Page 27.

1.6K 238 113
                                    

Pagi itu, seluruh Pelajar Jusang Highschool di beri kebebasan untuk pergi ke tempat yang mereka inginkan sebelum kembali ke Seoul pada sore hari. Dan yang di lakukan oleh Taehyung hanyalah berjalan-jalan di sekitar penginapan untuk sekedar menikmati sinar hangat matahari musim gugur di tempat asing tersebut setelah sebelumnya kedua teman nya yang entah pergi kemana.

Mereka tiba-tiba saja menjadi sangat akrab dan bahkan sampai meninggalkan nya begitu saja. Dia kemudian duduk di salah satu bangku taman yang berada di belakang penginapan, tepat di bawah pohon yang menutupi akses dari sinar matahari untuk menyentuh kulitnya.
Dia mengangkat ponselnya yang sedari tadi berada di tangan nya, menghidupkan kamera dan mengambil satu gambar sebelum menurunkan nya kembali dan mengirimkan gambar yang baru saja ia ambil pada Seokjin.

Hanya berselang lima detik dan ponselnya berbunyi, menampakkan panggilan dari sang kakak yang membuat sudut bibirnya terangkat sebelum ia menerima panggilan tersebut.

"Ya! Kau sedang sakit?" Tanya Seokjin di seberang begitu panggilan tersambung dan hal itu membuat Taehyung sedikit was-was, mungkinkah kakaknya itu sudah tahu.

"Tidak, aku sedang berlibur. Bagaimana mungkin aku sakit." Sangkalnya mencoba agar tak di curigai, meski sekarang dia tengah menggigiti kukunya dengan kedua lutut yang bergerak dan saling berbenturan.

"Jangan bohong, kenapa wajah mu terlihat pucat?"

Mendengar hal itu, Taehyung menghentikan pergerakan nya dan kemudian menurunkan jarinya yang sempat ia gigiti karna gusar. Dan karna Seokjin menanyakan hal itu, bukankah itu berarti kakak nya itu belum tahu bahwa dia benar-benar sakit.

"Aku tidak sakit, wajah ku terlihat pucat karna efek cahaya di sini." Ujarnya membuat alasan yang terdengar masuk akal.

"Lalu?"

"Bogoshipeoyo." Cetus Taehyung yang di dasari oleh kejujuran, karna pada kenyataan nya dia memang merindukan kakak nya. Dan bukan hanya itu, dia merindukan ayah dan ibunya mengingat untuk pertama kalinya dia meninggalkan rumah berhari-hari.

"Sudah ingin pulang kenapa baru merindukan Hyeong mu ini?"

"Memang ada waktunya untuk merasa rindu pada seseorang, jika Hyeong tidak mau ku rinduakan. Ya sudah, aku akan mencari Hyeong baru."

"Ya! Hyeong mu ini sudah terlalu sempurna, kau ingin mencari Hyeong seperti apa lagi?"

"Seperti apa ya? Aku pikir akan menyenangkan jika memiliki Hyeong yang tidak cerewet."

"Kim..."

Senyum Taehyung kian melebar setelah ia berhasil menggoda kakaknya.

"Kau sedang apa?" Tanya Seokjin kemudian.

"Aku? Aku sedang jalan-jalan, para Guru membebaskan kami hari ini. Jadi semua pergi sesuka hati mereka."

"Dan kau di tinggalkan?" Tebak Seokjin yang membuat wajah Taehyung terlihat sedikit kesal karna pada kenyataan dia memang di telantarkan oleh kedua teman nya, benar-benar menjadi Study Tour pertama yang menyedihkan bagi pemuda yang menggenapi usia 18 tahun nya.

"Berhenti mengungkitnya, siapa yang perduli dengan mereka." Kesalnya dan kemudian bisa di dengarnya bahwa sang kakak sedang menertawakan nya.

"Kau tidak mendaki?"

"Tentu saja aku mendaki." Ujar Taehyung dengan nada bicara yang tiba-tiba bersemangat. "Dalam mimpi." Ralat nya dalam hati. Ya, dia mendaki Gunung Jiri dalam mimpinya. Mimpi yang mustahil untuk di penuhi ketika dia sudah harus kembali ke Seoul sore nanti.

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now