#1

2.3K 93 5
                                    

Kini, Franc sedang termenung di dekat jendela kamarnya, dan hanya seorang diri saja. Dan saat ini, ia sedang merasa gelisah, karena sedang memikirkan nasib kakaknya, yaitu Xandre, seorang Manusia Serigala. Namun tanpa ia sadari, Dervla sedang memperhatikannya dari ambang pintu, sambil mengerutkan dahinya.

"Kenapa Franc melamun? Apa ada sesuatu, yang sedang mengganggu pikirannya?" batin Dervla.

Karena penasaran, Dervla pun segera berjalan, menghampiri pria yang dicintainya itu, dan berdiri di sebelahnya, "Franc, kau baik-baik saja?" tanyanya, sambil memegang bahunya Franc.

Mendengar suara kekasihnya, membuat Franc jadi terkejut, dan tersadar dari lamunannya. Ia pun langsung menoleh ke arah Dervla, dan mengganggukkan kepalanya, "Ya, aku baik-baik saja" jawabnya, dengan datar.

Melihat raut wajahnya Franc, membuat Dervla kembali mengerutkan dahinya, dan berkata, "Kau yakin, kalau kau baik-baik saja? Wajahmu, terlihat murung, Franc. Dan tak biasanya, kau seperti ini".

Namun Franc malah menghela nafasnya dengan kasar, dan menundukkan kepalanya, "Sebenarnya, ada sesuatu, yang sedang mengganggu pikiranku" ucapnya.

"Apa? Katakan saja padaku, apa pun itu" ujar Dervla, tanpa melepaskan pandangannya, dari vampir, yang dicintainya itu.

"Kakakku tidak ada dalam wolf pack nya" ucap Franc, yang masih menundukkan kepalanya.

"Tidak ada? Maksudnya?" tanya Dervla, yang mulai terlihat bingung.

Tapi Franc malah kembali menghela nafasnya dengan kasar, dan berkata, "Dari penglihatanku, wolf packnya Xandre telah meninggalkan hutan itu, karena mereka tahu, di sana sudah tak aman lagi. Namun, aku tak melihat kakakku".

"Maksudmu, kakakmu tidak ikut bersama dengan mereka?" tanya Dervla, dan Franc langsung menjawabnya, dengan anggukkan. Dervla pun langsung menghela nafasnya dengan kasar, dan mengusap-usap bahunya Franc, seakan sedang mencoba, untuk menenangkannya. Dan kini, ia sudah tahu, apa penyebab Franc, menjadi mendadak murung seperti itu. Lalu ia berkata, "Aku tahu, bagaimana perasaanmu saat ini, kau pasti sangat mengkhawatirkan kakakmu, kan? Tapi percaya lah, kalau ia pasti baik-baik saja, dan bisa menjaga dirinya".

Dengan berat, Franc menghela nafasnya, dan kembali menundukkan kepalanya, "Aku tak ingin kehilangannya, untuk yang kedua kalinya. Dan aku sangat ingin, bisa bertemu dengannya lagi. Karena selama ini, kami tidak pernah bertemu sama sekali, meskipun kami berada, dalam satu wilayah, yang sama" ucapnya.

Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Dervla jadi merasa begitu kasihan, pada kekasihnya itu. Ia tahu benar, bagaimana rasanya kehilangan, seseorang yang sangat disayangi, karena ia sudah pernah merasakannya, saat ia kehilangan neneknya. Dan sebenarnya, Franc sudah pernah bertemu dengan Xandre sebelumnya, bahkan Xandre lah, yang menolongnya, saat ia sedang tak sadarkan diri, karena terbakar sinar matahari. Franc pun juga mengetahui hal tersebut, dari Rebecca, hanya saja ia tak sempat melihat kakaknya secara langsung, karena Xandre segera pergi, sebelum Franc sadarkan diri.

Dervla pun segera menarik Franc ke dalam pelukannya, dan mengusap-usap bahu pria, yang dicintainya itu, "Franc, kita kan belum tahu, bagaimana keadaan kakakmu, dan di mana keberadaannya. Jadi kau jangan, begitu khawatir seperti ini. Dan kuyakin, kakakmu pasti baik-baik saja" tuturnya.

Namun Franc hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa.

"Kau harus tetap tenang, Franc. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama-sama, dan aku akan tetap bersama denganmu" ujar Dervla, sambil menatap ke depan, dan terus mengusap-usap bahunya Franc.

Tapi Franc tetap diam saja, seakan mendadak jadi patung, setelah berada di dalam pelukan seorang gadis, yang sangat ia cintai. Namun di dalam hatinya, ia merasa jauh lebih tenang, dari sebelumnya, meskipun ia masih memikirkan nasib kakaknya, yang kini entah berada di mana.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang