[31]TRAVMA

39.4K 3.5K 105
                                    

Holaa selamat malam semuanya...

Sebelum baca jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian di sini.

Jangan lupa juga share dan bantu rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kalian.

Thank and happy reading🖤

*****

"Jelas-jelas dia peluk lo Tasya! Dan lo juga ngapain mau di peluk sama dia. Lo itu pacar gue jangan gatel sama cowok lain!"

Deg!

"G-gatel? A-aku gak gatel, Rel. Tadi Marsel cuma---"

"Cuma apa?! Grepe-grepe?"

PLAK!

Yola menampar pipi kanan Farel hingga menoleh ke samping. Farel memegang pipinya yang sakit akibat tamparan dari Yola.

"Jaga mulut lo! Lo gak liat tadi cewek lo di lemparin pakai sampah. Buta mata lo ngeliat sampah segini banyak di lantai? Atau perlu gue beliin lo kacamata?" Yola menatap Farel nyalang.

Farel menyapu pandangannya ke lantai yang di penuhi dengan sampah. Namun pandangannya berhenti kearah foto yang melihatkan Tasya sedang menerima uang dari seseorang.

Farel mengambil foto itu lalu menatap Tasya yang kini menggelengkan kepalanya pelan.

"A-aku bisa jelasin, Rel," mohon Tasya saat melihat tatapan kecewa Farel kepada dirinya.

Farel menepis tangan Tasya dari lengannya.

"Ini apa?" tanya Farel dengan intonasi yang sangat dingin.

Mata Tasya mulai memanas, suaranya bergetar menahan tangis.

"I-itu gak seperti yang kamu pikirin. A-aku gak mungkin kayak gitu, Rel."

Tasya menyentuh lengan Farel namun dengan cepat Farel menepisnya.

"Apa ini cara lo balas dendam atas semua sikap gue sebelumnya ke lo?" tanya Farel menatap Tasya dengan tatapan kecewa.

"N-nggak, Rel... sama sekali aku gak punya niat buat balas dendam sama kamu."

"Makanya, Rel cari pacar itu jangan cuma ngeliat dari cover. Luarnya aja yang polos tapi kenyataannya busuk! Lebih busuk dari bangkai!" kata Sofi yang baru saja berdiri di samping Farel.

Sofi bersedekap dada, menatap angkuh Tasya seolah-olah puas melihat dirinya tertindas. Apalagi melihat wajah Farel yang sangat marah.

"Kalau gatel di garuk ya, Sya jangan caper sama orang lain. Kasian Farel dapat pacar modelan jalang kayak lo!"

Yola menggeram marah mendengar ucapan Sofi tentang Tasya. Yola mencengkram kuat pipi Sofi dan menatapnya penuh amarah.

"Sekali lagi lo ngomong buruk soal Tasya, gue patahin tulang leher lo!" ancam Yola tidak main-main.

Sofi menepis kasar tangan Yola dari pipinya.

"Jangan sentuh gue! Kulit gue alergi sama orang munafik kayak lo!" ucap Sofi.

Terlepas dari perdebatan antara Yola dan Sofi, kini Tasya memohon agar Farel mau mempercayainya.

Mata Tasya berkaca-kaca menatap Farel yang tidak mau menatap wajahnya.

"Aku mohon percaya sama aku, Rel. Aku gak mungkin---"

Farel kembali menepis tangan Tasya dari lengannya.

"Gimana gue bisa percaya sama lo sementara bukti ada di tangan gue!" potong Farel menunjukkan foto itu ke depan wajah Tasya.

"Cara lo balas dendam itu murahan, Sya!" Farel dengan kasar mendorong bahu Tasya membuat Tasya terhuyung ke belakang.

Marsel yang berada di belakang Tasya dengan sigap menahan tubuh Tasya agar tidak menghantam dinding.

Farel semakin murka melihat Marsel kembali memeluk Tasya. Farel menarik lengan Tasya kasar dari dekapan Marsel.

