#61

195 19 0
                                    

Sebuah senyuman yang mengerikan pun, kembali terukir di wajahnya Dervla, segera ia berjalan menghampiri pria itu, dan menatapnya dengan tatapan, yang susah dimengerti.

Melihat Dervla yang berjalan menghampirinya, membuat pria itu segera berjalan mundur, dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kumohon, jangan lukai aku" katanya.

Namun Dervla terus saja berjalan menghampirinya, tanpa menghiraukannya sedikit pun.

Mengetahui kalau Dervla tak menghiraukannya, membuat pria itu langsung membalikkan tubuhnya, dan berjalan menuruni anak tangga, dengan tergesa-gesa, "Tidak, aku tidak percaya dengan yang kulihat. Makhluk apakah itu?" ucapnya.

Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat Dervla, yang sudah berada di depannya. Melihat hal tersebut, membuatnya begitu terkejut, dan membulatkan kedua matanya, "Tolong, kumohon jangan lukai aku. Karena aku masih ingin hidup" ucapnya, sambil menatap Dervla, dengan tatapan memohon.

Dervla pun kembali mengukirkan senyuman yang mengerikan, dan mencengkram leher pria itu, dengan satu tangannya, "Tenanglah, aku tak akan menyakiti, atau melukaimu sedikitpun" katanya.

Tapi pria itu hanya menggelengkan kepalanya saja, dan menatap Dervla, penuh dengan ketakutan, seakan sedang melihat hantu.

Lalu Dervla pun mengarahkan tangannya yang lain, di depan wajah pria itu, sehingga membuat pria itu, menjadi bingung, "Sekarang, pejamkan kedua matamu rapat-rapat, dan jangan membukanya, sebelum aku menyuruhnya. Dan, jangan berteriak, saat kau merasakan sesuatu" ucapnya.

Segera pria itu mengganggukkan kepalanya, tanpa mengatakan apa-apa. Dan perlahan, ia memejamkan kedua matanya, sesuai dengan perintahnya Dervla.

Melihat hal tersebut, lagi-lagi membuat Dervla, mengukirkan sebuah senyuman, yang mengerikan. Lalu ia segera melepaskan cengkramannya, pada leher pria itu, dan mendekatkan wajahnya.

Dan tanpa mengatakan apa-apa, Dervla pun langsung membuka mulutnya, dan menancapkan gigi-giginya yang tajam, pada leher pria itu. Lalu ia mulai menggigitnya, sehingga membuat darah segar, langsung mengalir keluar. Namun pria itu tak berteriak sedikitpun, dan tetap tenang, dengan kedua matanya, yang masih ia pejamkan. Seolah, tak ada yang terjadi, pada dirinya. Dan hal tersebut, karena ia sedang dalam pengaruh, hipnotisnya Dervla.

Merasakan darah segar yang mengalir keluar, membuat Dervla segera menghisapnya, dan memejamkan kedua matanya.

Namun tiba-tiba, ia teringat saat dirinya dan Franc, sedang berburu mangsa bersama. Mengingat hal tersebut, membuat Dervla menghisap darah pria itu, dengan semakin kuat, dan disertai dengan air mata, yang mulai mengalir di pipinya.

Tak lama kemudian, ia melepaskan gigitannya, dari leher pria itu. Lalu ia sedikit menjauhkan wajahnya, dan menatap pria itu, yang masih memejamkan kedua matanya.

Tapi tiba-tiba, Dervla teringat dengan sesuatu. Segera ia merogoh saku celananya, dan mengambil sesuatu.

"Hampir saja aku lupa" ucapnya, sambil mengeluarkan sebuah botol susu kosong, yang memang sengaja ia bawa. Dan botol susu tersebut, adalah miliknya Draven.

Lalu ia pun segera merebahkan tubuh pria itu di lantai, dengan hati-hati. Kemudian, ia membuka tutup botol susu, dan menaruhnya, di dekat tubuh pria itu.

"Maaf ya, kau dan adikmu, harus menjadi mangsaku, malam ini" ucapnya, sambil mengangat tangan kanan pria itu. Lalu ia segera menancapkan kukunya yang tajam, pada tangan pria itu, dan merobeknya sedikit, sehingga membuat darah segar, langsung mengalir keluar.

