Page 72

1.2K 163 133
                                    

    Matahari yang dengan cepat naik ke atas, seakan hendak meninggalkan Daehyun di saat Dokter muda itu masih terlelap di sofa dalam posisi tengkurap dengan satu tangan yang jatuh ke lantai. Sedangkan Hoseok sudah terbangun dan tengah menikmati sarapannya pagi itu dengan Youngjae yang entah kenapa tiba-tiba saja bersikap lembut.

    Hoseok sempat heran ketika Youngjae tiba-tiba menawarkan diri untuk menyuapinya. Dan karna dia mampu untuk melakukannya sendiri, dia sempat menolak, namun sikap galak Youngjae tiba-tiba keluar dan dia tidak bisa menolak selain hanya berpasrah diri. Menyaksikan keanehan sang kakak tiri yang sebelumnya menjadi musuh bebuyutannya, sekarang bersikap seperti Daehyun.

    "Setelah sembuh, kau ingin pergi ke suatu tempat?" pertanyaan yang begitu tiba-tiba dan sedikit mengejutkan Hoseok.

    "Kenapa Hyeong tiba-tiba bertanya seperti itu?"

    "Tidak ada. Hanya saja sepertinya sudah lama sekali kita tidak liburan bersama... Kau ingin berlibur ke luar Negeri?"

    "Aku hanya akan mengikut saja, lagi pula aku juga harus sekolah. Mana bisa liburan?"

    "Aku akan meminta izin kepada pihak sekolah. Katakan saja kau ingin kemana."

    Hoseok menatap penuh kecurigaan, merasa ada hal yang tidak beres dengan sikap Youngjae pagi itu.

    "Apa yang kau lihat? Buka mulutmu!"

    Hoseok membuka mulutnya, menerima suapan untuk ke sekian kalinya dari Youngjae.

    "Katakan saja, kau ingin ke Swiss? London? Hawai? Atau Pulau Jeju?"

    "Hyeong bilang luar Negeri, kenapa tiba-tiba menyebutkan Pulau Jeju?"

    "Itu pilihan terbaik jika kau tidak ingin pergi jauh-jauh."

    Hoseok mencibir, "tumben sekali, pasti Hyeong memiliki rencana lain."

    Tepat setelah itu, Hoseok memekik pelan ketika Youngjae tiba-tiba memukul kepalanya menggunakan sendok. Dan sepertinya dia harus memanfaatkan kebaikan seorang Yoo Youngjae yang berlabel Limited Edition tersebut.

    "Kenapa malah memukulku? Kepalaku 'kan sedang terluka."

    "Aku memukul kepalamu, bukannya lukamu. Kau seorang laki-laki, jangan cengeng." Youngjae lantas mengangkat sendok di tangannya ketika memberi nasehat selanjutnya pada Hoseok, "kau dengarkan aku baik-baik. Kakakmu itu adalah pria brengsek, jangan pernah percaya padanya... Mulai sekarang, berhenti bergantung pada si brengsek itu jika tidak ingin hidupmu sengsara. Kau mengerti?!"

    Hoseok memicingkan matanya, menatap sinis ke arah si Pengacara yang baru saja mengatakan hal buruk tentang kakaknya. Hoseok kemudian bergumam, "Hyeong mengatakan hal itu karna Daehyun Hyeong masih tidur. Bukankah itu sangat licik?"

    "Kau bilang apa?" Youngjae mengangkat sendok di tanganya lebih tinggi sebagai ancaman untuk Hoseok dan membuat Hoseok mengangkat kedua tangannya dan menyilangkannya di atas kepala.

    "Tadi bersikap baik, kenapa sekarang menjadi kejam lagi?"

    "Katakan sekali lagi! Cepat katakan!"

    "Hyeong galak sekali, aku 'kan sedang sakit."

    "Siapa yang menyuruhmu untuk sakit?! Kau laki-laki, jika ada yang memukulmu sekali, maka kau harus membalasnya dua kali."

    "Hyeong berisik sekali, Daehyun Hyeong sedang tidur."

    "Siapa yang peduli dengan si brengsek itu, dia bisa tidur di manapun dia mau."

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now