Page 100

1.4K 160 86
                                    

    Helaan singkat Seokjin terdengar setelah ia keluar dari kamar mandi yang ada di dalam kamar Taehyung. Adiknya sudah pergi tanpa sepengetahuan. Berjalan ke arah ranjang, pria itu duduk di tepi ranjang dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Taehyung.

    Berusaha sebisa mungkin menahan amarahnya. Seokjin berucap dengan tenang ketika sambungan terhubung. "Kau di mana sekarang?"

    "Di sekolah," suara Taehyung menyahut, namun tak seceria biasanya.

    Seokjin kembali berucap, masih dengan nada bicara yang tak menuntut, "kau lupa dengan pesan Hyeong semalam?"

    "Aku sudah terlalu banyak absen. Aku tidak bisa membolos lagi."

    Seokjin sejenak mengusap keningnya yang menampakkan kerutan frustasi sebelum kembali berucap, "jangan membuat Hyeong marah. Sekarang, kembalilah ke rumah."

    Taehyung tak menyahut, namun panggilan masih tersambung. Seokjin menurunkan tangannya dan kembali berucap, "pulang sekarang, Kim ... atau kau ingin Hyeong menjemputmu."

    "Aku hanya ingin bersekolah. Hyeong jangan memaksaku, aku tidak suka."

    Seokjin bingung sekarang. Biasanya Taehyung akan bicara dengan suara yang meninggi ketika ia memaksakan kehendaknya. Namun yang terjadi sekarang, pemuda itu justru berbicara dengan suara yang tenang. Tak menunjukkan kemarahan ataupun kesedihan, dan itu sangatlah mengganggu batin Seokjin.

    "Hyeong tidak suka, jika kau menjadi anak pembangkang. Sekarang pulanglah, Hyeong tunggu di rumah."

    "Nanti malam, jemput aku tepat waktu di sekolah."

    Batin Seokjin tersentak. Meski itu adalah harapannya, dia tidak menyangka bahwa Taehyung akan mengatakan hal itu. Dia pikir pemuda itu akan bertemu diam-diam dengan Daehyun dan pergi bersama Dokter muda itu.

    "Hyeong," teguran itu datang setelah Seokjin terdiam cukup lama.

    "Ada apa?"

    "Aku minta maaf."

    "Minta maaf untuk apa?"

    Taehyung kembali diam dan Seokjin kembali bicara, "minta maaf untuk apa?"

    "Aku menyayangi Seokjin Hyeong."

    Sambungan terputus oleh pihak Taehyung. Menyisakan tanda tanya yang tertutupi oleh rasa sesal bagi Seokjin. Dia menangani masalah dengan menggunakan emosi, tapi Taehyung justru terlalu tenang ketika di hadapkan dengan masalah sebesar ini.

    "Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, Kim?" pertanyaan bernada khawatir yang lebih ia tujukan pada dirinya sendiri.

    Beranjak dari duduknya. Seokjin meninggalkan kamar Taehyung dan kembali ke kamarnya. Pintu kamar terbuka, menampakkan Hoseok yang duduk di tepi ranjang membelakangi pintu.

    Seokjin masuk. Menutup pintu sebelum menghampiri Hoseok. "Sudah bangun?" sapaan kecil dengan senyum paksa, Seokjin berikan.

    Duduk di samping Hoseok. Seokjin menjatuhkan usapan lembut pada puncak kepala pemuda yang selalu menunduk sejak ia melihat pemuda itu di rumahnya.

    Seokjin kembali menarik tangannya dan berucap, "bagaimana tidurmu?"

    Tak banyak merespon, Hoseok hanya memberikan anggukan kecil.

    "Sampai kapan kau ingin menunduk seperti ini? Kau tidak ingin mengenal kakakmu ini?"

    Batin Hoseok tersentak. Begitu mudahnya Seokjin mengakuinya sebagai adik tanpa berusaha mencari bukti lainnya di saat kakaknya yang dulu justru dengan mudahnya mengeluarkannya dari rumah.

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now