[1]TRAVMA

89.7K 5.4K 116
                                    

Sebelum baca ada baiknya follow dulu akun Author.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya.

Update sesuai mood✨

Happy Reading....

*****

"Anastasya, lo mau kan jadi pacar gue?"

Di tengah lapangan basket Farel menyatakan cintanya kepada seorang gadis yang tak lain adalah Anastasya, atau kerap di panggil Tasya.

Semua murid memekik heboh menyoraki Tasya agar menerima cinta Farel.

"Terima! Terima! Terima!"

"Gimana? Gue butuh jawaban lo Sya," ujar Farel lembut.

Tasya tidak bisa berkata-kata, ia tidak menyangka jika Farel akan menyatakan cintanya di depan semua murid SMA PANDU.

"Diam lo gue anggap jawaban Sya," Farel melepaskan genggamannya di tangan Tasya. Matanya menyiratkan kekecewaan.

"Gue pikir lo juga punya perasaan yang sama kayak gue. Ternyata cuma gue yang terlalu berharap."

Farel menghela nafasnya sebentar lalu kembali menatap Tasya.

"Lo lupain kejadian hari ini, anggap aja gak terjadi apa-apa. Dan besok kita kembali sebagai teman biasa tanpa harus melibatkan perasaan,"

Farel membalikkan badannya ingin pergi dari dari tengah lapangan. Ia terlalu berharap Tasya memiliki perasaan yang sama namun kenyataannya hanya dirinya yang memiliki perasaan lebih.

"Kamu mau kemana?"

Langkah Farel terhenti lalu kembali manatap Tasya.

"Pergi. Lo kan udah tolak gue," jawab Farel.

"Kata siapa aku nolak kamu?"

"Ma-maksud lo?" bingung Farel.

Tasya menjinjitkan kakinya agar wajah nya lebih dekat ke arah telinga Farel.

"Aku mau kok jadi pacar kamu," bisik Tasya di dekat telinga Farel.

Tubuh Farel menegang dengan jawaban Tasya. Ia tidak menyangka jika Tasya akan menerima cintanya.

"L-o terima gue Sya? I-ini bukan mimpi kan? Cubit gue sekarang Sya," ujar Farel dramatis.

Tasya terkekeh melihat wajah Farel yang sangat lucu. Dari lama Tasya sudah memiliki perasaan untuk Farel namun ia tidak berani mengungkap kan nya.

Tangan Tasya terulur mengelus pipi Farel dengan lembut. Tasya tidak tega jika harus mencubit Farel yang sekarang sudah menjadi pacarnya.

Sifat Tasya memang lemah lembut, ia paling tidak bisa jika di suruh menyakiti seseorang. Tidak sengaja membunuh lalat saja membuat Tasya merasa bersalah dan menangis.

"Kamu gak mimpi kok Rel, sebenar nya aku udah suka sama kamu dari lama tapi aku gak berani buat ungkapin."

Farel langsung memeluk Tasya dengan erat. Hari ini ia sangat bahagia karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Gue di terima woi!!" Girang Farel.

Semua murid bertepuk tangan ikut bahagia atas jadiannya Farel dan Tasya namun ada satu murid yang manatap mereka tidak suka.

*****

"Kita mau kemana?" tanya Tasya.

Sekarang mereka berdua berada di dalam mobil menuju ke suatu tempat. Farel juga tidak memberitahunya kemana mereka akan pergi.

"Gue akan ngenalin lo ke seseorang," ujar Farel semakin membuat Tasya penasaran.

"Kita udah jadian tapi masih lo, gue."

Tasya cemberut menatap Farel membuat Farel terkekeh. Tangan Farel terulur mengacak puncak kepala Tasya.

"Lucu banget sih pacar aku," gemas Farel.

Pipi Tasya merona ketika mendengar perkataan yang baru saja keluar dari mulut Farel.

*****

Mobil Farel berhenti di depan rumah mewah dan juga megah. Farel keluar terlebih dahulu dari mobil dan membuka kan pintu untuk Tasya.

"Ini rumah kamu Rel?" tanya Tasya.

Farel hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan Tasya.

"Ayo masuk," ajak Farel.

Farel menggandeng tangan Tasya ke dalam rumah itu. Tasya takjub dengan ruang tamu yang sangat luas di depannya. Apakah ini rumah Farel?

"Farel!"

Tasya terkejut saat ada gadis yang berlari dan langsung memeluk Farel. Farel langsung melepas genggaman tangannya dan membalas pelukan gadis itu. Siapa gadis yang memeluk Farel? Apakah itu adiknya? Tapi tidak mungkin, mereka terlihat seumuran.

"Ini cewek yang selalu lo ceritain itu?" ujar gadis itu menunjuk Tasya.

"Iya Stell, dia Tasya, pacar gue."

"Widih... udah jadian aja kalian,"

"Tasya, ini Stella. Sahabat aku dari kecil," ujar Farel memperkenalkan gadis di depannya ini.

"Salam kenal ya Tasya," ujar gadis bernama Stella itu langsung memeluk Tasya.

Tasya membalas pelukan hangat dari Stella. Jadi dia orang yang ingin di kenalkan oleh Farel kepadanya. Sepertinya Stella baik, dia juga terlihat ceria dan ramah.

"Kata Farel lo itu murid paling pinter ya? Lo juga juara umum olimpiade IPA. Pantes si Farel suka sama lo, udah cantik, berprestasi lagi. Good girl banget gak sih!" cerocos Stella.

"Kamu muji nya terlalu berlebihan Stell. Padahal aku itu biasa saja kok,"

"Lo mah merendah untuk terbang," canda Stella.

Stella bahagia mendapatkan teman baru seperti Tasya. Selama ini ia hanya berteman dengan Farel dan masih merasa kesepian saat Farel berada di sekolah.

Stella sudah banyak tahu tentang Tasya dari Farel. Karena setiap hari Stella meminta Farel untuk menceritakan bagaimana gadis yang ia sukai. Ternyata benar, Tasya itu gadis yang lemah dan lembut.

"Gimana kalau cerita-ceritanya di kamar gue aja? Gue mau lebih banyak tahu tentang lo."

Stella menarik tangan Tasya ke kamarnya tanpa menunggu persetujuannya.

"Gue gak di ajak nih!" teriak Farel.

"Lo cowok, nggak usah kepo urusan cewek!" balas Stella.

Farel hanya terkekeh melihat tingkah laku Stella. Ia bahagia jika melihat Stella bisa sebahagia itu bertemu dengan Tasya.

Farel berharap, dengan adanya Tasya, Stella akan lebih bahagia dan tidak terlalu memikirkan tentang penyakit nya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now