[72]TRAVMA

38.2K 2.3K 64
                                    

Perlahan Tasya mendekati wanita paruh paya yang sedang duduk santai menghadap kolam berenang. Tubuh wanita paruh baya itu sedikit lebih kurus.

"M-mama?"

Wanita paruh baya itu seketika menoleh mendengar suara bergetar Tasya.

Deg. Dengan tubuh yang gemetar Tyas berusaha untuk berdiri mendekati gadis yang sangat mirip dengan anak perempuannya. Bahkan tidak ada celah untuk membedakannya.

Air matanya tiba-tiba saja jatuh bersamaan dengan tangan yang menyentuh wajah Tasya.

"M-mama gak lagi ngehalu kan?"

Tyas meraba setiap inci dari wajah anak gadisnya yang sudah lima tahun meninggal. Apa Tyas sedang bermimpi bertemu dengan Tasya?

"Nggak, Ma. Ini beneran Tasya. Anak Mama," ujar Tasya.

Tyas langsung bersimpuh di kaki perempuan itu. Tasya langsung menarik tubuh sang Mama ke dekapannya.

"Mama minta maaf! Mama nyesel!" ungkap Tyas histeris di pelukan Tasya. Mendengar tangis sang Mama membuat hati Tasya sakit. Ada perasaan bersalah karena telah meninggalkan Mamanya.

"Harusnya Tasya yang minta maaf sama Mama karena udah ninggalin Mama," ucap Tasya.

"Nggak sayang kamu gak salah. Kamu gak akan pergi kalau gak Mama usir," ucap Tyas merasa bersalah.

"Buna?"

Tyas melepas pelukannya ketika melihat anak kecil yang wajahnya tidak jauh beda dengan Tasya. Wanita paruh baya itu mendekati anak laki-laki itu.

Tyas mengurai rambut Darma dengan lembut."Tasya, apa ini cucu Mama?" tanyanya takjub melihat anak laki-laki yang begitu tampan.

Tasya berjongkok menyamaratakan tingginya dengan Darma. Wanita menganggukkan kepalanya.

"Darma, cium tangan nenek," suruh Tasya.

Darma menurut. Anak laki-laki itu menyalami tangan Tyas.

"Halo nenek," sapa Darma. Tyas tersenyum hangat lalu memeluk Darma dengan erat.

"Kau sangat tampan," puji Tyas menarik pelan hidung Darma.

"Nenek juga sangat cantik. Sama seperti Buna," ucap Darma. Tyas dan juga Tasya terkekeh.

Tatapan Tyas beralih pada pria di belakang Darma. Wanita itu berdiri dan mendekati pria itu.

"Apa kau suami Tasya?" tanya Tyas pada Marsel.

Marsel diam tidak langsung menjawab. Ia melihat kearah Tasya.

"Dia Marsel Ma, sahabat Tasya," ujar Tasya membantu menjawab.

"Lalu dimana suami mu?"

Tasya hanya tersenyum getir dan menggelengkan kepalanya pelan. Tyas yang paham langsung mengangguk.

"Selama ini kalian tinggal di mana? Kenapa keberadaan kalian seperti di telan bumi?" tanya Tyas penasaran.

"Kita tinggal di kanada, Ma. Kami memulai semuanya dari awal di kanada dengan bantuan Marsel. Dia yang selama ini ada buat Tasya," ujar Tasya.

Tyas menatap Marsel dengan tatapan seksama. Wanita paruh baya itu melihat ada cinta yang sangat tulus untuk anaknya. Tidak ada lelaki yang akan sebaik Marsel jika tidak menyimpan rasa.

*****

Yola membawa Darma dan juga Azkia ke taman belakang. Tidak baik jika anak sekecil mereka mendengar obrolan orang dewasa. Apalagi Darma yang tidak tahu manau tentang Ayah dan Ibunya.

TRAVMA (Segera Terbit)Where stories live. Discover now