Page 83.

1.1K 161 85
                                    

Sedikit kebisingan yang terjadi di luar jendela mengusik alam bawah sadar Seokjin. Perlahan kelopak matanya terbuka dan dengan cepat melebar ketika tak mendapati Taehyung di hadapannya. Dengan cepat Seokjin bangkit dan terduduk di ranjang. Mencoba mengumpulkan kesadarannya sebelum turun dari ranjang untuk mencari keberadaan adiknya itu.

Berjalan menuju pintu. Langkah Seokjin terhenti sebelum ia berhasil melewati ranjang ketika ia mendapati bahwa Taehyung bergelung dengan selimut tebalnya tepat di bawah ranjang. Sama seperti saat ia mendatangi kamar itu semalam.

Waktu Seokjin datang ke sana. Saat itu Taehyung juga tidur di lantai, namun dengan satu kaki yang masih berada di atas ranjang. Seokjin pikir adiknya itu tidak sengaja terjatuh dari ranjang. Namun kenapa lagi-lagi ia menemukan adiknya itu tidur di lantai.

Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya dan menghampiri Taehyung. Sedikit membungkukkan badannya, Seokjin lantas mengangkat tubuh si bungsu yang terbungkus selimut tebal dan menaruhnya dengan hati-hati di atas ranjang. Pantas saja saat ia terbangun, ia tidak mengenakan selimut.

Ketika Seokjin hendak menaruh kepala Taehyung ke atas bantal. Saat itu Taehyung mengeliat dan menggerakkan tangannya seperti memukul ke arah samping dan sukses mengenai dagu Seokjin.

Seokjin hampir saja memekik, namun ia hanya memegangi dagunya ketika kelopak mata Taehyung terbuka akibat ulah dari pemuda itu sendiri yang tak sengaja memukul dagu kakaknya.

"Hyeong sedang apa?"

"Minta maaf pada Hyeong!" ucap Seokjin masih dengan satu tangan memegangi dagunya dan satu tangan lainnya masih berada di bawah kepala Taehyung.

"Memangnya aku salah apa?" Taehyung sedikit mengeliat, merasa malas untuk bangun.

"Kau sudah memukul Hyeong, minta maaf sekarang."

"Kapan aku melakukannya?"

"Barusan. Minta maaf sekarang."

Taehyung menggeleng.

"Kenapa?"

Taehyung kembali menggeleng dan seketika kekhawatiran terlihat di garis wajah Seokjin.

"Kau merasa ada yang sakit?" Seokjin menggunakan tangannya yang terbebas untuk memeriksa suhu badan Taehyung yang normal-normal saja. "Katakan di bagian mana yang sakit."

Sekali lagi Taehyung menggeleng. Namun setelahnya ia mendekat dan memeluk leher Seokjin. Membuat sang kakak sedikit terkejut.

"Ada apa?"

"Sepertinya, aku mimpi buruk," gumam Taehyung yang telah memejamkan matanya. Mencari kehangatan pada bahu lebar sang kakak.

Seokjin lantas naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Taehyung. "Mimpi buruk seperti apa?"

"Aku bermimpi tentang Jung Ssaem."

"Jung Ssaem?"

Taehyung mengangguk.

"Memangnya seperti apa mimpimu itu?"

"Hyeong memukuli Jung Ssaem."

Mendengar hal itu, Seokjin terkekeh geli. "Kau ini ada-ada saja. Untuk apa aku memukuli Jung Ssaem?" Seokjin membalas pelukan adiknya. "Sudah pagi, bersiap-siaplah ke sekolah."

"Hari ini bolos tidak apa-apa, kan?"

"Kenapa? Kau merasa kurang enak badan?"

Taehyung sedikit menjauh namun tak menarik tangannya. "Aku ingin bertemu dengan Kihyun Hyeong."

GOODBYE DAYS [Spring Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang