Page 61.

1K 144 5
                                    

"Sudah selesai?" Taehyung kembali memulai pembicaraan di antara keduanya, di saat mereka sama-sama duduk berdampingan dengan punggung yang menyandar pada bagian atas ranjang.

Jimin sudah menghentikan tangisannya, dan alhasil wajahnya yang terlihat sedikit membengkak menjadi lebih bengkak lagi ketika ia merasa kesal.

"Kenapa tidak mengatakannya padaku?" setelah berjuang meredam kekesalan sekaligus kesedihannya, Jimin mulai menyahuti.

"Aku kan tidak bertemu denganmu."

Semudah itu? Jimin lantas menjatuhkan pandangannya pada Taehyung dan berucap dengan sedikit lantang, "kau bisa menghubungiku, tidak! Kau bahkan mengabaikan semua panggilanku."

Taehyung bergeser mendekati Jimin, merangkul bahu sahabatnya dengan satu tangan yang terbebas menepuk dada Jimin untuk menenangkannya.

"Jangan berteriak. Jika Ibuku dengar, dia akan mengira bahwa kita sedang bertengkar."

"Itu karna kau yang menyebalkan!"

"Maafkan aku... Aku kan tidak tahu jika akan seperti ini pada akhirnya."

"Tetap saja... Baik atau buruknya, kau harus selalu memberitahuku. Sangat menyebalkan karna aku harus tahu semuanya dari Jeon Ssaem."

Taehyung menarik kedua tangannya dari Jimin dengan raut wajah yang sedikit terkejut. "Jeon Ssaem?"

Jimin mengangguk. "Jeon Ssaem mengumumkannya di kelas."

"Jadi semuanya sudah tahu?" ucap Taehyung dengan sedikit lesu.

"Mereka temanmu dan mereka semua berhak tahu."

"Tapi... Bagaimana Jeon Ssaem bisa tahu?"

"Mungkin saja Seokjin Hyeong yang memberitahu."

Taehyung menggeleng. "Sejak aku bangun, Seokjin Hyeong sama sekali tidak menyentuh ponselnya."

"Dari mana kau tahu?"

"Dia meninggalkan ponselnya di situ." Taehyung menunjuk nakas yang berada di samping Jimin, dan benar bahwa terdapat sebuah ponsel di sana.

"Berarti Seokjin Hyeong pergi tanpa membawa ponsel?"

"Kenapa kau bisa ada di sini?" ucap Taehyung yang mengalihkan topik pembicaraan dan kembali mempertemukan pandangan keduanya.

"Aku kemari karna mengkhawatirkanmu."

"Tapi ini masih jam pelajaran."

"Aku kabur dari kelas."

"Bagaimana caranya kau melewati penjaga Sekolah?"

"Aku melompati tembok belakang Sekolah."

"Sinting!" cibir Taehyung, "kau tahu jika tembok itu sangat tinggi, kenapa nekad melompatinya?"

"Namanya juga mendesak, mana aku sadar jika itu sangat tinggi."

"Kau ini!" Taehyung mendengus.

Keduanya sempat terdiam sejenak di saat Jimin memperhatikan sahabatnya tersebut yang terlihat sedikit pucat.

"Kenapa melihatku seperti itu?"

"Yang di punggungmu tadi, itu apa?"

"Aku kan sudah mengatakan sebelumnya bahwa ini adalah bekas dari pengambilan sempel sumsum tulangku."

"Tapi bagaimana caranya? Apa rasanya sakit?"

"Aku tidak tahu, karna sebelumnya mereka mengambilnya. Mereka membiusku dulu... Tapi saat aku terbangun, punggungku jadi sering sakit."

GOODBYE DAYS [Spring Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang