[33]TRAVMA

38.1K 3.2K 664
                                    

Holaa, selamat sore semuanya...

Sebelum baca jangan lupa vote dan komen ya. Dan ajak juga teman-teman kalian untuk baca cerita ini.

Aku bakal sering double update kalau cerita ini semakin rame. Makanya ramein setiap chapter dengan komentar kalian.

Thanks and happy reading🖤

*****

"Kamu gapapa, Sel?" tanya Tasya saat pintu ruang BK terbuka.

Kening Farel berkerut menatap Tasya. Kenapa yang di tanyakan Marsel bukan dirinya?

Marsel melirik Farel yang kini tengah dongkol melihat perhatian Tasya kepadanya. Ini adalah kesempatan awal Marsel merebut Tasya dari Farel.

"Gapapa kok, Sya!" jawab Marsel sengaja meninggikan suaranya.

"Kok kamu malah nanyain dia sih bukan aku!" sewot Farel.

Tasya hanya melirik Farel sekilas lalu kembali menatap Marsel.

"Kamu luka. Ayo ke uks, aku bantu obati," ujar Tasya.

Farel membelakkan matanya tidak percaya. Saat Tasya hendak membawa Marsel ke uks, Farel malah menahan tangannya.

"Aku juga terluka, Sya. Kamu gak liat muka aku babak belur begini gara-gara nih orang!"

"Itu salah kamu sendiri, ngapain pukul orang sembarangan."

"Ya, karena dia udah berani peluk kamu!"

"Harus berapa kali sih aku bilang sama kamu. Marsel gak peluk aku! Dia cuma melindungi aku dari lemparan sampah!" ucap Tasya membela Marsel.

"Kenapa kamu belain dia? Pacar kamu kan aku bukan dia!" kesal Farel.

"Kenapa pas aku jatuh kamu pilih tolongin Stella dibanding aku? Pacar kamu kan aku bukan Stella," balas Tasya membalikkan ucapan Farel.

Farel menggeram kesal.

"Stella itu sahabat aku, Sya! Harus berapa kali aku bilang sama kamu!"

"Marsel juga teman aku, Rel. Jadi kita impas!" ucap Tasya lalu menarik lengan Marsel pergi dari sana.

Di dalam hati Marsel bersorak bahagia karena Tasya lebih membela dirinya di banding pacarnya sendiri. Salah sendiri jadi pacar brengsek.

Marsel menjulurkan lidahnya mengejek Farel yang menggeram marah.

*****

"Sakit gak?"

Tasya menempelkan kapas yang sudah ia tetesi obat merah ke luka di wajah Marsel.

"Pelan-pelan Sya, perih," rintih Marsel saat kapasnya menyentuh sudut bibirnya yang robek.

"Kamu tahan aja," ujar Tasya.

"Coba kamu tiup siapa tau perihnya gak kerasa," pinta Marsel sedikit modus.

Tasya hanya mengiyakan lalu meniup luka di pipi Marsel. Marsel menahan untuk tidak tersenyum. Tanpa sadar di balik pintu uks ada seseorang yang menahan emosi melihat interaksi keduanya.

Marsel melihat ke arah pintu mendapati Farel yang mengepalkan tangannya. Tanpa sepengetahuan Tasya, Marsel mengacungkan jempol ke arah Farel.

Farel menggeram marah lalu memukul pintu dengan tangannya sampai menimbulkan suara gebrakan.

Tasya terpelonjat kaget mendengar suara gebrakan. Saat Tasya hendak menoleh Marsel merintih membuat Tasya mengurungkan niatnya untuk menoleh ke belakang.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now