"Gue bilang jangan sentuh cewek gue anjing! Budek lo ya!" Maki Farel.

"S-sakit, Rel," ringis Tasya akibat cekalan Farel yang sangat kuat di lengannya.

"Berapa yang perlu gue bayar buat lo gak ganjen sama cowok lain?!"

Air mata yang dari tadi Tasya tahan menetes begitu saja mendengar ucapan Farel kepadanya. Serendah itukah Tasya di mata Farel saat ini? Sungguh, Tasya tidak pernah berpikir jika Farel akan mengatakan hal jahat itu kepadanya.

"Jaga mulut lo anjing!"

Bug!

Marsel yang dari tadi menahan emosi kini meledak karena ucapan Farel tentang Tasya. Marsel langsung membogem rahang Farel hingga tersungkur ke lantai.

Marsel berdiri di atas tubuh Farel lalu menghajarnya membabi buta.

"Mati lo bangsat!" maki Marsel tidak berhenti memukuli wajah Farel.

"Brengsek!"

Farel menendang perut Marsel membuat Marsel terjungkal. Farel berdiri dan membalas semua pukulan yang baru saja Marsel layangkan di wajahnya.

Bug! Bug! Bug!

Farel dan Marsel saling baku hantam membuat semua siswa takut untuk memisahkan mereka. Dua-duanya sama-sama brutal tidak peduli dengan lebam dan sudut bibir robek yang sudah mengeluarkan darah segar dari wajah masing-masing.

"UDAH! BERHENTI!!" Teriak Tasya melerai perkelahian antara Farel dan Marsel.

Tasya menarik lengan Marsel menjauh dari hadapan Farel. Kini Tasya yang berdiri di depan Farel dengan air mata yang berderai.

"Terserah kamu mau percaya atau nggak sama aku, Rel. Tapi satu hal yang harus kamu tau! Aku gak mungkin melakukan hal itu!"

Tasya mengusap air matanya dengan kasar.

"Aku bukan kamu, Rel! Kamu kira aku gatau kemarin kamu pergi kemana? Kamu bukan pergi ke rumah tante kamu tapi kamu pergi ke rumah sakit buat nemenin Stella?!" Ungkap Tasya.

Seketika raut wajah Farel berubah menjadi panik. Amarah yang meradang di kepalanya berubah menjadi rasa takut.

"A-aku diam bukan karena aku gatau, Rel. Tapi karena aku tau pasti ada alasan kenapa kamu bohong sama aku."

"Aku berusaha untuk percaya sama kamu agar hubungan kita tetap baik-baik aja, Rel. Meskipun aku melihat sendiri kebohongan kamu kemarin. Tapi sepertinya kamu gak bisa tanamkan hal itu di hati kamu sendiri. Sampai kamu gak percaya dan menuduh aku melakukan hal menjijikkan itu hanya dari sebuah foto!"

Bibir Tasya bergetar, air matanya terus meluruh membahasi pipinya. Hatinya sakit bak di tikam ribuan belati mendengar Farel sama sekali tidak mempercayainya.

"Tasya..." panggil Farel lirih.

Farel ingin menggapai tangan Tasya namun Tasya menolak untuk di sentuh oleh Farel.

"Cukup!"

Tasya memejamkan mata sebentar membuat air matanya semakin deras mengalir. Tasya mengatur nafasnya pelan lalu pergi melewati Farel begitu saja.

"Tasya!" Farel hendak mengejar Tasya namun Yola dengan cepat menahan tangan Farel.

"Nggak usah di kejar! Gue kalau jadi Tasya gak akan sabar ngadepin sikap lo yang kek setan. Punya akal tapi gak di gunain!" maki Yola setelah itu pergi menyusul Tasya.

"Kalau lo gak mampu bahagian dia, kasik Tasya ke gue. Gue masih mampu kok bahagiain dia! Gak kayak lo yang bisanya cuma bikin nangis!"

Dengan tatapan tajam Marsel melewati Farel dan menabrak bahu Farel dengan sengaja.

TRAVMA (Segera Terbit)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt