Page 82.

933 135 43
                                    

Youngjae membenahi selimut Hoseok setelah sebelumnya membantu adiknya itu untuk mandi. Dia kemudian merampas ponsel yang berada di tangan Hoseok.

"Waktunya tidur, berhenti bermain ponsel."

"Aku belum ngantuk."

"Tidak ada alasan. Kau harus segera tidur jika ingin cepat sembuh."

"Aku kan tidak sakit ... yang sakit hanya kaki ku."

"Berhenti menjadi pembangkang, aku tidak suka itu."

Youngjae menaruh ponsel di atas nakas tepat di samping kepala Hoseok. "Tidurlah, aku juga harus beristirahat."

Menyadari wajah Youngjae yang terlihat lelah. Hoseok pun tak berani menyanggah lagi. Pemuda itu menarik selimutnya dan bersiap untuk tidur.

"Aku akan tidur, Hyeong pergi saja."

"Selamat malam, Jung Hoseok."

Youngjae lantas berjalan menuju pintu, tak lupa dengan mematikan lampu utama sebelum menutup pintu dari luar. Dari kamar Hoseok, ia turun ke bawah untuk melihat keadaan Jiyoung. Namun ketika ia berjalan menuruni anak tangga, ia tak lagi mendapati ibunya berada di ruang tamu.

Dia lantas bergegas menuju kamar sang ibu, namun baru beberapa langkah dari ujung tangga. Langkahnya terhenti ketika ia melihat Jiyoung berjalan mendekat dari arah ruang kerja mendiang ayah tirinya.

"Eomma dari mana?"

"Ibu baru saja berbicara dengan Daehyun."

"Dia sudah pulang?"

Jiyoung mengangguk sembari mengusap wajahnya. Youngjae hendak pergi menghampiri Daehyun, namun Jiyoung segera menahan lengan putranya itu.

"Ibu ingin bicara?"

"Apa?"

"Bagaimana dengan adikmu?"

"Apa yang sudah Daehyun katakan pada Eomma?"

Jiyoung menggeleng. "Dia hanya membenarkan perkataanmu. Dia tidak ingin bicara dengan Ibu."

Youngjae beralih memegang kedua lengan ibunya. "Jangan memikirkan tentang apapun. Masalah Hoseok,biar aku dan Daehyun yang menanganinya ... sekarang lebih baik Eomma segera beristirahat, ini sudah malam."

"Apa Hoseok sudah tidur?"

"Dia sudah tidur, sebaiknya Eomma segera kembali ke kamar. Untuk urusan Hoseok, kita bahas besok pagi saja."

"Jangan terlalu keras pada Kakakmu."

Youngjae mengangguk untuk sekedar meredam kecemasan dari wanita yang paling ia hargai itu. Keduanya kemudian berpisah. Pergi ke arah masing-masing.

Langkah Youngjae terhenti di depan pintu. Kemarahan kembali terlihat dalam sorot matanya, namun akal sehatnya masih berkuasa. Tak ingin membuat keributan larut malam seperti ini, Youngjae menghela napasnya sebelum tangannya tergerak untuk membuka pintu.

Pintu ruangan terbuka, namun sayangnya hal itu tak mampu menarik perhatian Daehyun yang kala itu duduk di kursi yang berada di belakang meja kerja mendiang ayahnya. Youngjae lantas masuk dan menutup pintu sebelum berjalan menghampiri kakak tirinya.

Berhenti tepat di samping Daehyun. Tatapan dingin Youngjae segera menghampiri sang kakak yang bahkan tak peduli dengan kedatangannya.

"Dari mana saja?"

"Bukan urusanmu," jawab Daehyun tanpa minat.

"Menemui anak itu?" Daehyun hanya berdiam diri. "Kau ingin mengambil anak itu dan membuang Hoseok, begitukah?"

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now