[43]TRAVMA

33.3K 2.5K 60
                                    

Holaa, selamat pagi semuanya, jangan lupa sholat subuh ya....

Sebelum baca jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian di sini. Ajak juga teman-teman kalian untuk baca cerita ini.

Thanks and happy reading🖤

*****

Keadaan SMA PANDU begitu tenang sebelum Marsel menggeret seorang siswi ke tengah lapangan.

"SEMUANYA KUMPUL!!" Teriak Marsel membuat semua siswa berkumpul di tengah lapangan.

Tasya yang saat itu sedang berada di kelas langsung keluar mendengar suara keributan di tengah lapangan.

"Marsel kenapa?" tanya Yola menghampiri Tasya.

"Gue juga gak tau. Mending kita liat sekarang," ujar Tasya.

Tasya dan Yola juga pergi ke tengah lapangan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Jadi, selama ini berita tentang siswi bernama Anastasya itu bohong. Itu semua karangan gadis ini agar kalian semua benci sama Tasya!" ucap Marsel menunjuk gadis itu.

Gadis itu hanya menunduk takut.

"Cepat lo akuin semua kesalahan lo sebelum gue yang bongkar aib lo ke seluruh sekolah. Biar lo juga ngerasain di bully setiap hari sama mereka!" gertak Marsel.

"J-jangan Sel! I-iya gue bakal akuin semua kesalahan gue."

"Cepet!"

"M-marsel benar. Berita soal Tasya itu sama sekali gak benar. Berita itu gue sendiri yang bikin," akuh siswi itu.

Semua siswa terlihat shock dan terkejut mendengar pengakuan dari Sofia. Jadi selama ini yang nyebar berita buruk tentang Tasya itu Sofi. Dan mereka sudah salah mengucilkan Tasya dan mem-bully nya setiap hari.

"Gue minta maaf sama lo, Sya. Gue ngelakuin ini karena gue iri sama lo. Lo punya segalanya termasuk Farel. Dari awal masuk sekolah ini gue udah suka sama Farel tapi dia malah nembak lo," ujar Sofi menyesal.

Farel yang saat itu mendengar pengakuan Sofi langsung menghampirinya.

"Jadi lo yang udah fitnah Tasya? Lo mikir gak akibat dari perbuatan lo itu. Gara-gara lo hubungan gue sama Tasya rusak!" bentak Farel.

Mata Sofi berkaca-kaca, ia takut melihat tatapan Farel yang penuh amarah.

"G-gue minta maaf, Rel. Gue ngelakuin ini karena gue suka sama lo."

"Perbuatan lo gak bisa gue maklumi! Sekarang lo ikut gue ke ruang kepala sekolah!"

Saat Farel menarik paksa tangan Sofi ke ruang kelapa sekolah, Tasya datang dan melepas cekalan tangan Farel di pergelangan tangan Sofia.

"Jangan," ujar Tasya.

"Why? Dia udah fitnah kamu, Sya. Dia harus dapat hukuman," ujar Farel.

"Aku udah maafin dia kok."

"T-tapi..."

"Nggak apa-apa."

Sofia menatap Tasya dengan tatapan tidak menyangka. Segampang itu Tasya memaafkan kesalahan yang udah ia perbuat?

"Lo serius maafin gue, Sya?" tanya Sofia memastikan.

"Yang penting lo udah ngakuin kesalahan lo," jawab Tasya.

Sofi tersenyum haru lalu memeluk Tasya.

"Maafin gue Sya, gara-gara iri gue jadi jahat banget sama lo," ujar Sofi menyesal.

Dengan senang hati Tasya membalas pelukan Sofia.

"Jangan di ulangi lagi."

"Gue gak terima, Sya!"

Yola datang ke tangah lapangan melerai pelukan Tasya dan Sofia.

"Gara-gara dia lo jadi bahan bullyan satu sekolah, Sya. Jangan segampang itulah lo maafin dia!" kesal Yola.

"Tuhan aja maha pemaaf masak gue umatnya nggak," ujar Tasya tenang.

"Argh! Terlalu baik lo jadi manusia!"

Yola menghentakkan kakinya kesal lalu meninggalkan lapangan begitu saja. Tasya benar-benar terlalu baik.

"Udah kan? Pergi yuk," ajak Stella menarik tangan Farel dari tengah lapangan.

Tasya hanya menatap mereka berdua berlalu meninggalkan lapangan. Tasya menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis saat Farel menoleh dan tersenyum ke arahnya. Tidak apa-apa berjarak, setidaknya hubungan mereka masih baik-baik saja.

*****

Saat ini Tasya di hadapkan kembali dengan kepala sekolah. Waktu yang di berikan kepala sekolah untuk membersihkan nama baiknya sudah selesai hari ini. Untung saja semua masalahnya sudah selesai.

"Bagaimana Bu? Saya tidak jadi di eliminasi kan?" tanya Tasya.

Bu Vivi yang tengah sibuk membaca berkas-berkas di depannya menatap Tasya. Bu Vivi menghela nafasnya sebentar sebelum akhirnya bersuara.

"Maaf Tasya, saya terpaksa harus mengeliminasi kamu dari olimpiade IPA tahun ini."

Deg!

Raut wajah Tasya berubah menjadi terkejut. Bagaimana mungkin ia di eliminasi saat semua masalah sudah selesai. Bahkan Tasya tidak melewati jangka waktu yang di berikan oleh kepala sekolah.

"Bu Vivi becanda kan? Gak mungkin saya di eliminasi," ujar Tasya masih tidak percaya.

"Saya serius Tasya dan kamu akan di gantikan dengan Tiara."

"T-tapi Bu, saya sudah memperbaiki nilai saya. Bahkan nama saya sudah bersih sekarang."

"Ini sudah keputusan pihak sekolah dan kamu tidak bisa mengganggu gugatnya Tasya," ujar Bu Vivi.

"Tapi alasannya apa Bu?"

Bu Vivi hanya diam tidak memberi alasan yang masuk akal kepada Tasya. Kenapa tiba-tiba dirinya di gantikan.

*****

Tasya keluar dari ruang kepala sekolah dengan tatapan yang kosong. Yola dan Marsel yang duduk di sana langsung berdiri saat melihat Tasya keluar.

"Apa kata Bu Vivi?" tanya Yola tidak sabar.

Tasya tidak menjawab pertanyaan Yola. Ia hanya memikirkan bagaimana nasibnya nanti jika Tyas mengetahui tentang ini.

Marsel memegang bahu Tasya saat melihat raut sedih Tasya.

"Sya, are you okay?" tanya Marsel.

Tasya menggeleng pelan.

"Gue di eliminasi dari tim olimpiade tahun ini dan di ganti sama Tiara," jawabnya lirih.

"Hah? Kok bisa?!" kaget Yola.

"Di eliminasi? Bukannya semua masalah udah selesai?" bingung Marsel.

"Aku juga gak tau."

"Biar gue yang ngomong sama Bu Vivi!" Marsel masuk untuk menemui kepala sekolah.

Yola mengelus pundak Tasya untuk menguatkannya.

"Kalau sampai Mama tau, abis gue."

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now