[36]TRAVMA

36.7K 3.2K 162
                                    

Holaa, selamat malam semuanya...

Sebelum baca jangan lupa vote dan komen, ya. Dan ajak teman-teman kalian untuk baca cerita ini juga.

Thanks and happy reading🖤

*****

Saat berada di ruang tamu, Tasya baru sadar jika Yola tidak ada di belakang mereka.

"Yola mana?" tanya Tasya kepada Marsel.

Marsel menoleh ke belakang, benar saja Yola tidak ada di belakang mereka. Bukankan gadis itu tadi berjalan di belakang punggungnya.

"Lah? Kok ngilang? Belum apa-apa udah di ghosting aja," ujar Marsel membuat Tasya terkekeh.

"Bentar ya, aku liat di depan dulu."

Tasya kembali ke depan untuk melihat Yola. Namun langkahnya terhenti saat melihat Bian sedang mengobrol serius dengan Yola.

"Aku pun begitu. Aku juga masih cinta sama kak Bian, tapi kita gak bisa lagi bersama. Aku gak mau pertemanan aku sama Tasya rusak lagi. Aku mau memperbaiki semuanya," ujar Yola.

"Apa hubungan kita juga gak bisa di perbaiki?" lirih Bian.

Yola menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak semua kisah bisa di ulang. Kita hanya masalalu kelam yang harus di kubur dalam-dalam."

"Kenapa kalian gak pernah bilang kalau kalian pernah ada hubungan?"

Yola dan Bian terkejut mendapati Tasya di belakang mereka. Apa Tasya mendengar semua obralan mereka?

Keduanya sama-sama takut dan panik. Apa Tasya akan marah setelah mengetahui kebenaran yang sudah mereka sembunyikan kepada Tasya sejak lama.

Yola menghapus jejak air mata yang entah kapan sudah membasahi pipinya.

"Tasya," Yola berusaha untuk bersikap biasa saja di depan Tasya.

"A-abang sama Yola tadi cuma---"

"Aku udah dengar semuanya. Kenapa kalian gak pernah jujur soal hubungan kalian selama ini?" suara Tasya terdengar kecewa.

"Abang cuma takut kamu marah," jujur Bian. Bian tidak punya alasan lagi untuk berbohong. Toh, Tasya sudah mengetahui kebenarannya.

"Marah? Bang Bian pikir Tasya se-egois itu sampai gak mau mikirin kebahagian kakak Tasya sendiri?" tanya Tasya membuat Bian bungkam.

"Bukan gitu, Sya..."

"Kalau dari awal kalian jujur soal hubungan kalian mungkin hari ini gak bakal terjadi. Aku juga ikut bahagia kok liat abang bahagia sama Yola. Yola itu sahabat aku gak ada alasan buat aku marah!" potong Tasya.

Tasya kecewa bukan karena Bian dan Yola menyembunyikan hubungan mereka dari dirinya. Tapi Tasya kecewa mengetahui dirinyalah  penyebab kebahagian sang kakak dan sahabatnya hancur.

"Sya, g-gue..."

"Jadi ini alasan lo berubah selama ini? Ini alasan kenapa lo benci sama gue?" ucap Tasya membuat Yola tidak bisa berkata-kata.

Yola dan Bian sama-sama bungkam. Ya, mereka mengakui kesalahan mereka. Harusnya mereka lebih terbuka dan jujur soal perasaan mereka kepada Tasya. Mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi. Dan mungkin persahabatan mereka juga akan tetap baik-baik saja.

"Maaf."

Hanya satu kata itu yang bisa Yola ucapkan.

Tasya menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.

"Lo gak akan pernah tau, Yol rasanya gak punya teman. Lo gak akan pernah tau gimana rasanya di benci sama sahabat yang udah kita anggap sodara. Lo gak akan pernah tau gimana rasanya menjadi penyebab hancurnya kebahagian orang lain. Lo gak akan pernah tau!" ungkap Tasya tentang kekecewaannya.

