Page 113.

787 128 27
                                    

Pagi itu Seokjin memutuskan untuk memindahkan Taehyung ke Seoul. Menyetujui bahwa Kihyun tetap menjadi dokter Taehyung setelah Youngjae berhasil meyakinkannya. Kihyun yang datang pagi itu sengaja tidak membawa mobil agar bisa memantau kondisi Taehyung selama dalam perjalanan. Sementara Seokjin membawa mobilnya sendiri.

Ambulan yang membawa Taehyung sudah berangkat, namun Seokjin masih berada di dalam gedung. Tepatnya di lantai di mana ruang rawat Daehyun berada. Berdiri di depan pintu ruang rawat Daehyun, Seokjin melihat keadaan di dalam melalui pintu kaca. Tak ada kemarahan yang tersisa dalam sorot matanya, namun bukan berarti dia memutuskan untuk berdamai dengan Daehyun.

Diperhatikannya Youngjae yang saat itu duduk di samping ranjang dengan tangan yang menggenggam tangan Daehyun. Sejenak Seokjin menempatkan diri dalam posisi Youngjae untuk bisa mengerti perasaan si Pengacara. Karena meski kedua orang itu hanyalah saudara tiri, yang dilihat oleh Seokjin saat ini adalah hubungan keduanya yang lebih istimewa dari sekedar saudara tiri.

Tak ingin mengatakan apapun pada Youngjae, Seokjin pun berjalan pergi sembari ingatannya mengulang apa yang semalam mereka bicarakan.

"Daehyun mengalami cedera yang serius di bagian kepala."

"Kau ingin aku mengasihani orang itu?"

"Mari kita buat kesepakatan."

Saat itu Seokjin merasa ragu, namun pada akhirnya dia memutuskan untuk mendengarkan Youngjae.

"Katakan."

"Dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar Daehyun akan kehilangan ingatannya, itupun jika dia bisa bangun."

"Maksudmu?"

"Tidak ada jaminan kapan Daehyun akan bangun. Jikapun dia bangun, tidak ada jaminan pula bahwa dia bisa kembali pada keadaan sebelum kecelakaan. Kami hanya menunggu sebuah keajaiban agar tidak kehilangan Daehyun."

"Lalu kesepakatan apa yang akan kau buat?"

"Jika Daehyun benar-benar kehilangan ingatannya ... kami akan melepaskan Taehyung dan kembalikan Hoseok pada kami. Namun jika Daehyun mengingat semuanya ... aku akan mempertahankan apa yang dia inginkan."

Meski perasaan marah itu masih ada, Seokjin menyadari bahwa Youngjae cukup kesulitan mengatakan hal itu. Dia sendiri merasa ragu, haruskah ia setuju atau menolak. Meski apapun yang terjadi, dia akan tetap mempertahankan Taehyung.

"Bagaimana? Aku pikir kau tidak akan rugi dengan kesepakatan ini. Jika kau setuju, aku akan menarik gugatan di Pengadilan."

"Jika Daehyun baik-baik saja dan tetap menginginkan Taehyung. Kau akan kembali mengajukan tuntutan ke Pengadilan, begitukah?"

"Tidak. Aku bukanlah orang yang suka bermain-main dengan hukum. Jika pada akhirnya Daehyun mengingat Taehyung, kita ... hanya kita berdua. Itu akan menjadi urusan antara kau dan aku."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Apapun. Aku bisa menghancurkan siapapun yang menghalangi jalanku."

"Sinting," kalimat bernada cibiran itulah yang menjadi keputusan akhir Seokjin. Dengan membiarkan Kihyun membawa Taehyung ke Seoul, Seokjin menyetujui perjanjian yang diajukan oleh Youngjae.

Youngjae merogoh ponselnya dan memutuskan untuk mengabari ibunya setelah mengabaikan sang ibu sejak kemarin. Raut wajah yang selalu terlihat mengintimidasi itu saat ini terlihat sedikit frustasi. Meski Daehyun bisa bernapas tanpa bantuan alat medis, namun tak ada yang menjamin kapan Daehyun akan kembali pada keluarganya.

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now