[42]TRAVMA

34.6K 2.6K 71
                                    

Holaa, selamat sore semuanya...

Sebelum baca jangan lupa vote dan komen. Ajak juga teman-teman kalian untuk baca cerita ini🖤

Sebelumnya aku minta maaf ya teman-teman mungkin besok aku gak bisa update soalnya part 43 belum aku ketik. Tapi kalau udah langsung aku update kok🖤

Terus support TRAVMA sampai end ya teman-teman. Jangan bosen-bosen buat ramein cerita ini🖤

Thank and happy reading🖤

*****

Setelah empat hari Tasya hilang kabar, hari ini ia kembali masuk ke sekolah. Rambutnya ia kuncir kuda dan pergi ke sekolah memakai hoodie milik Bian.

Tasya berjalan gontai di koridor, bibirnya pucat pasi tatapannya masih kosong. Kejadian itu sangat membekas di hati Tasya. Ia takut akan terjadi hal yang membuat keluarganya malu.

"Tasya!"

Yola yang melihat Tasya baru saja datang langsung menyambutnya dengan pelukan.

"Lo kemana aja empat hari gak ada kabar? Gue telfon gak di angkat, gue samperin ke rumah lo gak ada orang. Lo bikin semua orang khawatir, Sya!" cerocos Yola.

Tasya masih diam tidak menjawab.

"Lo tau, bahkan kak Bian mau pulang dari singapura gara-gara lo gak ada kabar. Kemana aja lo selama empat hari?" tanya Yola meminta penjelasan.

Sudah empat hari Tasya hilang kabar dan membuat semua orang khawatir. Bian masih di singapura membantu Tyas menyelesaikan urusan perusahaan.

"Ada," jawab Tasya seadanya.

"Lo gak di apa-apain kan sama Farel?" pertanyaan itu keluar dari mulut Marsel.

Yola menoleh kearah Marsel."Farel?" kening Yola berkerut tidak mengerti.

"Waktu itu gue sama Tasya lagi makan di restoran terus ketemu Farel dan dia marah banget dan bawa Tasya pergi gitu aja," jelas Marsel.

"Bener, Sya? Lo gak di apa-apain kan sama dia?"

Tasya menggeleng pelan."Nggak kok."

Tasya tidak mungkin jujur tentang kejadian yang sebenarnya. Tasya malu untuk bilang semuanya ke Yola.

"Lo sakit? Muka lo kok pucat?"

Tasya tidak menjawab pertanyaan Yola, ia fokus dengan Farel yang baru saja datang dengan Stella. Mengingat kejadian malam itu membuat luka di hati Tasya terbuka kembali.

"Gue ke toilet dulu!" pamit Tasya langsung melenggang keluar kelas.

Yola dan Marsel mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Gue yakin udah terjadi sesuatu sama Tasya," ujar Marsel menerka-nerka.

Dari tatapan Tasya saat melihat Farel datang membuat Marsel yakin jika ada sesuatu yang Tasya sembunyikan.

"Gue juga ngerasa kayak gitu," ujar Yola setuju.

*****

Tasya pergi ke toilet menatap dirinya dari pantulan cermin. Wajahnya begitu pucat bak mayat hidup. Selama empat hari makan Tasya sangat tidak teratur bahkan jam tidurnya sangat berantakan.

Air matanya meluruh tanpa ia suruh. Tasya menutup matanya merasakan setiap desir rasa sakit yang menjalar di hatinya.

Tasya meremas roknya saat merasa ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Tasya juga merasakan deru nafas orang itu di dekat telinganya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now