Epilog

75.1K 3K 280
                                    

"Bersamaku mungkin tidak seindah ketika kamu bersama masalalu mu. Tapi percayalah, bahwa aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk mu."
-Marcelo Sadewa Putra-

*****

Tasya berlari masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa.

"Marsel! Marsel kamu di mana!" teriak Tasya menggelegar ke seluruh ruang tamu.

Kini Tasya beralih ke kamar pria itu.

"Marsel!"

Nafas Tasya terengah-engah. Marsel juga tidak ada di kamarnya. Kemana perginya pria itu.

"Buna."

Tasya menoleh mendapati Darma berdiri di belakangnya dengan memegang boneka babi miliknya. Anak laki-laki itu perlahan mendekati Tasya.

"Papa, Buna," ucap anak itu lirih.

Tasya berjongkok menyamaratakan tingginya dengan sang putra.

"Papa kenapa sayang?" ucap Tasya mengusap air mata di pipi chubby Darma.

"Papa pergi Buna."

Deg.

"Pergi? Kemana?" tanya Tasya.

Darma menggeleng pelan."Adek gak tau, Buna. Tadi Papa mau koper besar dan bilang sama adek kalau adek harus jagain Buna," ucap anak itu.

Tasya berdiri lalu beralih pada lemari Marsel. Tasya membukanya dan benar saja. Semua pakaian pria itu tidak ada di lemari. Tatapan Tasya tertuju pada kertas di atas nakas.

Tasya mengambilnya dan membuka kertas itu.

Dear Arumi.

Aku pamit ya, Rum.
Maaf karena gak bisa pamit secara langsung.
Aku pergi bukan karena aku udah gak sayang sama kamu tapi karena aku sadar kalau aku bukanlah orang yang kamu inginkan.
Kamu baik-baik ya sama Darma. Semoga Farel benar-benar bisa berubah dan bahagiain kalian berdua. Dan kalau suatu saat kamu dan Darma butuh bantuan jangan sungkan buat hubungi aku.

Thanks for five year Arumi
I will miss you and Darma

Marsel

Tasya menggelengkan kepalanya setelah membaca surat dari Marsel. Tidak. Marsel tidak boleh pergi. Tasya segara mengecek laptop siapa tau ada petunjuk kemana perginya pria itu.

Tasya membuka salah satu aplikasi pemesanan tiket online. Disana Tasya menemukan tiket menuju ke kanada. Apa pria itu akan kembali ke kanada tanpa dirinya dan juga Darma.

"Sekarang adek ikut Buna, ya?" ucap Tasya menggendong anak itu.

"Kita mau kemana Buna?" tanya Darma di gendongan Tasya.

"Susul Papa."

*****

Tasya dan Darma berlari masuk ke dalam bandara. Semoga pesawat Marsel belum take off.

"Permisi pak. Pesawat menuju kanada udah take off belum?" tanya Tasya pada staf bandara.

"Tiga menit lagi mbak," ucap staf itu.

"Apa saya boleh masuk sebentar? Tapi saya tidak memiliki tiket."

"Mohon maaf mbak gak bisa."

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now