Page 78

1K 149 38
                                    

    Lewat tengah hari, Jiyoung masuk ke ruang kerja mendiang suaminya untuk membawakan makan siang putra tirinya yang hanya mengurung diri di ruangan itu. Wanita paruh baya itu mendekat ke meja kerja, di mana saat itu Daehyun menumpuk kedua tangannya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya di antara lengan yang berbalut kemeja putih tersebut.

    Jiyoung menaruh nampan yang ia bawa ke atas meja dengan hati-hati dan sejenak berdiam diri, menatap prihatin kepada putra tirinya yang masih sangat terpukul. Tangan kanan wanita itu lantas terangkat dan jatuh pada bagian belakang kepala Daehyun lalu mengusapnya dengan sangat lembut.

    "Daehyun, sudah waktunya makan siang."

    Daehyun sedikit tersentak setelah sebelumnya ketiduran di sana. Dia menegakkan tubuhnya dengan wajah mengernyit yang perlahan kembali normal seiring dengan pandangannya yang bertemu dengan Jiyoung.

    "Eommoni, ada apa?"

    "Sudah waktunya makan siang."

    Daehyun sekilas memandang makan siang yang di bawakan Jiyoung. "Nanti saja, aku belum lapar."

    "Kau melewatkan sarapan mu pagi tadi."

    "Apa Hoseok sudah makan?" Tak ingin melanjutkan pembicaraan dengan topik yang sama, Daehyun justru memaksa mengalihkan pembicaraan.

    "Sudah."

    "Sedang apa dia sekarang?"

    "Dia sedang bersama teman-temannya di ruang tengah."

    "Mereka datang kemari?"

    "Mereka bilang sekolah di liburkan, oleh sebab itu mereka kemari."

    Daehyun kemudian beranjak berdiri.

    "Kau ingin kemana?"

    "Aku ingin melihatnya sebentar."

    "Kau harus segera makan."

    "Aku tahu, Eommoni tidak perlu mencemaskanku."

    Daehyun kemudian berjalan menuju pintu dan meninggalkan Jiyoung yang menatap kepergiannya penuh dengan keprihatinan. Dari ruang kerja sang ayah, Daehyun melangkahkan kakinya menuju ruang tengah atau ruangan yang di gunakan keluarga itu untuk berkumpul bersama.

    Saat hampir mendekati ruang tengah, pendengaran Daehyun mendengar suara bising yang berasal dari ruangan itu. Langkahnya kemudian terhenti di ambang pintu ketika pandangannya telah mampu menangkap sosok Hoseok yang masih duduk di kursi roda tengah belajar bersama kedua temannya.

    "Yang ini bagaimana? Kau tahu tidak?" tanya pemuda yang kala itu duduk di lantai tepat di samping kiri Hoseok sembari menunjuk buku pelajaran yang berada di atas meja.

    "Kau kemari ingin membantuku atau malah meminta bantuanku?"

    "Kau tahu teman kita ini sangat bodoh, dia sendiri yang mengajakku kemari." sahut pemuda di sebelah kanan Hoseok yang kemudian terlibat perdebatan kecil.

    Melihat Hoseok yang baik-baik saja, Daehyun memutuskan untuk pergi. Namun saat ia berbalik, saat itu pandangan Hoseok menangkap pergerakannya. Terlihat sedikit sesal di wajah pemuda itu ketika sang kakak terkesan menjauhinya sejak pagi hingga sejenak ia melupakan kesedihan itu ketika kedua rekannya yang terus berceloteh di kedua sisinya.

    Daehyun kembali ke kamarnya, namun tak lama kemudian dia kembali ke bawah dengan pakaian yang lebih rapi, menegaskan bahwa dia hendak bepergian. Meninggalkan ruang tamu, Daehyun berjalan menuju kamar Jiyoung dan ketukan pada pintu kayu itu membuat Jiyoung yang saat itu duduk di tepi ranjang sembari memegangi foto Kyungho segera menghapus airmatanya dan bergegas membuka pintu.

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now