#36

311 27 0
                                    

Xandre yang menyadari hal tersebut pun, langsung menatap Franc dengan tajam, dan mencengkram bahunya Franc, dengan cukup kuat.

Count pun beralih menatap Franc dan Xandre, lalu ia kembali menyunggingkan senyuman, "Jangan takut, saya tidak akan merebutnya dari Anda, Franc. Karena saya tidak suka, merebut milik orang lain. Dan lagipula, saya tidak berniat, untuk mencari teman hidup lagi. Tapi, saya suka melihat reaksi Anda. Karena rupanya, Anda sangat mencintainya" ucapnya, yang kemudian menoleh, ke arah Dervla.

"Tahan amarahmu, apa kau lupa, kita sedang berhadapan dengan siapa?" bisik Xandre, pada Franc.

Dengan nafas yang masih terengah-engah, Franc pun mencoba untuk menahan amarahnya, dan memalingkan pandangan.

Lalu Count membalikkan tubuhnya, dan berjalan menuju jendela, yang berada di ruang makan itu, "Waktu Anna tinggal di sini, saya sudah pernah menceritakan padanya, kenapa saya bisa menjadi seorang Dracula. Namun sayangnya, itu hanya cerita bohong saja, yang sengaja saya buat, karena saya tahu, ia akan menanyakan hal tersebut, pada saya. Tapi dengan mudahnya, ia percaya begitu saja, dan merasa kasihan pada saya" tuturnya, dan disertai dengan senyuman mengerikan, yang kembali terukir, di wajahnya.

"Jadi, kau menjadi Dracula, bukan karena kutukan itu?" tanya Xandre, sambil menatap punggungnya Count.

Dengan senyum mengerikan, yang masih terukir di wajahnya, Count menoleh ke arah mereka bertiga, dan berkata, "Tentu saja bukan, itu hanya omong kosong belaka, yang sudah menyebar luas, di kalangan para makhluk kegelapan. Saya menjadi seorang Dracula, bukan karena kutukan, tapi karena suatu hal. Dan lagipula, sihir atau kutukan, tidak dapat mengubah seseorang, menjadi seorang vampir, meskipun sekuat apa pun, sihir atau kutukan itu".

"Dan kurasa, jika kau menjadi seorang Dracula karena kutukan, maka kau tidak akan menjadi sekejam, dan tak punya hati seperti ini" ujar Dervla, sehingga membuat Franc dan Xandre, langsung menoleh ke arahnya, "Ah maaf, aku tidak sengaja, mengatakan hal itu" sambungnya, sambil menundukkan kepalanya.

Namun lagi-lagi, Count malah menyunggingkan senyuman, yang mengerikan, dan membalikkan tubuhnya, "Rupanya Anda cukup pintar, Dervla. Andai saja, dulu Anda yang berada di posisinya Anna, dan menjadi tawanan saya, maka saya yakin, Anda tidak akan dengan mudahnya, tertipu dengan yang saya katakan" ucapnya.

"Maaf tuanku, aku tidak bermaksud mengatakan hal itu" ucap Dervla, yang masih menundukkan kepalanya.

Count pun segera berjalan menghampiri Dervla, dan berdiri di dekatnya, "Tidak apa-apa, Dervla. Anda tak perlu merasa bersalah seperti itu, karena yang Anda katakan, memanglah benar" ucapnya, sambil memegang bahunya Dervla, dan menatapnya dari jarak, yang begitu dekat. Lalu tak lama kemudian, ia membalikkan tubuhnya kembali, dan berkata, "Benar, jika saya menjadi seorang Dracula, karena kutukan yang saya ceritakan itu, maka saya tidak akan menjadi sekejam, dan tak punya hati, seperti sekarang ini".

Namun mereka bertiga hanya diam saja, sambil menatap punggungnya Count. Tapi tiba-tiba, terdengar suara lolongan serigala, dari lembah di bawah sana, sehingga membuat Dervla, Franc, dan Xandre sedikit terkejut.

"Begitu indah suara itu, bukan? Seperti alunan musik, dari sebuah orkestra" ujar Count, sambil menoleh ke arah mereka, dan menyunggingkan senyuman. Lalu ia kembali menatap ke arah jendela, dan berkata, "Sebenarnya, saya menjadi Dracula, sudah hampir dua ribu tahun, bukan sejak abad ke-18. Dulu, saya adalah seorang Raja, yang selalu ikut, dalam setiap peperangan. Dan setiap peperangan, selalu berhasil saya menangkan, sehingga orang-orang mengenal saya, sebagai seorang Raja, yang sangat hebat, karena tak pernah gagal, dalam berperang. Namun suatu hari, orang-orang di kerajaan saya, mendapat sebuah kabar, kalau saya telah mati, di dalam peperangan, dan berhasil dibunuh. Hal tersebut, membuat seluruh orang, di kerajaan begitu terkejut, dan sangat terpukul, termasuk kekasih saya. Bahkan, ia sampai bunuh diri, dengan cara melompat ke jurang, yang berada di dekat kastil ini. Saya yang baru pulang berperang pun, sangat terkejut, ketika mendapat kabar seperti itu, sehingga membuat saya begitu murka, dan menghabisi semua pelayan, yang ada di kastil ini, karena mereka tak mencoba, untuk menahan kekasih saya, agar ia tak bunuh diri. Semua orang yang ada di kastil ini pun, langsung melarikan diri, karena takut akan saya bunuh. Dan hingga akhirnya, saya menancapkan pedang, yang selalu saya gunakan untuk berperang, pada jantung saya, tapi sebelum saya mati, saya bersumpah akan hidup kembali, dan membalaskan dendam saya. Hingga akhirnya, saya dihidupkan kembali oleh iblis, namun dengan satu syarat, saya harus meminum darah, karena darah adalah kehidupan. Dan semenjak itu lah, saya menjadi seorang Dracula, dan juga makhluk kegelapan pertama, yang ada di dunia ini. Karena masa lalu yang begitu suram, menjadikan saya seorang makhluk yang begitu kejam, licik, dan tak mempunyai hati. Bahkan, saya tidak bisa lagi merasakan, yang namanya cinta, kasihan, rasa sayang. Saya benar-benar, sudah kehilangan semua rasa, dan tak bisa merasakannya lagi".














To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now