[63]TRAVMA

33.7K 2.4K 142
                                    

Farel mengejar Tasya yang pergi begitu saja dari rumah dukun kandungan itu. Sepertinya gadis itu sangat marah.

"Tasya, tolong kamu ngerti. Ini juga demi kebaikan kamu!"

Tasya tidak mau dengar gadis itu terus berjalan menjauhi Farel.

"Tasya berhenti dulu!" Farel menggapai lengan Tasya agar gadis itu berhenti berjalan.

"Apalagi hah!" bentak Tasya. Gadis itu menyentak tangan Farel.

Tasya tidak habis pikir kenapa Farel begitu tega ingin menggugurkan anak dalam kandungannya. Apa pria itu tidak mikir jika anak yang sedang di kandungnya itu adalah akibat dari perbuatannya.

Farel menghela nafasnya panjang. Cowok itu berusaha untuk menenangkan pikirannya dulu. Akibat rasa takut Farel bisa lepas kendali seperti ini. Farel berusaha untuk menggapai tangan Tasya.

"Aku minta maaf aku salah. Gak seharusnya aku lakuin ini," ujar Farel menyesal.

Tasya memalingkan wajahnya tidak ingin menatap Farel. Tasya kecewa dengan perbuatan Farel malam ini.

"Sekarang aku anterin pulang ya?" tawar Farel. Tasya melepas genggaman pria itu.

"Gak usah!"

"Kamu gak tau daerah sini. Biar aku anterin pulang ya. Aku tau aku salah dan aku minta maaf," ucap lelaki itu. Sungguh Farel menyesal.

Tasya tidak tidak menjawab. Namun ia juga menurut Farel mengajaknya kembali ke mobil. Memang benar Tasya sama sekali tidak tahu daerah yang di datangi oleh Farel.

*****

Di dalam mobil terjadi keheningan. Sejak tadi Tasya hanya diam menatap ke luar jendela. Sesekali Farel melirik gadis itu dan berusaha untuk menggapai tangannya. Tapi, Tasya menolaknya.

Drrtt... Drrtt... Drrtt

Farel menghela nafasnya gusar. Pria itu mengambil ponselnya yang berdering di dasboard.

"Iya Stella?"

Seketika Tasya menoleh mendengar nama Stella keluar dari mulut Farel. Tasya mengerutkan keningnya saat wajah Farel berubah panik.

"Lo ada di mana?" tanya Farel panik. Pria itu menghentikan mobilnya di jalanan yang sepi.

"[....]"

"Lo tenang jangan panik dulu. Gue jemput lo sekarang!" ujar Farel lalu memutuskan sambungan telponnya.

"Keluar cepat." Farel menyuruh Tasya untuk keluar dari mobilnya.

"K-kenapa?"

"Gue bilang keluar!" bentak Farel dengan suara tinggi. Pria itu turun dari kursi pengemudi lalu menarik Tasya keluar dari mobilnya.

"Kamu apa-apain sih, Rel! Kamu mau tinggalin aku sendiri di sini!" ucap Tasya menatap Farel tidak mengerti.

"Gue mau jemput Stella dia dalam bahaya sekarang!" ujar Farel lalu kembali masuk ke dalam mobil.

Tasya membelakkan matanya. Apa Farel akan meninggalkan dirinya sendiri di tempat sepi seperti ini.

"Jangan tinggalin aku, Rel!" ucap Tasya memohon. Gadis itu mengetuk kaca mobil Farel namun di abaikan.

Mobil Farel melaju kencang pergi meninggalkan Tasya di jalan yang sangat sepi itu. Tasya berusaha untuk mengejar namun kakinya tersandung hingga tersungkur ke aspal.

"FAREL!!"

*****

Marsel terkejut melihat Seana yang menangis di depan pintu. Pria itu menghampiri Seana dan bertanya apa yang telah terjadi.

"Kamu kenapa Sea?" tanya Marsel membantu adiknya untuk berdiri.

"Kakak cantik hiks!" tangis gadis kecil itu belum mereda semenjak Tasya pergi meninggalkan rumah.

