#5

693 50 1
                                    

"Kenapa kau merubahku menjadi seorang vampir?" tanya Dervla.

Franc pun menyunggingkan senyuman, dan meraih wajahnya Dervla, lalu ia menatap Dervla dengan dalam, dan berkata, "Sebenarnya, itu adalah sebuah kebetulan. Ya, bisa dibilang seperti itu. Karena waktu itu, aku tak sengaja melihatmu, yang sedang termenung di makam nenekmu. Dan saat itu, aku tak sengaja mendengar, saat kau mengatakan, kalau kau ingin menyusul nenekmu. Di saat itu lah, aku merasa, kalau kau sedang dalam keadaan, yang tidak baik. Dan saat kau beranjak pergi, dari makam nenekmu, aku mengikutimu, tanpa sepengetahuanmu, hingga sampai di rumahmu. Lalu besok malamnya, aku selalu memperhatikanmu, di dalam kamarmu, bahkan saat kau sedang tidur sekali pun. Ya, anggap saja, aku sengaja memata-mataimu. Dan setelah aku tahu, apa alasan, yang membuatmu ingin menyusul nenekmu, baru lah aku mempunyai niat, untuk merubahmu menjadi seperti diriku. Karena di dalam penglihatanku, aku melihatmu yang bunuh diri. Maka dari itu, aku berusaha untuk membelokkan, apa yang kulihat di penglihatanku itu. Dan untung saja, aku berhasil menyakinkanmu, sehingga kau mau, menjadi vampir".

"Tapi kenapa kau mempunyai niat, untuk merubahku, menjadi seorang vampir? Apakah kau tak takut, kalau nantinya, aku malah jadi pengkhianat? Maksudku, aku malah membuat dirimu menjadi bahaya. Bisa saja kan, aku melaporkan pada para pemburu vampir, kalau kalian tinggal di kastil itu. Atau, aku mengirimkan kabar burung, dari satu orang ke orang lain, hingga kabar itu, terdengar sampai pada telinga para pemburu vampir. Apakah, kau tak menakutkan hal tersebut?" ujar Dervla.

Namun Franc malah kembali menyunggingkan senyuman,  dan mengusap kepalanya Dervla, "Aku tak pernah menakutkan hal tersebut, karena aku yakin, kau tidak akan pernah melakukannya. Meskipun, Rebecca pernah khawatir, soal hal itu" katanya.

"Lalu bagaimana kau bisa melihat masa depan, dan mengetahui hal yang sedang terjadi, tanpa kau melihat, atau pun mendengarnya?" tanya Dervla.

Franc pun langsung beralih menatap langit, dan menghela nafasnya dengan kasar, "Aku pun juga tak tahu, kenapa aku bisa memiliki, kemampuan seperti itu. Karena saat aku masih menjadi manusia, aku tidak memiliki kemampuan tersebut. Namun setelah aku menjadi seorang vampir, tiba-tiba saja, aku memiliki kemampuan itu. Setelah aku bertanya-tanya pada para vampir senior, katanya, itu adalah salah satu kemampuan, yang kudapatkan, setelah menjadi seorang vampir. Dan mereka juga mengatakan, kalau tidak semua manusia yang berubah menjadi vampir, bisa mendapat suatu kemampuan" tuturnya.

"Apa termasuk diriku? Karena sampai saat ini, aku tidak mengetahui, kemampuan apa yang kumiliki" ucap Dervla, sehingga membuat Franc, langsung menoleh ke arahnya.

"Aku juga tidak tahu, tapi bisa saja, kemampuanmu belum muncul" ujar Franc, sambil menatap Dervla dari samping.

"Baiklah, itu tidak masalah. Karena bagiku, bisa selalu bersama-sama denganmu saja, sudah lebih dari cukup" ucap Dervla, sambil menatap ke arah langit.

Mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan, membuat sebuah senyuman, kembali terukir di wajahnya Franc. Sungguh, ia merasa begitu beruntung, karena dapat bertemu dengan Dervla, meskipun ia tak pernah melihat pertemuannya dengan Dervla, di dalam penglihatan, yang didapatnya. Dan Franc berpikir, kalau itu adalah sebuah takdir, takdir yang sengaja mempertemukannya, dengan gadis, yang sangat dicintainya itu.

Lalu Franc segera memeluk Dervla dari samping, dan memejamkan kedua matanya, "Jika aku tak bisa bertemu lagi dengan Xandre, maka tidak apa-apa, asalkan aku bisa terus selalu bersama denganmu, Dervla. Karena kau begitu penting untukku, dan aku tak ingin kehilanganmu. Kau seperti memberikanku, sebuah warna baru, dalam hidup kedua ku ini. Bahkan, saat berada di dekatmu, aku merasa bisa melewati setiap rintangan, yang akan kuhadapi. Kau bagaikan penguatku, Dervla" batinnya.














To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang