#47

239 27 0
                                    

Xandre langsung membuka kedua matanya, saat merasakan sinar matahari, yang mengusik tidurnya. Ia pun langsung mengedarkan pandangan ke sekitar, dan ia mendapati dirinya, yang kini tengah berada, di dalam hutan.

"Hutan? Kenapa aku bisa tertidur di sini?" batinnya, yang mulai merasa bingung. Lalu ia mencoba mengingat-ingat, apa yang terjadi padanya, tadi malam.

Dengan berat, ia menghela nafasnya, setelah berhasil mengingat, apa yang terjadi padanya, tadi malam. Lalu ia pun segera bangkit dari posisinya, dan memperhatikan ke sekitar, yang begitu sepi.

"Untung saja, tadi malam aku langsung berlari ke hutan. Dan dengan begitu, maka tidak ada satu pun, yang kulukai" batinnya.

Namun tiba-tiba, ia teringat dengan sesuatu, sehingga membuatnya, langsung membulatkan keduanya. Lalu ia pun langsung berjalan dengan cepat, dan keluar dari hutan itu.


10 menit kemudian. . .


Setelah 10 menit berjalan kaki, akhirnya Xandre tiba di dekat kastilnya Franc. Ia pun langsung melompat ke dinding kastil itu, dan memanjat ke atas, dengan begitu cepat.

Dan saat tiba, di salah satu jendela, ia langsung melompat ke dalam jendela itu, yang memanglah tidak tertutup. Kini, ia berada di dalam sebuah kamar, yang ada di kastilnya Franc. Lalu ia mengedarkan pandangannya, dan melihat Franc, yang sedang tertidur di dekatnya. Dan kamar itu, memanglah kamarnya Franc.

Xandre pun segera berjalan menghampiri Franc, dan berdiri di dekat tempat tidurnya. Lalu ia sedikit membungkukkan tubuhnya, ke arah Franc, dan menyunggingkan senyuman, "Franc, aku benar-benar minta maaf padamu, karena tadi malam, aku sudah bersikap kasar padamu. Sungguh, hal itu di luar kendaliku, karena aku sudah mulai kehilangan kesadaranku" ucapnya dengan suara yang pelan, sambil mengusap kepalanya Franc.

Clek. . .

Ia langsung menoleh, ketika mendengar suara pintu, yang dibuka dari luar. Dan dapat ia lihat, Dervla yang sedang berdiri, di depan sana.

"Xandre?" ucap Dervla, dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Lalu ia langsung berjalan menghampiri Xandre, dan berkata, "Xandre, kau baik-baik saja, kan? Tidak ada yang--"

Belum selesai Dervla berbicara, namun Xandre malah menaruh jari telunjuknya, pada bibirnya Dervla, sehingga membuat ucapannya vampir itu, jadi terpotong.

"Ssstt. . . Jangan berisik, nanti tidurnya Franc, jadi terusik" ucap Xandre, dengan suara yang begitu pelan, bahkan terdengar seperti sebuah bisikan. Dan kemudian, ia menarik tangannya Dervla, dan mengajaknya untuk keluar, dari kamarnya Franc.

Xandre pun terus saja menarik tangannya Dervla, dan berjalan menuruni anak tangga. Lalu setelah tiba, di lantai utama kastil, ia langsung menghentikan langkahnya, dan melepaskan cengkramannya, dari tangannya Dervla, "Maaf, aku jadi menarik tanganmu" ucapnya.

"Iya, tidak apa-apa, Xandre" ucap Dervla, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Apakah Franc baik-baik saja, ia tidak terluka sedikit pun, kan? Dan, tulang belakangnya tidak bermasalah, kan?" ujar Xandre, yang mulai menghujami Dervla, dengan pertanyaan-pertanyaan.

Dervla pun langsung terkekeh, dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Xandre Xandre, kau tenang dulu. Aku akan menjawab pertanyaanmu, satu-persatu" katanya.

Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Xandre menundukkan kepalanya, dan mengusap tengkuknya, "Ah, maafkan aku Dervla. Aku begitu khawatir pada Franc, dan juga aku merasa sangat bersalah, padanya" ucapnya.

Sebuah senyuman pun kembali terukir di wajahnya Dervla, lalu ia mengusap-usap bahunya Xandre, dan berkata, "Iya, aku mengerti. Dan kau tenang saja, karena adik semata wayangmu, tidak terluka sedikit pun. Tulang belakangnya, juga baik-baik saja".

Segera Xandre mengangkat kepalanya, dan mengerutkan dahinya, "Benarkah? Ia benar-benar tidak terluka sedikit pun?" tanyanya, yang yang terlihat tidak percaya.

Dengan senyuman yang masih mengembang di wajahnya, Dervla mengganggukkan kepala, dan berkata, "Iya, ia baik-baik saja, Xandre. Lalu bagaimana dengan dirimu? Apakah, kau baik-baik saja? Karena tadi malam, Franc begitu mengkhawatirkan dirimu. Ia begitu takut, suatu hal yang buruk, terjadi padamu".

Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Xandre dapat bernafas dengan lega, "Syukurlah. Aku juga baik-baik saja, karena tadi malam, aku langsung berlari ke hutan. Dan seingatku, aku hanya mengelilingi hutan saja, hingga akhirnya pagi pun tiba, lalu aku tak sadarkan diri. Lalu saat aku terbangun, aku tak melihat sedikit pun darah, pada kedua telapak tangan, dan juga sekitar mulutku. Maka itu artinya, tadi malam aku tidak membunuh, atau melukai siapa pun" tuturnya.

"Dan itu artinya, tadi malam tidak ada seorang pun, yang kau ubah menjadi seperti dirimu?" tanya Dervla.

"Benar. Karena aku juga tak ingin, terus-menerus melukai, atau membunuh para manusia. Apalagi jika merubah mereka, menjadi sepertu diriku" jawab Xandre, sambil menatap Dervla.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa.

"Oh ya, bagaimana perkembangan perutmu? Kulihat, semakin hari perutmu semakin membesar saja" ujar Xandre, yang beralih menatap perut buncitnya Dervla, dan mengusapnya dengan lembut.

Dervla pun langsung menyunggingkan senyuman, dan menatap perut buncitnya, "Seperti yang kau lihat, semakin hari perutku memang semakin membesar saja. Dan sepertinya, saat ini sudah memasuki usia 7 bulan" jawabnya.

"Oh ya? Itu artinya, sebentar lagi kau akan melahirkan?" tanya Xandre, sambil menatap Dervla.

"Benar, mungkin dalam waktu beberapa hari ke depan, aku akan melahirkan" jawab Dervla, dengan senyuman, yang masih terukir di wajahnya.

"Berarti, sebentar lagi aku akan mempunyai ponakan" ujar Xandre, yang kembali menatap perut buncitnya Dervla, dan mengusapnya.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan kembali menyunggingkan senyuman.














To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now