Marsel mengerutkan keningnya tidak mengerti. Tadi Marsel pergi untuk membelikan Tasya donat karena gadis itu menginginkannya. Tapi saat ia pulang ia malah melihat sang adik menangis di depan pintu.

"Kakak cantik kenapa?" tanya Marsel mulai khawatir.

"Kakak cantik pergi hiks!"

"Pergi? Kemana?"

Seana menggeleng lemah."Gak tau hiks. Tapi bawa koper besar," ujar Seana.

Perasaan Marsel mulai tidak enak tentang Tasya. Pergi kemana gadis itu.

"Kakak cantik perginya pakai apa?" Marsel berusaha untuk terlihat tenang.

"Pakai mobil silver."

Farel. Ya, mobil itu milik Farel. Pasti Farel yang sudah membawa Tasya pergi dari rumah.

"Bawa kakak cantik pulang lagi," rengek Seana.

"Iya Kak Dewa akan bawa kakak cantik pulang lagi. Sekarang Sea masuk ke kamar biar Kak Dewa yang cari kakak cantik."

Seana mengangguk. Gadis itu pergi masuk ke kamarnya. Buru-buru Marsel masuk kembali ke dalam mobilnya. Ia harus mencari keberadaan Tasya.

*****

Farel turun dari mobilnya lalu menghampiri Stella yang tengah duduk di kursi kayu dekat taman kota.

"Stella!"

Gadis itu langsung menghambur ke pelukan Farel. Gadis itu terisak di dekapan Farel.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Farel mengelus halus surai gadis itu.

"Nggak apa-apa. Tadi gue takut banget ada preman yang ganggu gue tapi untungnya ada warga yang tolongin gue," jelas Stella.

Farel menepuk pelan punggung gadis itu untuk menenangkannya.

"Lo ngapain pergi keluar sendiri?"

"Gue gak mau ngerepotin lo makanya gue pergi sendiri. Tapi gue malah di gangguin preman," isaknya sedih.

"Sekarang gue udah di sini lo gak usah takut ya," ujar Farel menenangkan.

Dari belakang seseorang menarik kerah baju Farel. Pria itu memberikan satu bogeman di rahang Farel.

"Lo bawa kemana Tasya bangsat!" umpat Marsel saat Farel sudah menerima bogemannya.

"Apa sih lo anjing!" Farel berdiri dan menatap tajam musuhnya itu. Farel sudah meng-klaim Marsel sebagai musuh saat pria itu berusaha merebut Tasya darinya.

"Gue bilang Tasya mana!" bentak Marsel.

"Gue gak tau!"

"Lo bilang gak tau?" Marsel mencengkram kerah baju Farel.

"Lo kan yang bawa Tasya keluar dari rumah. Dan sekarang lo bilang gak tau!" rahang Marsel mengeras.

Sekarang Farel ingat. Ia meninggalkan gadis itu sendiri di jalan sepi. Astag Farel lo bodoh banget. Lo ninggalin Tasya sendiri.

"Tasya."

Farel hendak masuk ke dalam mobil namun langkahnya terhenti karena Stella.

"Lo mau kemana Rel?"

"Gue harus jemput Tasya, Stell. Tadi gue ninggalin dia di jalan sepi," ujar Farel.

"Apa lo bilang? Lo ninggalin Tasya di jalan sepi sendiri?" tanya Marsel.

"Bajingan lo! Kalau sampai Tasya kenapa-kenapa bakal abisin lo!" ancam Marsel. Pria itu langsung masuk ke dalam mobil dan mencari Tasya.

"Gue harus pergi Stell," ujar Farel.

"Lo bakal ninggalin gue di sini? Gimana nanti kalau ada orang yang mau jahatin gue lagi?" Stella menatap Farel sendu.

"Tapi Tasya---"

"Kepala gue pusing, Rel gue pengin pulang."

"I-iya kita pulang sekarang."

Farel membantu Stella masuk ke dalam mobil. Pasti gadis itu masih shock. Farel juga tidak bisa meninggalkan Stella sendiri gadis itu harus menjaga kesehatannya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now