Melihat hal tersebut, membuat Dervla buru-buru mengambil botol susu miliknya Draven, dan menaruhnya di bawah tangan pria itu, sehingga membuat darah segar, langsung menetes, ke dalam botol susu tersebut.

"Franc, kau harus melihat ini. Sekarang, aku telah menjadi seorang Tueur de Vampire, seperti dirimu dulu. Dan andai saja, saat ini kau ada di sini, pasti kau akan begitu senang, melihat perubahkanku ini" batinnya, sambil menatap darah pria itu, yang terus saja menetes, ke dalam botol susu.




***********************




Rebecca langsung memperhatikan ke sekitar, saat ia tiba di sebuah kamar, yang merupakan kamarnya Franc.

"Ternyata, tidak ada yang menjaganya" ucapnya, sambil menyunggingkan seringaian, dan menoleh ke arah tengkoraknya Franc, yang berada di atas kasur.

Melihat hal tersebut, membuatnya tersenyum senang, dan berjalan menuju tempat tidurnya Franc.

"Franc Franc, kasihan sekali dirimu, harus menjadi seperti ini. Andai saja, dulu kau mau menerima cintaku, maka saat ini, kau tidak akan menjadi, seperti ini" ucapnya, sambil mengusap kepalanya Franc, yang telah menjadi tengkorak.

"Kau tahu? Aku sangat mencintaimu Franc, dan begitu menginginkan dirimu. Tapi kau malah terus-menerus menolakku, dan lebih memilih, untuk menjadikan vampir baru itu, sebagai pasanganmu" ucapnya, yang terus saja mengusap kepalanya Franc, "Dan sekarang, aku akan membawamu pergi dari sini, agar tidak ada satupun, yang bisa menghidupkanmu kembali. Karena aku tak ingin, kau dimiliki oleh wanita lain, terutama vampir baru itu" sambungnya.

"Rebecca?"

Ia pun langsung terkejut, saat ada seseorang, yang memanggil namanya. Dan dapat ia lihat, Xandre yang baru saja datang.

"Jauhkan tangan kotormu itu, dari adikku! Dan jangan pernah, kau menyentuhnya lagi, karena aku tidak akan pernah rela!" ucap Xandre, dengan nada bicara yang tinggi, sambil berjalan menghampiri Rebecca.

Segera Rebecca bangkit dari tepi tempat tidur, dan mengarahkan satu tangannya, pada Xandre, "Jangan mendekat!" ucapnya, sehingga membuat Xandre, langsung menghentikan langkahnya, "Aku tidak ingin dekat-dekat, dengan binatang menjijikkan seperti dirimu" sambungnya, sambil memalingkan pandangannya, dari Xandre.

Mendengar apa yang baru saja Rebecca katakan, membuat Xandre mendengus kesal, dan melipat kedua tangannya, di dada, "Ada keperluan apa, kau datang ke sini lagi?" tanyanya dengan datar.

"Aku datang ke sini, ingin menemui Franc, dan membawanya pergi. Agar tidak ada satupun, yang menghidupkannya kembali" jawab Rebecca, tanpa menoleh ke arah Xandre.

Kedua matanya Xandre pun langsung membelalak, setelah mendengar, apa yang baru saja Rebecca katakan, "Dasar gila! Aku tidak akan membiarkanmu, untuk membawanya pergi, dari sini" ucapnya, sambil berjalan menghampiri tengkoraknya Franc, dan duduk di tepi tempat tidur.

"Mau kau mengizinkannya atau tidak, aku akan tetap membawanya pergi, karena ia adalah milikku" ujar Rebecca, sambil melipat kedua tangannya di dada, dan memutar bola matanya.

Mendengar apa yang baru saja Rebecca katakan, membuat Xandre jadi semakin geram. Ia pun langsung bangkit dari tempat tidur, dan berubah menjadi seekor serigala. Lalu ia segera menerkam Rebecca, dan mendorongnya keluar jendela, sehingga membuat mereka, langsung terjatuh ke bawah.

Bhuk. . .

Mereka pun terjatuh ke tanah, dengan posisi Xandre, yang berada di atasnya Rebecca.

"Sialan! Gara-gara kau--"

Belum selesai Rebecca berbicara, namun Xandre malah mengigit dagunya dan mengoyaknya, sehingga membuat vampir itu, langsung berteriak kesakitan.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now