[14]TRAVMA

38.5K 3.2K 204
                                    

Hari ini Tasya memutuskan untuk menjenguk Stella ke rumah sakit. Setelah kejadian kemarin Farel marah besar kepada Tasya dan tidak menghubungi dirinya sama sekali. Sebenarnya Tasya cukup tidak enak badan, kepalanya terasa berat namun Tasya paksakan karena ingin meminta maaf kepada Farel.

"Sus, ruangan pasien bernama Stella Arga Pratiwi dimana ya?" tanya Tasya.

"Pasien atas nama Stella Arga Pratiwi ada di kamar nomor 110 ruang VIP. Mbak tinggal lurus lalu belok kanan," ujar suster.

"Ouh, makasih ya sus."

Tasya menghela nafasnya sebentar sebelum mengetuk pintu kamar rawat Stella.

Tok... tok... tok...

"Masuk!"

Tasya membuka pintu kamar rawat Stella setelah mendapat sahutan dari dalam. Tasya tersenyum kaku saat melihat Farel sedang menyuapi Stella sarapan.

"Hai," sapa Tasya.

"Tasya! Sini- sini!" panggil Stella semangat.

Tasya mendekat lalu menaruh bunganya di atas nakas. Tasya melirik kearah Farel yang sama sekali tidak meliriknya. Mungkin Farel masih marah atas kesalahannya yang tidak bisa menjaga Stella dengan baik. Wajar jika Farel marah kepadanya, Farel sudah mempercayai dirinya untuk menjaga Stella namun kejadian kemarin itu di luar dugaannya.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Tasya.

"Gue baik-baik aja kok makasih ya udah mau jenguk gue," ujar Stella senang Tasya menjenguknya.

Tasya tersenyum lalu menoleh kearah Farel. Farel tetap tidak menggubris keberadaannya.

"Rel," panggil Tasya.

Farel menoleh dengan wajah datar."Ngapain lo kesini?" ketus Farel.

"A-aku mau minta maaf gara-gara aku gak temenin Stella ke toilet dia jadi di bully," ucap Tasya merasa bersalah.

"Ya emang semua gara-gara lo!"

"Farel!" tegur Stella.

"Mending lo pergi dari sini!" usir Farel.

Niat Tasya kesini hanya ingin meminta maaf namun sepertinya kehadirannya tidak di inginkan oleh Farel. Tasya harus mengerti, Farel marah karena kesalahannya.

"Aku kesini cuma mau minta maaf kok Rel, kalau emang kehadiran aku disini menganggu aku minta maaf."

"Cepet sembuh ya Stell aku pulang dulu." Pamit Tasya.

"Sya jangan pulang dulu dong. Rel, lo gimana sih kok ngusir Tasya," Stella tidak habis pikir dengan sikap Farel ke Tasya. Memangnya Tasya salah apa sampai Farel se kasar itu kepada Tasya.

"Tasya tunggu!" Stella berusaha menghentikan Tasya namun Tasya tidak menggubrisnya dan tetap keluar dari kamar rawat Stella.

"Kok lo diem aja sih Rel! Kejar dong!" kesal Stella karena Farel hanya diam saja.

"Ngapain di kejar sih biarin aja dia pergi." Ucap Farel enteng.

"Bego! Bukan Tasya penyebab gue di bully. Kemarin Tasya udah nawarin diri buat temenin gue ke toilet tapi gue yang gak mau."

Seketika wajah Farel langsung shock."Serius lo?"

"Ngapain gue bohong."

"Oh shit!" Farel mengacak rambutnya frustasi. Farel sudah salah paham dengan Tasya. Pasti Tasya sakit hati atas ucapannya.

"Kejar Rel! Lo gak lihat wajah Tasya yang pucat tadi. Gue khawatir Tasya kenapa-kenapa!"

"Terus lo gimana?" tanya Farel ragu meninggalkan Stella sendiri.

"Gue aman." Ucap Stella meyakinkan Farel.

Farel mengangguk lalu dengan cepat keluar untuk mengejar Tasya.

*****

Tasya keluar dari kamar rawat Stella dengan perasaan sedih. Farel pun tidak mengejarnya keluar. Tasya mengusap air matanya yang mengalir lalu pergi dari rumah sakit.

Di perjalanan pulang Tasya tidak menemukan taxi untuk membawanya pulang. Tasya merasa kepalanya semakin berat di tambah terik matahari yang begitu menyengat.

Tasya duduk di halte untuk beristirahat sebentar karena tenaganya mulai lemas. Dari kemarin Tasya belum makan membuat Tasya lemas seperti ini sekarang.

Tasya memegang kepalanya yang pusing, pandangan nya mulai kabur. Hampir saja Tasya limbung jika saja tidak ada yang menahan badannya. Dengan pandangan kabur Tasya masih bisa melihat siapa orang yang membantunya.

"Marsel," lirih Tasya.

"Tasya kamu kenapa?"

Tadi Marsel tidak sengaja lewat dan ia melihat Tasya berjalan sendiri kearah halte. Marsel melihat Tasya seperti mau pingsan jadi Marsel menghampirinya takut terjadi sesuatu kepada Tasya.

"K-kepala... k-kepala aku s-sakit..." ucap Tasya sebelum pandangannya benar-benar menggelap.

*****

Farel kebingungan mencari dimana keberadaan Tasya. Handphone Tasya pun tidak bisa di hubungi sebenarnya Tasya kemana.

"Tasya kamu kemana sayang," Farel menyesal karena menuduh Tasya tanpa ada alasan.

Farel menyerah mencari keberadaan Tasya mungkin saja Tasya sudah sampai di rumah. Farel kembali ke kamar rawat Stella dengan perasaan menyesal.

"Tasya dimana Rel?" tanya Stella setelah Farel kembali ke kamar rawatnya.

Farel menggeleng lemah."Mungkin Tasya udah pulang. Gue nyesel nuduh dia tanpa alasan. Pasti dia sakit hati banget sama sikap gue,"

"Lo harus minta maaf sama Tasya, Rel."

"Iya. Besok di sekolah gue bakal minta maaf sama Tasya," ujar Farel.

"Kok besok sih! Lo samperin lah rumahnya dan minta maaf sekarang juga!"

"Biarin dia tenang dulu, pasti saat ini Tasya marah banget sama gue. Gue mau jagain lo aja disini," Farel duduk di sofa dengan tangan yang memijat pangkal hidungnya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now