[22]TRAVMA

40.7K 3.4K 52
                                    

Selamat malam semuanya...
Yeay! Travma malam ini udah update lagi. Sebelum baca jangan lupa untuk tinggalkan vote dan komen kalian.

Jangan lupa share dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kalian agar semakin banyak orang yang baca cerita ini.

Jangan lupa share dan rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kalian agar semakin banyak orang yang baca cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Rasa kecewa yang saat ini kamu rasakan adalah harapan yang telah kamu tanam secara berlebihan." -Travma.

HAPPY READING🖤

*****

"Sedetail itu kamu perhatiin aku?"

"Iyalah kan aku suka sama kamu."

"Hah! K-kamu suka sama aku?" kaget Tasya.

"Ee... i-iya. Siapa sih yang gak suka sama cewek sebaik kamu. Bukan suka itu ya, tapi takjub aja gitu ngeliat ada cewek baik dan ramah kayak kamu." Marsel merutuki mulutnya yang keceplosan. Mati-matian Marsel berusaha menutupi kegugupannya di depan Tasya.

"Eum... F-farel belum datang Sya? Kok aku gak liat dia ada disini ya," ujar Marsel mengalihkan topik pembicaraan.

Mengingat nama Farel, Tasya sampai lupa jika Farel belum datang. Tasya kembali mengedarkan pandangannya mencari Farel apakah dia sudah datang atau belum.

"Aku ke sana dulu ya, kamu nikmati aja pestanya." Pamit Tasya.

Tasya tidak berhenti untuk menghubungi Farel namun tidak ada satupun panggilan yang terjawab.

Mengingat hari ini ulang tahunya bersamaan dengan Stella, apa mungkin Farel lebih memilih hadir di ulang tahun Stella dibanding ulang tahunnya?

Tasya memutuskan untuk mengirim pesan melalui whatsApp dengan harapan akan ada jawaban dari Farel.

WhatsApp

Farel🖤

Kamu dimana Rel? kok•
belum datang?

Kamu gak lupa kan•
hari ini hari apa?

Aku mohon kali ini•

jangan buat aku kecewa!


"Tasya kamu kok di luar? Acaranya udah mau mulai lho," ujar Bian menghampiri Tasya.

"Nggak bisa tunggu sebentar lagi ya bang?"

"Kamu masih mau nunggu siapa? Kamu gak liat udah mendung gini. Gimana kalau acaranya belum selesai terus hujan?Hancur dong pestanya."

Tasya menghela nafasnya pelan. Benar saja, malam ini awan sedang mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Tidak mungkin Tasya menghancurkan pestanya sendiri hanya karena menunggu Farel yang tidak ada kabar.

"Ayok masuk," ajak Bian.

*****

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang... juga. Sekarang... juga!" nyanyi semua orang dengan tepuk tangan yang mengiringi lagu selamat ulang tahun.

Bukannya meniup lilin, Tasya malah sibuk mencari seseorang di tengah kerumunan. Tasya masih sibuk mencari keberadaan Farel sampai ia tidak fokus jika ia sudah harus tiup lilin.

"Ayo tiup lilinnya," suruh Bian menyadarkan lamunan Tasya.

"Ha? I-iya."

"Make a wish dulu."

Tasya mengangguk lalu memejamkan matanya. Tasya berharap di detik terakhir ia meniup lilin Farel akan datang.

Suara riuh tepuk tangan terdengar saat lilin yang Tasya tiup itu padam. Perlahan Tasya membuka mata lalu mengedarkan pandangannya berharap wish yang ia ucapkan dalam hati terkabul.

Namun... tidak ada. Orang yang sangat Tasya harapkan kehadirannya tidak ada saat ia membuka mata.

*****

"Resto Gelora di jalan cempaka nomer 20."

Tasya mengerutkan keningnya melihat Yola berada di belakangnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Tasya.

"Lo lagi nungguin pacar gak guna lo itu kan?" tebak Yola benar. Yola tersenyum sinis lalu maju selangkah lebih dekat dengan Tasya.

"Dia lagi ngerayain ultah sahabatnya disana dan gak mungkin bakal datang kesini. Terus ngapain lo masih nungguin dia?"

"Farel akan datang. Gue yakin itu!" ujar Tasya.

"Kalau gak percaya datang aja kesana."

"N-nggak mungkin Farel ingkari janjinya!"

Tasya masih berusaha untuk berbaik sangka kepada Farel meskipun terdapat sedikit keraguan di hatinya.

Yola terkekeh.

"Buktinya sekarang dia gak ada di sini kan?" ucap Yola benar.

"M-mungkin dia lagi kejebak macet di jalan a-atau nggak dia lagi beli kado buat gue. M-makanya telat," lirih Tasya pelan.

"Jangan terlalu naif lo jadi cewek. Jangan mau di bego-begoin sama cowok kayak Farel! Cowok kayak Farel bisanya cuma umbar janji dan ngasik harapan palsu sama lo!" kesal Yola.

Tasya terdiam mendengar ucapan Yola. Sekuat apapun Tasya berusaha untuk percaya kepada Farel selalu saja bertolak belakang dengan hatinya.

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca Tasya menatap mata Yola.

"Itu bukan urusan lo!" ujar Tasya hendak pergi dari sana namun di tahan oleh Yola.

"Jelas urusan gue karena gue peduli sama lo!"

"Kalau lo peduli kenapa lo berubah! Kenapa lo jadi jahat sama gue. Bukan nya lo suka ya ngeliat gue menderita?" ucap Tasya berhasil membungkam Yola.

"Yola! Tasya!" Bian datang menghampiri keduanya setelah mendengar keributan di kolam berenang.

"Kalian ini apa-apaan sih ribut di sini?" ucap Bian.

Rahang Yola mengeras ketika melihat Bian berdiri di hadapannya. Yola menatap Bian dengan tatapan tajam seperti ada amarah yang terpendam di matanya.

"Bilang sama adek tercinta lo ini. Jadi cewek jangan bego-bego amat. pinter dikit kek ngejalani hubungan!" ujar Yola tajam.

"Apa maksud lo ngomong gitu?" tanya Bian tidak suka Yola merendahkan Tasya.

"Emang lo gak tau kalau adek tercinta lo ini lagi di begoin sama cowoknya? Dia janji bakal dampingi adek lo tiup lilin malam ini tapi nyatanya dia lagi tiup lilin sama cewek lain di luar sana!"

Bian menoleh kearah Tasya dengan tatapan tidak menyangka. Apa semua yang di ucapkan Yola tentang Farel itu benar?

"Benar itu, Sya?" tanya Bian memastikan.

"Nggak. Lo pasti bohong. Mungkin aja Farel masih kejebak macet!" bantah Tasya.

"Kalau lo gak percaya datang aja ke resto gelora. Lo akan liat pakek mata kepala lo sendiri kalau omongan gue ini benar!" muak Yola.

"Nggak! Abang gak kasik ijin kamu pergi!" larang Bian.

"Biarin Tasya pergi, biar dia tau kalau cowoknya itu gak serius cinta sama dia!"

"Bisa gak lo gak usah ikut campur masalah hubungan orang?!" sentak Bian.

"Kenapa?! Lo suka ngeliat adek lo setiap hari nangis gara-gara cowok brengsek kayak Farel!" balas Yola.

"DIAM!!" Teriak Tasya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now