#24

502 29 2
                                    

Perlahan, Dervla membuka kedua matanya, dan menoleh ke arah Franc. Dan dapat ia lihat, vampir yang ia cintai, tengah tertidur di sebelahnya, tanpa ada sehelai benang pun, yang menutupi tubuhnya, hanya sebuah selimut saja, yang mereka pakai, untuk menutupi tubuh polos mereka.

Sebuah senyuman pun, terukir di wajahnya Dervla, lalu ia meraih wajahnya Franc, dan mengusapnya dengan lembut, "Selamat beristirahat Franc, aku sangat mencintaimu" ucapnya.

Dan setelah itu, Dervla menyingkap selimut, yang menutupi tubuh telanjangnya, "Ternyata memang bukan mimpi. Aku dan Franc, benar-benar melakukannya" batinnya, yang kembali menyunggingkan senyuman.

Dan kemudian, ia bangkit dari tempat tidur dengan hati-hati, agar tidak mengganggu, tidurnya Franc. Lalu ia sedikit berjongkok, dan memunguti pakaiannya, yang tergeletak di lantai. Setelah selesai, ia pun langsung melangkah, menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri.




***************************




Franc pun menuruni anak tangga satu-persatu, untuk menuju lantai satu, rumah yang di tempatinya. Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat Dervla, yang tengah duduk di ruang keluarga, dan hanya seorang diri saja. Melihat vampir yang dicintainya itu, membuatnya jadi teringat, dengan suatu hal, yang tadi ia lakukan, bersama dengan Dervla.

"Aku tak menyangka, kalau pada akhirnya, aku dan dirinya, melakukan hal itu. Dan, cepat atau lambat, ia akan mengandung anakku" batinnya, sambil mengusap lehernya, dan menundukkan kepalanya.

"Hey Franc!" ujar Dervla, sehingga membuat Franc, langsung tersadar dari lamunannya.

Franc pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan tersenyum kikuk, "H-Hai Dervla" ucapnya, yang sedikit gugup.

"Kemarilah, Franc" ujar Dervla, sambil menatap Franc, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

Tanpa berkata apa-apa, Franc pun segera melanjutkan langkahnya, dan berjalan menghampiri Dervla. Lalu ia berdiri di dekat Dervla, sambil mengusap tengkuknya kembali.

Melihat Franc yang hanya diam saja, sambil terus berdiri, membuat Dervla menjadi bingung. Ia pun langsung menarik tangannya Franc, dan mengajaknya untuk duduk, di sebelahnya, "Kenapa diam saja? Duduklah" ucapnya, dengan senyuman yang masih terukir, di wajahnya.

"I-Iya" jawab Franc, dengan terbata-bata, dan duduk di sebelahnya Dervla. Lalu setelah itu, ia kembali terdia, sambil menundukkan kepalanya, sehingga membuat Dervla, jadi semakin bingung.

"Franc, kau baik-baik saja, kan?" ujar Dervla, sambil menatap Franc dari samping, dan mengerutkan dahinya.

"I-Iya, aku baik-baik saja" jawab Franc, yang lagi-lagi terbata-bata, dan tersenyum kikuk.

Melihat sikapnya Franc yang sedikit aneh, membuat Dervla jadi bertanya-tanya, pada dirinya sendiri. Lalu ia pun memegang bahunya Franc, dan berkata, "Franc, kau terlihat berbeda dari biasanya. Kau yakin, kalau kau baik-baik saja?".

Namun Franc hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan kembali tersenyum kikuk.

Dervla pun jadi semakin bingung, dan mengerutkan dahinya kembali, "Kau yakin? Kau terlihat. . . Sedikit gugup" ucapnya, tanpa melepaskan pandangannya, dari Franc.

Perlahan, Franc menoleh ke arah Dervla, dan menatapnya dengan dalam, "Sebenarnya, aku sedang merasa canggung padamu" ucapnya.

"Canggung? Canggung kenapa?" tanya Dervla, yang mulai terheran.

"Entah, tapi setelah kita melakukannya, aku jadi merasa sedikit canggung padamu" jawab Franc.

Mendengar jawabannya Franc, membuat Dervla langsung tertawa geli, dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Franc Franc, aku kira kau canggung kenapa" ucapnya, yang kemudian menoleh ke arah Franc, "Kenapa harus merasa canggung? Bukankah, saat ini kita sudah menjadi sepasang vampir? Bisa dibilang, kita adalah suami istri, walaupun tidak menikah" sambungnya, sambil menatap Franc, dan menggenggam tangannya.

Franc pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Kau benar juga, sayang. Seharusnya, aku tak perlu merasa canggung seperti tadi. Atau, itu karena sebelumnya, aku tak pernah melakukan hal itu. Dan jujur saja, aku sempat terkejut, saat kau mengatakan, kalau kau ingin kita melakukannya" tuturnya.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Dervla, setelah ia mendengar, apa yang baru saja Franc tuturkan, "Bisa jadi, karena aku pun, sempat merasa canggung, saat kita hendak melakukannya. Tapi sekarang, sudah tidak lagi, justru aku sedang merasa begitu senang, karena cepat atau lambat, kita akan memiliki seorang anak" ucapnya.

Franc pun kembali menyunggingkan senyuman, dan mengusap kepalanya Dervla, dengan lembut, "Aku juga merasa seperti itu, sayang. Dan, aku tidak sabar, menunggu buah hati kita, yang sebentar lagi, akan berada di dalam perutmu" ujarnya, yang kemudian mengusap perutnya Dervla, yang masih rata.

Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Dervla kembali menyunggingkan senyuman. Ia begitu senang, karena pada akhirnya, ia bertemu dengan cinta sejatinya, yaitu Franc. Dan selama ini, ia tak pernah merasa dicintai, seperti Franc mencintai dirinya. Ia dapat melihat, kalau cintanya Franc padanya, begitu besar. Hal tersebut dapat terlihat, dari sikap Franc padanya, bahkan ia tahu benar, kalau Franc begitu takut, kehilangan dirinya.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now