[47]TRAVMA

30.7K 2K 32
                                    

Tidak ada tangis, kesal, amarah, cemburu, dan tekanan hari ini. Yang ada hanya kebahagian untuk dua manusia yang saat ini tertawa lepas di suatu ruangan.

Sejak tadi Farel dan Tasya menonton film komedi di televisi. Dengan di temani satu toples biskuit kebahagian mereka sudah lengkap.

"Hahaha!"

Farel yang menaruh kepalanya di paha Tasya mendongak menatap wajah bahagia gadis itu. Tidak ada kebahagian yang Farel inginkan selain melihat gadis yang ia cintai bahagia seperti ini. Andai Tuhan memberinya satu permintaan yang bisa di kabulkan hari ini, Farel akan minta untuk Tuhan menghentikan waktu saat ini.

Tasya mengerutkan keningnya melihat Farel menatapnya. Tasya menarik hidung Farel membuat sang empu sadar dari lamunannya.

"Ngapain ngelamun?"

"Lapar," jawab Farel asal.

"Kenapa gak bilang dari tadi? Aku masakin ya?"

Tasya hendak beranjak dari duduknya namun Farel tahan.

"Bentar, aku masih mau liat muka kamu lebih lama lagi."

"Muka aku kenapa?" bingung Tasya.

"Nggak kenapa-napa cuma aku senang aja ngeliat kamu ketawa," jujur Farel.

Tatapan Tasya berubah menjadi sendu, sudah lama Tasya tidak tertawa bersama Farel. Kenapa hubungan mereka terus di uji dengan cobaan-cobaan yang tidak biasa. Apa mereka tidak pantas untuk ditakdirkan bersama.

"Untuk hari ini kita happy, happy aja ya. Jangan bahas yang sedih-sedih," ujar Tasya mengelus lembut kepala Farel.

Farel mengangguk setuju. Tidak seharusnya hari ini mereka membahas hal yang bikin mereka sedih. Setelah hari ini mereka tidak tahu lagi bisa mengabiskan waktu bersama tanpa ada derai air mata.

"Kamu mandi dulu biar aku masakin makanan kesukaan kamu," ujar Tasya.

Farel merubah posisinya menjadi duduk menghadap Tasya.

"Kenapa harus mandi? Nggak ada perintah lain selain mandi?" malas Farel. Jujur Farel sangat malas untuk melakukan kegiatan satu itu.

"Nggak ada. Sekarang kamu pergi ke kamar dan mandi!" perintah Tasya tidak bisa di ganggu gugat lagi.

*****

Farel sudah selesai melakukan aktifitas membosankan nya itu. Saat ini Farel tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil berwarna putih.

Farel menghampiri Tasya di dapur yang tengah berkutat dengan peralatan masak. Entah apa yang di masak oleh kekasihnya itu.

"Harum banget," puji Farel lalu memeluk pinggang Tasya dari belakang.

"Lepas Rel aku susah masaknya," ujar Tasya.

Bukannya melepas Farel justru menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Tasya. Farel sangat suka aroma rambut Tasya yang segar.

"Aku pengen cepat-cepat punya kekuasaan sendiri dan bangun rumah tangga sama kamu."

Tasya hanya menggeleng-geleng kan kepalanya pelan. Saat Tasya menoleh kearah Farel, ia mencium sesuatu yang tidak enak. Tasya mendorong tubuh Farel menjauh darinya.

"Kamu belum mandi ya!" Tasya menutup hidungnya. Ia merasakan gejolak mual di perutnya.

Farel mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Udah kok."

Farel menciumi aroma tubuhnya yang harum. Tidak ada bau sama sekali tapi kenapa Tasya malah menutup hidungnya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now