Page 103

999 147 23
                                    

Hari itu, kedua pemuda itu menjalani rutinitas harian mereka sebagai pelajar. Meski semua sudah tak sama lagi dengan hari-hari sebelum kebenaran itu terungkap. Berbeda dengan hari sebelumnya. Hoseok yang biasanya selalu aktif, justru memilih menghabiskan jam istirahat di perpustakaan. Bukan untuk belajar, namun hanya duduk di sudut ruangan guna menghindari semua orang. Hal itu tentu saja sangat aneh bagi teman-teman Hoseok, terlebih lagi pemuda itu yang tiba-tiba menjadi pendiam.

Sedangkan Taehyung. Dia kembali mengikuti Jimin, mendengarkan setiap perkataan Jimin meski jarang memberi respon. Hingga detik itu Jimin belum mengetahui keadaan keluarganya, karena dia tidak berniat untuk memberitahu Jimin sekalipun rekannya itu terus menuntut jawaban darinya.

Hari yang berat lantas terlewati, menuntun kegelapan kembali dan mendorong cahaya yang kemudian menghilang di ujung barat. Malam itu di jam yang hampir sama, Hoseok dan Taehyung meninggalkan sekolah mereka masing-masing.

Memisahkan diri dari rekan-rekannya, Hoseok berjalan melewati gerbang sekolah dan bergegas menuju halte bus. Namun langkah pemuda itu terhenti setelah seseorang menahan lengannya.

Hoseok segera menoleh dan terkejut ketika mendapati Youngjae berada di sana. "H-hyeong?" suara itu terdengar gemetar, ia lantas menarik tangannya hingga terlepas dari tangan Youngjae.

Tatapan Youngjae yang selalu terlihat menyebalkan itu, untuk malam itu terlihat melembut. Dan satu helaan napas lantas membimbingnya untuk merengkuh pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.

Hoseok awalnya terkejut. Namun tak memungkiri bahwa hal sederhana itulah yang ia butuhkan sejak kemarin. Kedua tangan pemuda itu lantas membalas pelukan Youngjae. Menenggelamkan wajahnya pada dada Youngjae dan kemudian mencoba menahan tangis yang hendak kembali meloloskan diri.

Satu tangan Youngjae bergerak ke atas dan mendapatkan bagian belakang kepala Hoseok. Usapan lembut lantas ia berikan seiring dengan mulutnya yang bergumam, "maaf ... kami terlalu banyak menyakitimu. Maafkan kami."

Setelah cukup tenang, Hoseok lantas melepaskan pelukan itu dan mundur selangkah. Sekilas mengusap sudut matanya yang berair. Dia kemudian menguatkan batinnya untuk bisa memandang Youngjae dengan cara yang lebih keren, seperti yang dilakukan oleh Taehyung.

"Kenapa Youngjae Hyeong bisa ada di sini?"

"Aku datang untukmu. Ayo, kita pulang."

Pandangan Hoseok terjatuh, membiarkan sebuah gelengan pelan menjadi jawaban atas ajakan Youngjae.

Youngjae kemudian bertanya, "kenapa?"

"Daehyun Hyeong tidak menginginkanku."

"Aku yang akan bicara dengan kakakmu."

Hoseok dengan cepat mengangkat wajahnya dan berucap, "dia bukan kakakku."

Batin Youngjae tersentak, menatap tak percaya. Namun ia masih bertahan dengan sikap lembutnya. "Kenapa kau berbicara seperti itu?"

"Aku juga tidak mau mengatakannya. Tapi bagaimana lagi? Aku ingin Daehyun Hyeong tetap menjadi kakakku dan aku menjadi adik Daehyun Hyeong ... tapi aku harus bagaimana? Dia bukan kakakku, aku benci ini ..."

Pertahanan yang telah ia buat nyatanya tak sekuat Taehyung. Suara itu terdengar semakin lirih yang kemudian disusul oleh air mata yang mulai melepaskan diri dari kelopak matanya.

Hoseok melanjutkan. Menuntut namun juga tak berdaya, "sekarang Hyeong katakan padaku, aku harus bagaimana? Kenapa ini terjadi padaku? Siapa yang harus bertanggungjawab atas semua ini? Kenapa orang-orang itu memperlakukanku seperti ini ... apa yang harus aku lakukan? Cepat katakan padaku!"

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now