"Tasya, ini bukan salah Yola. Ini murni kesalahan abang. Abang yang suruh Yola untuk gak bilang sama kamu," ujar Bian.

Tasya tersenyum getir, matanya berkaca-kaca menatap dua orang di depannya.

"Nggak pacar, Mama, sahabat, bahkan kakak sendiri suka bohongin gue. Gue salah apa sih sama takdir. Kenapa takdir melahirkan gue sebagai perusak kebagian orang!" tanpa sadar air mata keluar dari sudut mata Tasya.

"Kenapa gue harus di lahirkan kalau cuma buat orang-orang terdekat gue menderita!"

"Tasya..." panggil Bian lirih.

"Berhenti!" ucap Tasya saat Bian hendak maju mendekatinya.

"Bang Bian harus perbaiki dulu hubungan Abang sama Yola. Kalau belum baik, Tasya gak mau ngomong sama Abang!" ancam Tasya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tasya!"

Yola menahan Bian agar tidak mengejar Tasya.

"Biarin Tasya tenangin diri dulu. Wajar kok kalau Tasya marah," ujar Yola menenangkan Bian.

"Tasya gak marah. Dia cuma mau kita memperbaiki hubungan kita." Ucap Bian membuat detak jantung Yola kembali tidak normal.

"Jadi gimana? Masih mau pacaran sama om-om ini?" goda Bian membuat kedua pipi Yola merah merona.

Yola melepas tangannya di lengan Bian.

"A-apaan sih! G-gue gak mau sama om-om." Yola memalingkan wajahnya agar tidak ketahuan jika pipinya sedang merona.

"Yakin? Nanti Tasya gak mau maafin kita lho," ujar Bian.

Yola mengulum senyumnya lalu menatap Bian dengan wajah judesnya.

"Oke."

"Oke, apa nih?"

"Ish! Demi Tasya nih ya. Kalau bukan karena Tasya gue gak mau balikan sama om-om kayak lo!" ucap Yola lalu melengos begitu saja.

*****

Sebenarnya Tasya kecewa dengan Bian dan juga Yola. Namun Tasya tidak mau egois dan menambah beban mereka. Tasya tidak mau menghambat kebahagian kakak dan sahabatnya. Mereka juga berhak untuk bahagia.

"Kok sendiri? Yola mana?" tanya Marsel saat Tasya kembali seorang diri.

"Lagi perbaikan hubungan di depan," jawab Tasya.

Marsel mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan jawaban yang Tasya lontarkan.

"Maksudnya?"

"Kamu gak akan ngerti," ujar Tasya lalu duduk di samping Marsel.

Marsel menggelengkan kepalanya tidak mau berpikir keras tentang Yola.

"Kenapa tadi kamu bela aku di depan Farel? Kamu gak takut Farel marah?" tanya Marsel tiba-tiba.

Tasya kembali mengingat kejadian di sekolah tadi. Tasya memikirkan bagaimana keadaan lelaki itu sekarang. Tasya melihat wajahnya di penuhi dengan lebam tapi Tasya malah memilih mengobati orang lain. Apa yang sudah kamu lakukan Tasya.

"Tasya," panggil Marsel membuat Tasya tersadar dari lamunannya.

"I-iya?"

"Aku gak mau ngeliat kamu terus-terusan sedih karena Farel. Karena itu izinkan aku rebut kamu dari dia."

Izin dulu yakan biar sopan.

Untuk teman-teman yang baca tapi gak vote dan komen kalian gak kasian sama aku gitu? Aku rela-rela nulis di pinggir kali biar dapat inspirasi dan kalian bacanya itu gak gantung.

Kalian gak mau berubah pikiran dan pencet bintang di bawah ini atau ninggalin jejak gitu?😌

Ingat ya teman-teman perjanjiannya itu kalau komennya tembus 100 aku bakal update setiap hari. Karena dua chapter sebelumnya gak ada yang sampai mungkin mulai besok aku akan update dua hari satu kali lagi.

Terimakasih atas perhatian teman-teman sekalian🖤

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now