjebak × Pembunuhan × Incaran

655 139 18
                                    

Hi Readers, sejujurnya semakin di sini akhir-akhir ini semakin susah nemu ide cerita dan di episode kali ini, Author sendiri juga merasa tidak yakin. Entah kenapa ceritanya sedikit agak emmm gimana ya bilangnya pokoknya tidak seeer saja di hati Author gitu 😭 tapi.... Semoga saja Readers bisa enjoy bacanya dan suka sama ceritanya. Mohon maaf jika tidak bagus atau ada banyak kekurangannya ya 😅🙇‍♀️🙏

Jangan lupa klik bintang nya buat support ceritanya dan komentar jika ceritanya kurang bagus supaya Author tahu atau setidaknya menambah ide dan inspirasi buat ceritanya. Hehe..

Happy Reading 💕

Lucia, Kaname dan beberapa orang lainnya sedang berkumpul dan menunggu di titik awal pertemuan. Tampak Genthru sedang menjelaskan rencananya kepada Puhat, Abengane dan beberapa pemain lainnya.

Genthru : Baiklah, pertama-tama, kalian keluar dari sini dulu. Lalu pada saat sudah kembali lagi ke sini, kalian tunggulah di titik awal ini. Kami akan menjemput kalian di sini. Lalu jika kalian punya slot kartu bebas, berikan padaku sekarang.

Abengane : Kenapa?

Genthru : Saat keluar dari game, semua kartu slot bebas akan menghilang.

Puhat : Bukannya data akan tersimpan saat kartu dilepas atau diletakkan dari kartu terbatas?

Genthru : Benar, tapi datamu akan menghilang, jika kau tidak kembali dalam 10 hari.

Nickes : Jika kau tidak kembali sampai saat itu, kami anggap kalian menyerah. Mengerti?

Tiba-tiba Puhat dan Abengane terlihat sedikit panik. Mereka langsung melihat ke sekeliling mereka karena merasakan adanya sesuatu yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

Nickes : Tenang saja, yang datang itu adalah salah satu dari teman kami.

Seseorang pemuda berambut putih bercampur hitam bernama Jispa muncul dari atas dan mendarat.

Jispa : Semuanya sudah berkumpul, kan?

Puhat : Yang barusan itu mantra sihir apa?

Jispa : "Magnetic force." Kartu ini memungkinkanmu untuk terbang ke lokasi pemain lain. Lalu karena kita tidak tahu siapa yang sedang mengawasi kita, jadi langsung kita mulai saja. Aku akan membawa kalian semua ke markas besar kami sekarang.

Tanpa basa basi dan penjelasan lebih lanjut, Jispa langsung mengambil satu kartu dari bindernya dan menunjukkan kartu tersebut kepada yang lainnya.

Jispa : Aku akan menggunakan kartu ini. "Accompany on, Gozephtro!"

Dalam hitungan beberapa menit saja, mereka semua telah tiba di perdalaman hutan. Seolah-olah sudah menunggu kedatangan para pemain yang direkrut oleh Genthru dan Nickes, terlihat seseorang yang menyerupai samurai dengan menampakkan kedua giginya di depan sedang bersandar di sebuah pohon besar.

Gozephtro : Selamat datang ke markas kami, anggota baru. Meskipun aku berkata markas, tapi masih cukup jauh untuk berjalan dari sini. Namaku Gozephtro. Jangan lupakan namaku karena untuk bisa kembali ke sini, kalian perlu menggunakan namaku.

Abengane : (Ternyata begitu, jadi kita tidak bisa langsung pergi ke markas. Dengan menggunakan posisi sekutu mereka, mereka mencegah pemain lain untuk mencari tahu dan memperlajari lokasi dari markas mereka yang sesungguhnya. Mereka sungguh berhati-hati.)

Gozephtro : Masing-masing dari kalian akan mengumpulkan kartu mantra sihir. Dengan kata lain, setelah menerima instruksi dari kantor pusat, kalian harus terbang ke lokasi lain.

Jispa : Tujuan kalian adalah kota sihir, Masadora. Tempat itu satu-satunya tempat kalian untuk mengumpulkan kartu mantra sihir. Tolong ikuti aku!

Setelah berjalan mengikuti Jispa sekitar 10 menit, akhirnya mereka semua tiba di sebuah goa yang berada di tengah-tengah hutan. Di dalam goa tersebut sudah ada beberapa pemain veteran lainnya yang menunggu.

Hunter x Hunter [My version, Lucia]Where stories live. Discover now